Bab 32 ~Mengetahui Yang Sebenarnya~

8 0 0
                                        

Maaf Jika ada kesamaan dalam nama tokoh, alur dan latar tempat. Ini murni dari pemikiran saya.

°°°°°°°°°°

Bab 32/Mengetahui Yang Sebenarnya/

"Ada tetapi tak di anggap, saat tiada baru dianggap. Semuanya terdengar tak terlalu berbeda, sama-sama tentang menyia-nyiakan dan menyesal saat sudah tidak ada gunanya lagi."

----------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

----------

Didalam sebuah ruangan gelap penuh dengan bau menyengat obat-obatan dan minuman keras, seorang wanita berpakaian serba hitam tengah duduk berbincang di ruang tamu.

"Kamu yakin, kan sudah melakukan tugasmu dengan benar?" tanya Fuschia pada Vanya.

"Kamu masih meragukan pekerjaanku? Apa perlu aku melakukan tes uji coba pada orang random lagi supaya kamu percaya dengan keahlianku ini?" vanya tersenyum remeh pada Fuschia. Sekitar dua bulan yang lalu, Vanya sempat menus*k anak kecil yang baru saja pulang sekolah tanpa meninggalkan jejak dan tidak tertangkap, tidak cukup sampai di situ, dua minggu yang lalu Vanya juga berhasil mencekoki seorang gadis dengan obat-obatan terlarang sampai overdosis, kasus ini menjadi kasus penyalahgunaan obat-obatan dan overdosis sepenuhnya kesalahan korban.

Fuschia tersenyum miring. "Jangan kecewakan aku."

"Nggak ada pihak yang mau dikecewakan. Ingat, jangan percaya padaku. Karena aku tidak memihak pada siapapun selain uang," datar Vanya menuang wine ke dalam gelasnya.

"Kamu dapatkan apapun jika menjalankan tugas dengan baik," Fuschia melemparkan sebungkus kertas padi berisi beberapa jumlah uang di dalamnya ke atas meja.

Vanya dengan senang hati menerima uang itu. "Masalah ini belum selesai, persiapkan sejumlah uang yang lebih banyak untuk misi berikutnya."

Fuschia menggelengkan kepalanya beberapa kali, wanita itu tak habis pikir dengan kegilaan Vanya terhadap uang. Ya, memang semua orang menyukai uang, siapa yang tidak suka pada uang jika dengan kertas itu kamu bisa membeli apapun yang kamu inginkan?

"Kamu itu lintah darat yang sesungguhnya."

Vanya tertawa renyah. "Ada uang, ada barang Nona Fuschia. Dan itu diterapkan dalam prinsipku, dan aku menyematkan prinsip itu."

Fuschia tak menanggapi ucapan Vanya selain memutar bola matanya malas. "Bagaimana dengan keadaan wanita tua itu? Apa dia masih dalam kondisi yang sama?"

"Aku datang berkunjung ke rumah sakit sekitar satu minggu yang lalu, saat itu dia sedang menjalani pengobatan psikologi. Tadi siang saat aku kembali dan berpura-pura menjadi seorang mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas laporan kuliah. Aku dengar dia sedang demam."

"Jadi, dia masih baik-baik saja sampai sekarang?" tanya Fuschia.

Vanya mengangguk. "Em, kondisi fisiknya baik-baik saja, tapi gangguan yang terjadi pada saraf otaknya sepertinya masih belum membaik, usianya sudah mencapai kepala lima tapi tingkahnya seperti anak dibawah usia sepuluh tahun."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'M NOT PERFECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang