24

94 30 11
                                    

"Kak.” panggil Hana setelah berdiri di hadapan Hanan, membuat Hanan mendongakkan kepalanya dan mengamati penampilan Hana dari atas hingga bawah.

"Cantik," pujinya tanpa sadar, ya
walaupun hanya diucapkan dalam
hati. “Mau kemana?” tanyanya
kemudian.

"Hana mau menginap di rumah
Ummi ya? Abi lagi dinas di luar kota, kasian Ummi sendirian di rumah. Boleh kan?.” Tanya Hana membuat Hanan nampak berpikir sejenak. Jika Hana menginap, berarti ia harus sendiri malam ini lebih parahnya lagi ia tidak bisa menjalankan aktivitas barunya,
mengamati wajah cantik istrinya
tertidur. Ah tidak-tidak Hanan harus memutar otaknya intinya ia harus ikut kemanapun Hana berada.

"Boleh, tapi aku ikut ya?" Pinta Hanan membuat gadis di depannya mengernyit heran, untuk apa Hanan harus ikut bersamanya?

"Kenapa ikut kak? Kak Hanan takut sendirian?“ tanya Hana sembari tersenyum mengejek.

“Ya, takut merindukan kamu!,.” Jawab Hanan di dalam hati.

"Takut, Takut sama siapa?”

"Sama hantu?” Kekeh Hana hingga

Hanan tergelak, bukan hanya karena jawaban Hana namun ekspresi Hana saat mengucapkannya yang terlihat
sangat menggemaskan.

"Ngapain aku takut sama hantu yang sebenarnya adalah jelmaan dari para jin yang sifatnya hanya sebuah makhluk yang lemah dan tidak lebih pandai dari manusia, jika manusia menampakkan
kelemahannya, mereka akan semakin senang untuk menggoda manusia." Terang Hanan, sembari mematikan tv yang sedari tadi ia nyalakan.

“Tapi kenapa sejak dulu bahkan
sampai zaman sekarang pun banyak orang-orang yang memilih untuk bersekutu dengan mereka ya kak?”

"Nah itu kesalahan yang banyak yang dilakukan manusia, meminta pertolongan pada makhluk yang
sebenarnya tidak bisa memberikan apapun untuk mereka. Bahkan banyak orang-orang berlabel ustadz, kyai, wali yang bersekutu dengan mereka. Kemampuannya bisa bermacam-macam, ada yang bisa menyembuhkan orang sakit, menerawang, kebal senjata tajam.
Memang benar, pasiennya disuruh
melakukan amalan-amalan seperti
wirid, puasa, membaca ayat Al-Qur'an dan sebagainya. Tapi penyimpangannya, amalan-amalan itu dilakukan dengan cara yang tidak pernah dicontohkan Rasulullah SAW dan diiringi dengan amalan lain seperti mandi air kembang di tengah malam-malam tertentu, menyimpan rajah (jimat ) memotong ayam hitam serta amalan aneh lain yang sifatnya
adalah untuk melakukan pemujaan terhadap setan. Allahul musta'an.“

"Dan sesungguhnya ada beberapa
orang laki-laki dari kalangan manusia yang meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki dari jin, tetapi mereka (jin) menjadikan mereka (manusia) bertambah sesat - QS Al-Jinn (6).” Sambung Hanan, Hana yang mendengar penuturan Hanan terpana ia tersenyum dan menmbenHanann setiap kata yang terucap dari bibir suaminya.
Ah kalau Hanan begini jadi makin
sayang.

“Ngapain senyum-senyum?” Ucap Hanan cepat setelah memperhatikan Hana yang tersenyum sangat manis, membuat ia tak mampu berkata-kata.

"Emang gak boleh? Hana hanya merasa baru saja mendengar ceramah dari ustadz kondang. Luar biasa penjelasan Anda, Pak Ustadz.” Ujar Hana sembari memberikan tepuk tangan, membuat Hanan tersenyum malu lalu mengusap kepala belakangnya yang sebenarnya tak ada apa-apa.

"Kalau aku ustaz, kamu mau jadi
ustadzahnya ya?”tanya Hanan sambil menaik turunkan alisnya, untuk balas menggoda Hana.

"E–enggak, ilmu Hana masih sedikit, Ini kak Hanan jadi ikut apa enggak? Atau Hana sendiri aja ya?“ jawab Hana cepat, untuk menghilangkan rasa gugupnya yang berlebihan bahkan wajahnya kini mulai menampakkan semburat merah.

"Tunggu! Aku ganti baju lima menit,“ ujar Hanan berlalu meninggalkan Hana yang memilih duduk di teras sembari menunggu Hana, hanya menunggu beberapa menit Hanan telah siap dengan pakaian casualnya.

Hana;N (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang