11

180 72 10
                                    

Kuputuskan untuk
mengistiqomahkan nama itu, kupanjatkan doa di sepertiga
malamku diatas sajadah, kuperkenalkan dia
padamu, tangan mengadahkan doa yang terbaik untuk dia

“Oh pantas saja”
Hana sedikit terkejut dan gugup, namun dengan cepat ia bisa kembali menguasai dirinya. Dosennya memang merekomendasikan dirinya pada divisi keuangan agar ia dapat meningkatkan kemampuannya di bidang itu.

"Iya alhamdulillah Pak, saya
Hana Dalilatul Inayah, mohon
bimbingannya pak," sahut Hana sopan sambil sedikit membungkukkan badan dan menangkupkan kedua tangannya di depan dada.

Pak Arifin hanya tersenyum, sesaat kemudian pintu lift terbuka, pria itu keluar terlebih dahulu disusul Hana yang mengekor di belakangnya. Kemudian Hana masuk ke dalam ruangan dengan gugup ia akan segera bertemu dengan orang-orang yang akan bekerja dengannya selama beberapa bulan ke depan setelah sebelumnya ia mendapat
pengarahan dari sang manajer, Pak Arifin. Ia harap mereka akan menerimanya dengan baik.

"Assalamualaikum, " sapanya yang
membuat beberapa orang dalam
ruangan itu menoleh ke arahnya.

"Wa'alaikumussalam," jawab mereka serempak lalu mulai memperhatikan penampilan Hana, gadis itu nampak cantik dan elegan hari ini, tentu saja dengan hijab syar'inya.

"Oh hai, Anak baru ya? " tanya seorang laki-laki yang berjalan ke arahnya.

"Iya pak, nama saya Hana” 

"Aku Andre," jawab laki-laki itu sambil mengulurkan tangan kanannya, Hana memandang ragu dan kemudian membalas dengan menangkupkan tangannya di depan dada.

"Hahaha, malu Far? Genit sih! Gak bisa ngeliat yang bening dikit," ucap laki-laki lain yang membuat Andre tersenyum malu hingga menggaruk kepala belakangnya yang tidak gatal.

"Saya Rian," tambahnya yang dibalas dengan senyuman oleh Hana

"Aku Shela," sahut wanita yang
masih duduk di kursinya, tanpa berdiri.

“Salam kenal Pak Andre, Pak Rian, Bu Shela. Mohon bimbingannya ya," balas Hana sopan, dengan menampilkan senyum manisnya.

“jangan panggil gitu ah, kita jadi merasa tua manggil mas mbak aja!" ujar Rian sambil terus menyunggingkan senyumnya, membuat Hana mengangguk dan segera menuju ke mejanya yang terletak di sebelah Shela.

"Hana baru lulus kuliah?" tanya
Shela sesaat setelah Hana
mendudukkan dirinya di kursinya.

"Tinggal nunggu wisuda beberapa
bulan lagi Mbak." Timpal Hana, dengan senyum khasnya.

"Oh gitu. Sudah punya pasangan?"
Hana temenung mendengar pertanyaan Shela, dia harus jawab apa?

"Pasangan, pasangan seperti apa mbak?" Tanya Hana bingung atas pertanyaan dari Shela.

“pacar maksudku.” Perjelas Shela, membuat  Hana menghela nafas panjang.

"Nggak punya mbak," jawab Hana
mantap, tanpa ragu sedikitpun.

“Um, keliatan sih soalnya kamu sholehah!" tambah Shela membuat Hana tersenyum malu.

"Kamu hati-hati ya, jangan sampai
kejerat rayuan maut Mr. Andre,"
ujar Shela sengaja mengeraskan
suaranya.

"Shel, jangan meracuni pikiran Hana yang masih polos deh! " Cemooh Andre tak terima.

"Lah, padahal emang bener kan?" Ungkap Shela, hingga membuat
Hana hanya terkekeh pelan mendengar perdebatan mereka.

"Masya Allah ketawanya," kali ini giliran Rian yang bersuara

"Kenapa Den?" tanya Shela dan
Andre kompak, setelah mendengar pujian dari Rian.

Hana;N (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang