16

75 37 8
                                    

"Aku sih, penasaran sudah sejauh mana hubungan perselingkuhan mereka Kak Hanan udah berani bohong sama kamu loh, Na " Decak Nisa, berapi-api mengingat kejadian di pusat perbelanjaan tadi.

" Dia gak bohong Nis, Kak Hanan
emang ada urusan sama dia."

" Tau dari mana kamu? Kamu jadi
cewek jangan terlalu percaya lah
sama omongan cowok, omongan
cowok itu jarang bisa dipercaya "
sungut Nisa, yang sudah terlanjur kesal.

" Ya Allah mulutnya, disini ada
cowok juga kali Nis " ujar Iqbaal
yang merasa risih dengan perkataan Nisa.

"Oh. situ cowok ya mas, maaf baru
tau." Ucap Nisa membuat Iqbaal mendelik mendengar kata-kata yang mengarah kepada hinaan yang diucapkan dengan begitu santai oleh seorang Nisa, hampir saja tangannya mendarat di kepala gadis itu jika saja Hana tidak berdehem untuk menghentikan aksinya.

"Udah lah, jangan berantem terus.
Kasian cafe orang nanti gak
barokah" tegur Hana, memang
saat ini ketiga orang itu memang
sedang berada di cafe langganan
mereka, setelah bertemu dengan
Hanan di pusat perbelanjaan tadi,
Iqbaal mengajak mereka untuk
makan siang di cafe yang berada
tidak jauh dari sana.

"Hari ini kamu selamat Nis, awas
aja lain kali gitu lagi " ancam Iqbaal yang masih setia dengan wajah kesalnya.

"Santai lah mas, marah-marah mulu PMS ya?" Ledek Nisaa, yang lali ini membuat Iqbaal benar-benar dibuat kesal karena gadis itu, Hana yang melihat Iqbaal yang mulai emosi segera mengambil langkah.

"Bal istighfar ih, kamu juga Nis jangan buat Iqbaal emosi terus."
tengah Hana, membuat keduanya terdiam sejenak.

"maaf ya Bal, bercanda kok" ucap Nisa kemudian dengan cengiran kuda khasnya.

"Candaan yang berfaedah sekali" sinis Iqbaal, mereka memang selalu begitu ketika ketiga orang itu bersama. Ada-ada saja hal kecil yang mereka perebutkan, tapi bukankah hal-hal kecil itu yang semakin menambah indahnya persahabatan?

"Ayo, makan!" Ajak Hana semangat saat pesanan mereka datang, Nisa memandang makanan di hadapannya lalu tiba-tiba ia tersenyum saat sebuah ide terlintas di pikirannya.

" Na sepertinya kamu harus
melakukan sesuatu supaya Kak Hanan gak berpaling ke wanita ular itu" Saran Nisa, membuat Hana tersedak saat mendengar ucapan Nisa yang tiba-tiba, kemudian Iqbaal segera mengulurkan minuman kepada Hana yang dibalas dengan ucapan terima kasih oleh gadis itu.

"Melakukan sesuatu? Aku harus
ngapain? " tanyanya sambil
mengusap sudut bibirnya dengan
tissue.

"Um, aku pernah denger seorang
suami itu akan jatuh cinta
berkali-kali kalau udah makan
masakan istrinya, kamu pernah
masakin Kak Hanan? " Jawab Nisa, yang di selipkan rasa penasaran.

"Ya tiap hari lah Nis " Cecar Hana,
Iqbaal yang sedari tadi diam dapat
merasakan hatinya tersayat saat
ini. Beruntung sekali laki-laki itu
bisa merasakan masakan Hana
setiap hari, andai saja. Lalu setelahnya ia segera menepis pikirannya yang mulai berangan-angan.

"Kali ini yang lebih spesial, makanan kesukaan Kak Hanan Na!." saran Nisa yang di angguki oleh Hana tanda mengerti

"Tapi makanan kesukaannya Kak
Hanan apa ya Nis? " ucap Hana diiringi sedikit kekehan, jujur saja ia sama sekali tidak tau apa makanan kesukaan sang suami.

"Aku kan cuma nanya Nis kenapa malah kam jitak." Sambung Hana, setelah mendapat pukulan pelan di kepalanya.

" Ya lagian kamu juga aneh, yang
istrinya Kak Hanan itu siapa? Kenapa malah tanya sama aku "
Hana mendengus sebal, ia memang istri Hanan tapi kan Nisa tau bagaimana hubungannya dengan Hanan. Mana sempat ia menanyakan makanan kesukaan laki-laki itu tapi ia juga salah, mana ada istri yang tidak pernah memasak makanan kesukaan suaminya. Ia tersenyum sumringah atau ide Nisa bagus juga, sedangkan Nisa kini menatap Iqbaal yang mulai murung ia tahu ia salah memberi ide kepada Hana untuk memperbaiki hubungan gadis itu dengan suaminya, di hadapan laki-laki yang juga menaruh hati pada sahabatnya itu. 

Hana;N (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang