Bab 19 ~Kunci Rahasia~

14 4 0
                                        

Maaf Jika ada kesamaan dalam nama tokoh, alur dan latar tempat. Ini murni dari pemikiran saya.

°°°°°°°°°°

Bab 19/Kunci Rahasia/

"Tapi terkadang ada hal yang nggak harus kita luapin lewat lisan karena bukannya membuat lega, justru bisa membuat perasaan yang awalnya sudah sesak malah bertambah sesak."

----------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

----------

Hamparan rumput hijau yang asri menjadi penghias tanah di halaman rumah sakit jiwa, banyaknya kaki yang menginjak tak mampu untuk menghilangkan sekumpulan rumput di atas tanah tersebut. Denayu dan Alesha duduk berdampingan di kursi kayu yang memang disediakan di halaman.

"Ibu... ingat Alesha?" tanya Alesha yang masih tak percaya akan respon positif yang diberikan Denayu ketika bertemu dengannya.

"Alesha? Jadi nama kamu benar Alesha?" tanya Denayu dengan raut wajah antusias pada Alesha.

Alesha menganggukkan kepalanya tak kalah antusias dari Denayu. "Iya Bu, aku Alesha. Akhirnya aku bisa melihat Ibu dari jarak sedekat ini setelah sekian lama!" saking bahagianya Alesha langsung memeluk erat tubuh Denayu, wanita itu tak langsung membalas pelukan yang diberikan Alesha, ia justru menampakkan air muka bingung di wajahnya.

"Ibu? Maaf sepertinya kamu salah orang," ucap Denayu yang langsung membuat Alesha melepaskan pelukannya.

"Saya berfikir kamu adalah kakaknya ners Lia, karena sebelumnya saya dengar dia menyebut namamu sebelum akhirnya pergi untuk benar-benar menemui kamu."

Alesha kembali terpukul akan kondisi Denayu yang ternyata belum pulih secara maksimal.

"Saya juga tidak punya anak yang manis dan sopan seperti kamu, karena anak saya yang seperti itu sudah pergi meninggalkan saya jauh di atas sana," sambung Denayu yang berhasil membuat hati Alesha seakan dihujam banyak belati.

"Anak saya kembar, tapi salah satunya seperti iblis lalu dengan tega menyingkirkan kakaknya dari dunia untuk selama-lamanya. Saya berharap, dia tidak pernah bahagia dan tidak akan menemukan sumber dari kebahagiaan tersebut," ujar Denayu menampakkan raut wajah bencinya pada anak yang baru saja ia katakan seperti iblis.

"Apa Ibu membenci anak yang baru saja Ibu katakan seperti iblis?" entah angin apa yang membuat Alesha meloloskan pertanyaan itu dari bibirnya.

Alesha kembali bertanya bahkan sebelum pertanyaan pertamanya di jawab oleh Denayu. "Jika dia kembali datang dan meminta maaf, apa Ibu akan memaafkannya?"

Untuk beberapa saat, Denayu hanya terdiam seakan ingin mencerna tiap kalimat yang Alesha rangkai menjadi sebuah pertanyaan. Tiba-tiba saja Denayu bereaksi kembali seperti saat awal Alesha menemuinya tanpa memakai topeng.

I'M NOT PERFECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang