Bab 1 ~Siuman~

81 48 23
                                    

Maaf Jika ada kesamaan dalam nama tokoh, alur dan latar tempat. Ini murni dari pemikiran saya

°°°°°°°°°°

Bab 1 /Siuman/

"Benci itu susah, apalagi jika orang yang harus dibenci adalah orang yang sangat dicintai."

----------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

----------

Sepasang mata coklat perlahan menyapukan pandangannya pada ruangan ber-dominan putih, hanya ada suara mesin pengukur detak jantung, di kepalanya mulai bersarang beberapa pertanyaan yang mulai membuat kepalanya terasa sakit, ia bahkan tak bisa merasakan wajahnya sendiri.

Seseorang membuka pintu ruangan dengan membawa sebuah suntikan dan juga rekam medis di tangannya.

"Wah, Nona sudah sadar ya? Bagaimana kondisi Nona sekarang? Apa ada yang sakit?" tanya Suster bernama Nadia Adinia Putri itu pada pasien yang ternyata sudah tiga minggu terbaring lemah di atas brankar.

"Apa yang terjadi sampai saya ada di sini Sus?" tanya wanita itu dengan suara yang hampir tak bisa di dengar oleh Suster Nadia.

"Nona mengalami kecelakaan hebat, tapi untungnya, Tuhan masih memberi Nona kesempatan dan kekuatan untuk bertahan," jawab Suster Nadia sembari menyuntikkan sebuah cairan di infus wanita itu.

"Apa yang terjadi dengan wajah saya sampai harus diperban seperti ini?"

Suster Nadia tak menjawab, dia hanya tersenyum simpul kemudian pamit untuk memanggil dokter agar bisa memeriksa bagaimana kondisi wanita itu pasca sadar dari koma nya.

Tak berselang lama kemudian, seorang dokter datang dengan Suster Nadia yang berjalan di belakangnya.

"Bagaimana kondisi Nona, apakah semuanya baik-baik saja? Masih ada yang terasa sakit?" tanya Dokter dengan badge name DR. Rizwan Jadergan di jas putih yang ia kenakan.

"Kepala saya terasa sakit Dok, saya juga tidak bisa merasakan wajah saya sendiri," keluh wanita itu tentang kondisinya sekarang.

Dokter muda itu tersenyum, menampikkan deretan gigi putih yang tersusun rapi di mulutnya. "Itu hal biasa yang dirasakan setiap pasien yang baru saja menjalani operasi plastik."

Degh!!

Untuk beberapa saat, Alusha tak merasakan detak jantungnya, aliran darahnya juga seakan terhenti sejenak mengedarkan oksigen di pembuluh darah. Apa katanya tadi? Operasi plastik? Apa yang terjadi dengan wajah lamaku sampai-sampai harus menjalani operasi plastik?

Ribuan pertanyaan langsung menghantam tepat di saraf pusat tepat di otak. Membuat Alusha lagi-lagi harus merasakan sakit yang luar biasa di kepalanya. Dokter yang sadar akan perubahan kondisi kesehatan Alusha pun langsung dengan sigap memberikan pertolongan pertama dengan cara menyuntikkan obat bius pada Alusha agar tubuh dan pikirannya menjadi lebih tenang.

I'M NOT PERFECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang