20

144 37 15
                                    

Melihat orang yang berdiri di
hadapannya, dengan segera Hana
menghapus air mata yang masih
mengalir di pipinya.

"P–pak Bos?" Ujar Hana, terbata-bata sembari mengusap sisa air matanya.

" Kamu kenapa? Ngapain nangis di
pinggir jalan?” Tanya Wahyu, yang terlihat sangat khawatir pada gadis itu.

"Ah itu, nggak kok siapa juga yang nangis " gumam Hana. Tentu saja
sekuat apapun ia mengelak, Wahyu tidak akan mempercayainya mengingat wajahnya yang akan selalu memerah setelah menangis. Ia jadi menyesal sudah menangis di tempat yang tidak tepat dan kenapa juga dia harus bertemu Wahyu dalam keadaan seperti ini.

" Kalau gak nangis, terus kenapa?
Kelilipan? " ujar Wahyu menuntut
penjelasan, siapapun yang melihat
juga pasti tahu gadis di hadapannya ini baru saja menangis.

" Nah iya kelilipan, pak Bos" 

" Kelilipan apa? " tanya Wahyu

" Naga mungkin.” Jawab Hana asal, membuat tawa Wahyu berderai mendengar jawaban Hana yang terdengar konyol. Dia selalu suka dengan kemampuan Hana yang mudah sekali mengubah emosinya. Ah bukannya dia selalu menyukai setiap hal yang dilakukan gadis itu?NYa kecuali kenyataan bahwa Hana sudah menjadi istri sahabatnya.

Cukup lama Wahyu tertawa, membuat Hana juga ikut menertawakan dirinya sendiri. Kelilipan naga? Ya Allah, mulutnya memang terkadang sering sih mengucapkan sesuatu yang tidak disaring terlebih dahulu otaknya. Namun ia bersyukur setidaknya tidak ada kecanggungan lagi diantara mereka karena pembicaraan tidak biasa mereka beberapa hari yang lalu.

°°°°°
Dua orang yang terlihat canggung sedang duduk di bangku taman yang terletak di halaman perusahaan, mereka duduk dengan jarak yang tidak kurang dari satu setengah meter, menghindari adanya fitnah, walau tak yakin dengan jarak seperti itu apakah mereka akan aman dari desas desus orang.

"selamat atas pernikahan kamu.” ucap Wahyu memecah keheningan.

"Hah? Oh iya Pak Bos makasih "
jawab Hana gugup, membuat Wahyu tersenyum kecut mendengar jawaban Hana.

"Aku gak nyangka kalau istri dari
Hanan, sahabatku itu kamu "

"Iya, aku juga Kak. Takdir Allah
memang sulit ditebak, padahal yang aku tau Hanan masih, " Wahyu segera menghentikan ucapannya saat ia tersadar sesuatu.

"Masih mencintai Kak Anes? Tebak Hana, hingga Wahyu terperanjat mendengar jawaban Hana.

"K-kamu tau?" Hana mengangguk sambil tersenyum miris. 

"Dia sendiri yang bilang sama aku kak" Ungkap Hana, Wahyu menatap wajah Hana yang terlihat sendu, tiba-tiba dadanya bergemuruh merasakan perasaan kesal yang luar biasa sahabatnya itu bodoh atau apa sih.

"Are you okay? " tanyanya meskipun  dia sudah tau jawabannya.

"Alhamdulillah, selama masih hidup Aing baik-baik dalam naungan islam Hana baik-baik saja, pak Bos." Jawab Hana mantap, hingga Wahyu membalasnya dengan senyuman kecil.

"Mau dengar kisah cintaku? Tapi
sedikit drama sih, aku pernah merasakan cinta bertepuk sebelah
tangan dua kali"

Hana terkejut bukan main, jadi ternyata Wahyu juga menyukai Anes, selama ini? Jadi ceritanya cinta segitiga ya? Kasihan sekali nasib Wahyu.

" Kamu ngelamunin apa? " tanya
Wahyu membuyarkan lamunan Hana.

"Hana cuma mikir” Jawab Hana jujur.

" Mikir apa? "

"Kalau cerita Pak Bos dibuat novel
kira-kira judul yang gak mainstream apa ya?" Wahyu terkekeh pelan mendengar pertanyaan Hana yang begitu polos tapi sedikit menyebalkan.

Hana;N (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang