Bab 26 ~Menutup-nutupi~

6 1 1
                                    

Maaf Jika ada kesamaan dalam nama tokoh, alur dan latar tempat. Ini murni dari pemikiran saya.

⚠️gambar hanyalah ilustrasi yang digunakan demi mempermudah pembaca untuk membayangkan suatu objek dari suatu bagian cerita⚠️

°°°°°°°°°°

Bab 26/Menutup-nutupi/

"Jika biasanya ada dua pilihan baik dan buruk, mayoritas pasti akan memilih yang baik dan mencampakkan yang buruk. Namun, apa jadinya jika kedua pilihan wajib jawab itu adalah buruk?"

 Namun, apa jadinya jika kedua pilihan wajib jawab itu adalah buruk?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

----------

Jam di dinding sudah menunjukkan pukul delapan malam tapi hujan seakan enggan untuk berhenti. Bella dan Alusha melirik pada Amira yang datang dengan membawa se-nampan minuman teh panas.

"Silahkan diminum Nona-Nona, hujan deras diluar menimbulkan hawa yang begitu dingin. Paling tidak teh ini bisa sedikit menghangatkan," ucap gadis itu begitu ramah.

Alusha tersenyum. "Terima kasih banyak Amira."

Amira terperanjat kaget. "N-nona tau nama saya?" Amira merasa heran sebab dari awal Alusha dan Bella datang ke toko ini, dia belum sempat untuk memperkenalkan dirinya pada keduanya.

Bella hanya menoleh singkat pada Alusha, tangannya sibuk mengecat pot yang sudah selesai ia buat bersama Alusha, paling tidak sekarang dia bisa mulai menerima Alusha karena jika tadi tidak ada wanita itu, mungkin dia sudah berada di ruangan IGD karena alerginya pada benda berkarat.

"Jadi nama kamu beneran Amira? Entahlah, saya tadi hanya asal menyebut karena nama itu yang terbesit di kepala saya ketika melihat wajah kamu," jawab Alusha menggaruk pelipisnya yang tiba-tiba terasa gatal.

Amira tersenyum simpul lalu mengangguk namun respon biasanya itu tak sama dengan apa yang dikatakan hatinya. Kenapa senyuman dan logat wanita di depannya terasa tak asing bagi Amira.

"Ini udah bener kan?" tanya Bella sambil menunjukkan benda yang baru saja selesai dicat, sebuah pot berwarna jingga dengan gambar daun semanggi di tengahnya.

"Kamu bilang ini untuk hadiah kan? Kenapa tidak menulis nama orang yang ingin kamu beri hadiah dibawahnya juga?" Alusha sedikit memberi saran pada Bella. Namun siapa sangka, gadis itu mengangguk setuju lalu menuliskan nama tepat di bawah daun semanggi.

"1 g 2?" Alusha mengerutkan alisnya tak paham dengan apa yang di tulis Bella.

Bella mengangguk. "Orang yang mau gue kasih benda ini orangnya sulit di tebak, jadi gue juga mau bikin sesuatu yang susah di tebak sama dia."

"Yang itu, lo buat untuk siapa?" tanya Bella menunjuk pot yang Alusha buat.

"Oh itu, setiap datang ke sini aku udah biasa bikin pot terus di pajang di rak," jawab Alusha sembari memandang pot yang ia buat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'M NOT PERFECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang