Akibat mengalami kecelakaan, Alusha tak hanya kehilangan wajah namun juga kehilangan kehidupan yang selama ini menempel sebagai jati dirinya, kehilangan sosok saudari, ibu, dan orang-orang terdekat yang sekarang mengira dirinya sudah tiada dan hanya...
Maaf Jika ada kesamaan dalam nama tokoh, alur dan latar tempat. Ini murni dari pemikiran saya.
°°°°°°°°°°
Bab 31/Mulai Terbuka/
"Andai waktu bisa diputar, andai waktu itu, andai aku di sana. Terlalu sering berandai biasanya membuat kita lupa, bahwa semuanya tidak akan berjalan mulus, bahkan mungkin malah memperburuk jika kita terus kembali pada masa yang sudah berlalu."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
----------
Wangi lilin aromaterapi sekarang sudah hampir setiap hari Amira hirup. Kebiasaan koh Liam yang begitu menyukai wangi lilin aromaterapi membuat Amira juga lantas mulai terbiasa dengan aroma benda itu.
Saat Amira sedang sibuk membersihkan debu di sela-sela tumpukan buku pada lemari rak, matanya tanpa sengaja menangkap tulang dari salah satu buku bersampul biru muda.
""Alu dan Ale". Buku apa ini?" ujarnya sembari meraih buku yang dimaksud.
Buku bersampul biru muda dengan gambar tokoh purin dan cinnamon roll di bagian covernya. Buku itu berhasil menarik perhatian Amira, pertanyaan apa yang ada di dalam buku seakan menghasut pikiran Amira untuk segera mencari tahu jawaban atas pertanyaannya.
Pada halaman pertama, tampak dua bayi kembar berjenis kelam1n perempuan tengah tertidur pulas di atas rancang bayi berukuran size jumbo yang sama. Amira tersenyum. "Lucu banget."
Gadis itu kembali membalik halaman buku. "Lho? Kok...."
Amira mengeluarkan dompet kecil yang saat ini selalu ia bawa kemana-mana. Selembar foto saat Alusha dan Alesha kecil tengah bermain selang air di depan rumah begitu mirip dengan foto yang ada di dalam buku, foto saat Alusha terjatuh di genangan air yang mereka buat bersama.
Jika ditanya, kenapa Amira bisa dengan tepat membedakan Alusha dan Alesha karena Alusha memiliki bekas luka bakar di rahang sebelah kirinya.
"Ini ... ini memang foto Nona Alusha dan Nona Alesha!" Amira terpekik saking terkejutnya.
Gadis itu kembali membalik halaman buku, dan mendapati foto Alusha yang memenangkan juara desain tingkat nasional, juga foto saat Alusha memakan es krim bersama koh Liam dan istrinya. Semua foto di dalam buku ini memang lebih mendominasi pada Alusha. Foto Alesha hanya ada saat wanita itu berswafoto dengan Alusha.
Koh Liam yang baru saja selesai memberi makan angsa-angsanya di halaman belakang terkejut ketika melihat Amira tengah membuka buku memorinya.
"Apa yang kamu–" belum selesai Koh Liam dengan kalimat yang akan ia ucapkan, Amira menyela. "Bapak kenal dengan Nona Alusha? Kenapa Bapak menyimpan begitu banyak foto beliau?"
"Kamu terlalu lancang, kembalikan buku itu pada saya!" tegas Koh Liam.
Koh Liam berjalan mendekat dan berusaha merebut kembali apa yang sudah menjadi miliknya. Janjinya pada Alusha untuk tetap merahasiakan identitas aslinya dibalik nama Valeria sudah seperti menjadi kewajiban baginya. Janji adalah janji, dan janji harus ditepati.