Akibat mengalami kecelakaan, Alusha tak hanya kehilangan wajah namun juga kehilangan kehidupan yang selama ini menempel sebagai jati dirinya, kehilangan sosok saudari, ibu, dan orang-orang terdekat yang sekarang mengira dirinya sudah tiada dan hanya...
Maaf Jika ada kesamaan dalam nama tokoh, alur dan latar tempat. Ini murni dari pemikiran saya
°°°°°°°°°°
Bab 4 /Rumah Sakit Jiwa/
"Waras. Adalah satu kata untuk menggambarkan seberapa sehat pikiran manusia. Tapi, jika kewarasan direnggut paksa oleh kenyataan, maka manusia bisa apa selain menerima?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
----------
Kamis berikutnya, Alesha benar-benar kembali berkunjung ke Butik Mutiara Denayu untuk menanyakan perihal omset Butik. Amira yang melihat sosok Alesha didepan pintu pun langsung bergegas berjalan ke arahnya. Menyapanya dengan sangat ramah meskipun tak pernah mendapatkan balasan yang setimpal.
Alesha melewati keberadaannya, wanita itu langsung berjalan menuju ke ruang Manager. Amira yang peka dengan tingkah laku buruk Alesha pun langsung mengikuti langkahnya tanpa diperintah.
"Pertanyaan yang sama seperti minggu lalu," ucap Alesha sinis.
Amira menyerahkan lembar laporan pendapatan yang memang sudah ia siapkan terlebih dahulu, agar ketika Alesha datang ia hanya tinggal menyerahkan laporan itu dan sedikit memberikan penjelasan.
"Bagus! Ini yang saya mau!" seru Alesha dengan senyum yang mengembang ketika melihat laporan omset yang semakin naik.
Untuk sesaat, Amira bernapas lega.
"Lalu, bagaimana dengan uangnya? Bagaimana kalau uang itu biar saya yang simpan, saya kurang percaya dengan pegawai di Butik ini," celetuk Alesha yang mampu membuat hati Amira serasa dilempari ribuan kerikil.
"M-maaf Nona, untuk uangnya masih disimpan sama Celyn selaku bendahara, karena para costumer lebih dominan pada metode bayar setelah gaun ready," Amira menjelaskan metode pembayaran Butik yang pernah dibuat Alusha.
"Oh begitu," sahut Alesha dengan wajah yang langsung ditekuk.
"Kalau uang yang di setor ke rekening saya tidak sesuai dengan laporan keuangan, maka kalian berdua akan saya pecat!" ketus Alesha.
"Beritahu juga pada teman mu itu."
Setelah mengucapkan itu, Alesha keluar dari ruang Manager dan segera pergi meninggalkan Butik.
Amira menatap sendu kepergian Alesha, sebegitu tidak percayanya Alesha pada para pegawai yang bekerja di Butik ini. Padahal mereka semua sudah bekerja begitu lama di Butik, dan tak sedikit dari mereka yang memilih untuk mengabdikan diri mereka sendiri sebagai balas budi atas kebaikan Nyonya Denayu.
Drett!!
Amira mengeluarkan benda pipih dari dalam sakunya.
"Halo?" ucap Amira.
"APA? NYONYA DENAYU KUMAT LAGI?!"
"Saya kesana sekarang!" seru Amira bergegas keluar dari ruangan Manager, gadis itu langsung meraih tas miliknya dari lemari penyimpanan barang, meraih kunci motor yang tergantung rapi di dinding. Dan segera pergi.