Chan membawa sebuket bunga mawar merah besar untuk Minho sebagai salam perpisahan. Hari ini dirinya berencana untuk meninggalkan bumi dan kembali ke kayangan sebagai seorang dewa. Sebenarnya agak sedih, tapi benar kata Lino malam itu.
Ketika membuka pintu apartemen, dirinya langsung disambut dengan sebuah pelukan hangat dari si manis itu. Chan tersenyum merasakan tubuh mungil Minho memeluk dirinya.
"Kau ke mana saja aku merindukan mu" kata Minho dengan wajah cemberut nan manjanya. Chan mencium bibir Minho sekilas kemudian memberikan buket bunga mawar besar itu.
"Kenapa tiba-tiba?" Tanya si manis kembali. Chan menggeleng dan memegang bahu Minho yang indah. Mata Chan tersenyum melihat Minho memakai pakaian yang baru dia berikan sebagai hadiah.
"Bagus sekali sangat indah di tubuh mu" kata Chan menatap tiap lekuk tubuh indah kekasih manusianya itu. Minho tersenyum kini sembari mengalungkan kedua tangannya di leher Chan."Kenapa Chan? Kau seperti ingin pergi jauh" katanya. Chan terkekeh, tapi dia mengangguk menjawab apa yang dikatakan Minho.
"Aku akan kembali ke kayangan sebagai seorang dewa, jadi aku ingin memberikan hadiah ini sebagai salam perpisahan dengan mu. Karena kau aku bisa berubah dan sadar akan sesuatu" katanya. Minho bukannya sedih malam dia tertawa, Chan memang aneh. Tapi untung saja dia kaya.
"Ke kayangan ya? Baiklah apa aku boleh ikut?" Tanya Minho. Chan tersenyum perlahan lalu mengangguk. Keduanya pun kini berciuman. Suara kecapan terdengar dari bibir mereka yang beradu. Minho dengan semangat sampai memegang wajah Chan untuk memimpin ciuman mereka.
"Boleh. Karena kau pun harus ikut dengan ku Lino" batin Chan sembari menusukan sebuah belati tepat di punggung belakang pria manis itu. Minho sontak menyemburkan darah di mulutnya. Kedua tangan yang memegang wajah Chan kian melepas.
"Chan ahh kenapa kau..." kata Minho, Chan hanya tersenyum sembari membawa tubuh mungil Minho ke pelukannya. Minho semakin merasakan belati itu ditekan menusuk ke jantungnya. Setelah itu pandangannya menghitam dan dirinya menghembuskan napas terakhir di pelukan sang kekasih.
"Kau harus ikut apapun yang terjadi Lino, hukuman mu sudah selesai sampai di sini" katanya sembari memeluk tubuh yang kini sudah tak bernyawa tersebut.
______
Lino menangis sembari menyusuri tempat aneh itu. Matanya tak bisa melihat apapun kecuali kabut yang sangat tebal. Entah apa yang terjadi, tapi ini sangat aneh menurutnya. Tubuhnya kian bergetar hebat, apalagi tiba-tiba dia mendengar suara bayi yang menangis.
"Aku di mana hiks?" Gumamnya ketakutan. Tiba-tiba sosok pria yang sangat dia kenal muncul di hadapan Lino. Pria itu sudah memakai pakaian kebesaran miliknya mengulurkan tangannya pada Lino.
"Ayo pulang! Hukuman mu sudah berakhir" katanya. Di saat itupun dia sadar jika mungkin Chan sudah melakukan sesuatu padanya. Dengan cepat dia menepis tangan pria itu kuat-kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
KARMA [ Banginho ]
FanficDewa perang. Orang menyebutnya dengan panggilan demikian. Seorang pria gagah yang terlahir dari dua dewa dan dewi Agung di kayangan. Dewa perkasa yang akan melanjutkan dinasti selanjutnya. Tak heran jika orang-orang selalu mendambakan dirinya. Tapi...