Maaf Jika ada kesamaan dalam nama tokoh, alur dan latar tempat. Ini murni dari pemikiran saya.
°°°°°°°°°°
Bab 12 /Opini Atau Insting?/
"Jika kebohongan berselimut bagai awan, dan matahari bisa mengintip dari sisi bumi bagian manapun, maka dimana tempat terbaik untuk bersembunyi dari kenyataan?"
----------
Dari pagi, seluruh pegawai yang bekerja di Butik Mutiara Denayu sudah mulai mengerjakan tugas-tugas mereka, mulai dari membuat pola gaun, menjahit, mengatur warna benang di mesin jahit, memasukkan gaun yang sudah selesai ke dalam totebag, juga memasangkan beberapa gaun pada manekin untuk di pajang, juga di perjuangan belikan.
"Riska, lo punya benang warna denim nggak?" tanya Amira pada gadis yang sedang sibuk memasangkan warna-warna benang di mesin jahit yang sedang ia gunakan.
"Nggak tau Mir, bentar ya, gue liat dulu."
Beberapa menit sudah berlalu, namun Riska kembali dengan tangan memegang sebuah benang berwarna biru tua. "Wah, kebetulan stok benang warna biru gue juga lagi habis, cuman tersisa ini, warna dongker."
"Yah, kalau dongker di lemari benang gue masih banyak, ya udah kalau gitu gue tanyain sama si Dila dulu ya. Mana tau dia ada."
Riska mengangguk, matanya kembali fokus ke mesin jahit yang benangnya sudah di atur.
Ketika Amira sedang berjalan menuju lobi karena saat ini Dila sedang bertugas di bagian depan butik, saat di persimpangan antara ruang jahit dan lobi, Amira bertemu dengan Chelyn yang sedang membawa beberapa kotak berisi kebutuhan Butik.
"Chelyn," sapa Amira yang berhasil membuat langkah Chelyn terhenti dan berdiam diri di depannya.
"Kenapa Mir?" tanya Chelyn namun matanya langsung tertuju pada tangan Amira yang di balut perban.
Amira balik bertanya. "Lo punya benang warna denim nggak?"
Bukannya menjawab, Chelyn justru menggelengkan kepalanya pelan. "Bukan, maksud gue, tangan lo kenapa?" ucap Chelyn yang ternyata sedari tadi hanya memerhatikan luka di tangan Amira.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M NOT PERFECT
Fiksi UmumAkibat mengalami kecelakaan, Alusha tak hanya kehilangan wajah namun juga kehilangan kehidupan yang selama ini menempel sebagai jati dirinya, kehilangan sosok saudari, ibu, dan orang-orang terdekat yang sekarang mengira dirinya sudah tiada dan hanya...