21

95 33 8
                                    

Tak perlu untuk menyesali semua yang telah berlalu, karena ini juga salahku karena terlalu percaya pada keyakinanku dan etika aku percaya, kau dengan mudah mematahkan kepercayaan itu

“Tapi-- kita cuma berdua, pak
Bos.” Ujar Hana sembari menoleh kanan kiri.

"Gak berdua kok. tuh ada dua orang lagi selain kita " tunjuk Wahyu sembari menatap sinis pada salah satu meja di ujung ruangan, hingga Hana mengikuti arah pandang Wahyu dan seketika matanya melebar. Ternyata itu Anes dan Hanan?

" Ayo " ajak Wahyu, Jika saja laki-laki yang duduk di ujung meja sana tidak menyadari kehadirannya, ia pasti akan memilih pergi dari restoran itu. Tapi semua sudah terlambat, dengan berat ia menyeret kakinya mengekor di belakang Wahyu.

" Assalamu'alaikum. " salam Wahyu serta Hana yang nyaris bersamaan.

"Waalaikumsalam." jawab kedua
orang itu bersamaan, nampak
keterkejutan di wajah kedua sejoli tersebut.

"Hai, Yu" sapa Anes, sementara Hanan menatap Hana dengan tajam walau gadis itu sama sekali tidak menoleh padanya. Gadis itu mendiamkannya sejak semalam dan saat ini sedang berselingkuh dengan sahabatnya?

"Kalian ngapain berdua aja? " tanya Wahyu sinis, lalu melirik Hana yang nampak tidak peduli dan memilih untuk menjelajahi interior ruangan.

"Kalian kesini juga berduakan?
Ngapain kencan? " Sarkas Hanan dengan nada tak suka, membuat Wahyu mendengus pelan.

 "Cih, menjijikkan sekali, pintar memutar balikkan fakta." gumamnya, yang mungkin saja terdengar oleh kedua insan di hadapannya.

"Kita gabung disini aja, duduk sini, Na " ujar Wahyu, sembari menunjuk pada salah satu kursi kosong di sana.

"Aku mending cari meja lain aja ya pak Bos." Ujar Hana.

"Duduk sini aja, Na." ujar Anes sambil tersenyum lebar, kemudian Hana menatap Anes dan Hanan bergantian dengan senyuman yang dipaksakan, akhirnya ia menarik kursi dan duduk dengan malas tepat di hadapan Hanan.

Seorang pelayan menghampiri meja mereka, Hana yang tidak terbiasa makan di tempat seperti ini merasa asing dengan menu makanan yang terpampang di buku menu yang berada dalam genggamannya, tidak ada satupun yang masuk dalam kriterianya. Porsinya terlalu sedikit walau harganya sudah selangit. Ketiga orang lain di meja itu sudah menyebutkan pesanannya masing-masing, namun Hana masih berpikir keras untuk memesan makanan apa, ia takut akan mubazir jika makanan itu tidak akan cocok dengan lidahnya.

"Mbaknya mau pesan apa? " tanya
pelayan yang sudah menunggu lama itu.

“Quesadilla Chicken sama jus
strawberry aja mbak" jawab Hanan tiba-tiba, Hana menatap Hanan tidak percaya laki-laki itu baru saja memesan makanan untuknya.

" Kamu pasti suka dan porsinya juga lebih banyak dibanding makanan lainnya " ujar Hanan menjawab pertanyaan yang tercetak jelas di wajah Hana.

Porsi besar?

Jus strawberry?

Kenapa dia tau?
Tiba-tiba perasaan hangat menjalar di dadanya, debaran itu muncul lagi. Ah Hana itu hanya hal biasa, kamu gampang baper banget sih jadi orang. Sedangkan dua orang lain di meja itu merasa dadanya bergemuruh mengetahui Hanan yang diam-diam memperhatikan istrinya.

****
Beberapa menit kemudian,
makanan yang mereka pesan sudah tersaji di hadapan mereka.
Mereka mulai menyantap makanan masing-masing, Hana merasa bersyukur makanan yang Hanan pesan lebih baik dibanding dengan yang ia lihat dalam pesanan ketiga orang di hadapannya itu, makanannya ini berupa tortilla dan di dalamnya berisi daging sapi, paprika dan juga keju yang sepertinya dimasak dengan bumbu lada hitam karena ia bisa merasakan sedikit rasa pedas pada makanan itu.

Hana;N (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang