Ketika aku menjatuhkan hatiku
padamu sekali lagi, aku lupa untuk menyiapkan diri Pada deretan rasa patah hati yang sudah berbaris rapi di depan sana.Hanan memasuki mall dengan
langkah santai sembari tersenyum
kecil karena sebentar lagi ia akan
bertemu dengan Hana, ada sebuah
perasaan baru yang kembali ia
rasakan setelah beberapa tahun
terakhir. Ia melirik arloji di tangan
kirinya masih kurang lima belas
menit lagi untuk menuju pukul empat sore, waktu ia dan Hana berjanji akan bertemu.la merogoh ponsel di saku celananya bermaksud akan menghubungi Hana, siapa tau gadis itu sudah tiba disana. Baru saja ia akan menelepon namun sebuah suara yang tak asing memanggil namanya lirih.
"Hanan?" ujar gadis itu pelan, nyaris tak terdengar hingga pemilik nama mendongak dan kedua matanya langsung berhadapan dengan wajah seorang yang tak asing
baginya. Wajah yang sudah dua
tahun ini tidak ditemuinya, wajah
yang masih seringkali memenuhi
pikirannya, senyuman itu pun masih sama manisnya, yang kini mampu membuat ia terpaku di tempatnya."Anes." Sudah sepuluh menit dua sejoli itu terdiam, yang kini duduk
berhadapan di kursi restoran itu, tidak ada yang berniat memulai percakapan. Hanan melirik gadis di depannya yang kini telah merubah penampilannya lebih tertutup, membuat gadis itu terlihat lebih anggun."Bagaimana kabar kamu? " tanya
Anes sembari memainkan tangannya di ujung sedotan
minuman yang Hanan pesankan
untuknya, ternyata laki-laki itu masih ingat dengan minuman kesukaannya."Alhamdulillah aku baik, bagaimana denganmu?" Tanya Hanan, membuat Anes tersenyum miring, Hanan masih bisa bertanya keadaannya?
"Tidak lagi ada kata baik, sejak kamu mengkhianatiku dengan menikahi wanita lain " sinis Anes, hingga Hanan menunduk dalam ia bisa merasakan kehancuran dari suara gadis di hadapannya.
" Maaf " lirih Hanan.
"Maaf? Hanya itu yang bisa kamu
berikan kepadaku? " ujar Anes
emosi, suaranya sedikit bergetar karena bercampur dengan tangis
yang sudah tidak dapat dibendung."Kamu lupa? Kita pernah berjanji untuk saling menunggu Han, aku
membuktikannya! Aku menolak semua cinta yang datang padaku
karena siapa? Karena kamu!
Dan apa hasilnya? Kamu malah
mengkhianati janji itu!" Rintih Anes, sesekali mengusap air yang kini telah membasahi wajah manisnya."Maaf, tapi aku benar-benar tidak bisa menolak perjodohan itu demi Papaku, aku sudah menghubungi kamu lebih dari seratus kali. Berharap kamu datang sehingga aku punya alasan untuk menolak, tapi apa? sepertinya kamu terlalu sibuk sehingga tidak punya waktu untuk menghubungiku bahkan hanya untuk semnenit saja,"
Ringis Hanan menarik nafas, mencoba mengendalikan emosi yang bergejolak di dadanya."Sudah dua tahun Nes, dua tahun dan kamu tak pernah memberi kabar padaku." Sambungnya, masih dengan rasa emosinya.
Mendengar itu tangis Anes semakin pecah, jadi ini semua karena kesalahannya? Hanan sudah memperjuangkannya dan dia yang menyia-nyiakan perjuangan itu? Dadanya terasa begitu nyeri dengan fakta yang baru diketahuinya. Dua tahun ini ia memang sangat sibuk dengan karirnya sebagai pramugari
di salah satu maskapai terbaik di
negeri ini, jam terbang yang begitu
padat membuatnya tidak memiliki
waktu bersantai dan kesempatan
untuk menghubungi Hanan. Meskipun begitu mereka telah memutuskan hubungan mereka tiga tahun lalu, tapi mereka masih berjanji untuk saling menunggu hingga mereka terikat pada hubungan yang halal, pernikahan. Saat ini ia sudah berada di puncak karirnya, waktu berlibur selama tiga bulan yang diberikan pihak manajemen maskapai tempatnya bekerja akan ia gunakan untuk kembali merajut hubungan dengan Hanan, meminta laki-laki itu untuk segera menikahinya. Tapi kenyataan yang ia dapat sungguh mengiris hatinya, sang pujaan hati telah menikah tapi bukan dengan dirinya. Membuat bayangan-bayangan tentang indahnya rumah tangga yang akan ia arungi bersama laki-laki itu lenyap begitu saja.
![](https://img.wattpad.com/cover/369990338-288-k338883.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hana;N (TERBIT)
Genç KurguMenceritakan prihal Hana yang menaruh harapan besar kepada sosok pemuda dengan tubuh tinggi yang kemudian menjadi jodohnya sendiri. "Abi, Ummi?" Tanya Hana bingung, ketika melihat pemuda yang bertahun-tahun ia coba lupakan, kini tepat berada di hada...