“Subhaanalladzi sakhoro lana hadza wa ma kunna lahu muqrinin, wa innaa ilaa robbina lamunqolibuun.” Artinya: “Maha suci Allah yang memudahkan ini (kendaraan) bagi kami dan tiada kami mempersekutukan bagi-Nya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami.”
Setelah membaca doa berkendara,
Hana mulai menjalankan motornya dengan kecepatan sedang, sebenarnya ia ingin mempercepat laju motornya agar bisa segera tiba di kampus, namun
mengingat motor kesayangannya ini baru saja pulang dari bengkel setelah berhari-hari diservis karena terjadi kerusakan di beberapa bagian akibat kecelakaan Hana seminggu yang lalu, akhirnya ia mengurungkan niatnya itu. Ia berharap akan tiba tepat waktu di kampus, agar dirinya sempat memberi semangat kepada Iqbaal sebelum sahabatnya itu menghadapi ujian akhirnya.Hana melihat traffic light di depan sana masih menunjukkan warna hijau, lalu menambah kecepatan, namun tetap saja laju motornya harus tertahan karena warna hijau itu telah berganti warna oranye lalu merah. la mendengus sebal, perkara ia sedang buru-buru tetapi mengapa harus tertahan oleh traffic light.
Namun dengan cepat-cepat ia beristighfar atas kebiasaan buruknya yang masih saja mengeluh atas segala hal yang tak ia sukai terjadi padanya, traffic light itu hanya berdurasi selama enam puluh detik, kenapa ia tidak memanfaatkan satu menit itu menjadi satu menit yang akan membawa kebahagiaan bagi akhiratnya nanti?!
Dalam satu menit itu, dia bisa beristighfar kepada Allah kurang
lebih seratus kali, padahal setiap istighfar yang diucapkan oleh seorang hamba dijanjikan banyak keutamaan oleh Allah SWT.“Barangsiapa yang memperbanyak istighfar, Allah akan melapangkan kesusahannya, mengeluarkannya dari kesempitan dan memberinya rizki dari jalan yang tidak disangka-sangka.” (Hadis Riwayat Muslim).
Dalam satu menit itu, dia bisa mengucapkan dua kalimat mulia
Subhanallah wabihamdihi artinya Maha Suci Allah dan Segala puji hanya bagi-Nya, sedangkan subhanallahil adzim artinya Maha Suci Allah yang Maha Agung.
Tidak kurang dari empat puluh kali, dua kalimat yang akan memberatkan timbangan kebaikannya di akhirat nanti juga membuatnya dapat meraih cinta
Allah, cinta Pencipta Segala Sesuatu.Rasulullah SAW pernah bersabda: dua kalimat yang ringan diucapkan lidah, tapi berat dalam timbangan, dan disukai Allah yang maha pengasih, yaitu kalimat Subhanallah Wa Bihamdihi Subhanallahil Adzim,”
(HR.Bukhari dan Muslim).Dalam satu menit itu, dia bisa memanen harta karunnya surga sebanyak tiga puluh kali, hanya dengan mengucapkan kalimat
la haula wala quwwata illa billa
maka dia sudah mempunyai bekal
harta karun dari surga sebanyak
minimal tiga puluh yang lebih baik dari dunia dan seisinya serta diampuni dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di laut.Dari Abu Hurairah, dia berkata;
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam telah bersabda : Sesungguhnya membaca Subhanallah Walhamdulillah wa Laa ilaha illallah Allahu akbar'
adalah lebih aku cintai daripada
segala sesuatu yang terkena sinar
matahari" (HR. Muslim).Dari Abdullah bin 'Amr,
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda; "Tidaklah seorang di muka bumi ini mengucapkan : Laa ilaha illallah, wallahu akbar, subhanallah, walhamdulillah, wa laa haula wa laa quwwata illa billah, melainkan dosa-dosanya akan dihapus walaupun sebanyak buih di lautan" (HR. Ahmad, sanadnya hasan) Atau dalam satu menit itu, dia bisa mengucapkan shalawat atas Nabi SAW lebih dari empat puluh kali. Padahal setiap satu sholawat akan dibalas sepuluh sholawat dari Allah yang isinya tambahan rahmat, keberkahan hidup, tambahan rezeki, serta kemudahan dalam hidup. Itu hanya dengan satu sholawat, bagaimana dengan berpuluh-puluh sholawat yang bisa diucapkan dalam satu menit?Namun yang sering terjadi, ia
banyak menyia-nyiakan waktunya
dengan hal-hal yang tak berguna, baru saja pada saat terjebak lampu merah misalnya seperti sekarang. la masih sering melakukan hal-hal tak berguna misalnya saja sibuk bergerutu sambil memandang traffic light atau bahkan sibuk memperhatikan kendaraan dan
penampilan orang lain.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hana;N (TERBIT)
Teen FictionHana berdiri mematung, jantungnya berdegup kencang. Matanya tak berkedip menatap sosok tinggi di hadapannya-pemuda yang bertahun-tahun lalu pernah mengisi harapannya, namun kemudian ia coba lupakan. Waktu telah membentangkan jarak di antara mereka...