Akibat mengalami kecelakaan, Alusha tak hanya kehilangan wajah namun juga kehilangan kehidupan yang selama ini menempel sebagai jati dirinya, kehilangan sosok saudari, ibu, dan orang-orang terdekat yang sekarang mengira dirinya sudah tiada dan hanya...
Maaf Jika ada kesamaan dalam nama tokoh, alur dan latar tempat. Ini murni dari pemikiran saya.
⚠️gambar hanyalah ilustrasi yang digunakan demi mempermudah pembaca untuk membayangkan suatu objek dari suatu bagian cerita⚠️
°°°°°°°°°°
Bab 28/Alusha Celaka/
"Kita harus peduli sama dia, sama kayak dia yang selalu peduli sama kita Bang."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
----------
Sudah sangat lama bagi Bella mengurung dirinya sendiri di dalam kamar, Marshal kembali mengetuk pintu kamar Bella, namun adiknya itu tak kunjung membukakan pintu untuknya.
"Bella ... buka pintunya, lo belum tidur kan?"
Hening, masih tak ada jawaban dari dalam kamar. Marshal mencoba menarik gagang pintu kamar Bella dan ternyata pintunya tidak di kunci.
Marshal melihat gundukan di balik selimut tebal. Dia tau itu adalah Bella–adiknya. "Bel...."
"Pergi Bang, gue lagi nggak mau di ganggu!" usir Bella tanpa ingin melihat wajah sang kakak.
"Oke kalau Lo emang lagi nggak mau di ganggu. Gue kesini cuma mau bawain makan malam buat Lo, dari waktu pulang tadi sampai sekarang Lo belum makan kan?" Marshal mendudukkan dirinya di pinggiran ranjang.
"Gue taruh disini, Lo bisa makan nanti."
Marshal hendak menaruh nampan berisikan makan malam untuk Bea di atas nakas, namun sebelum itu, suara Bella berhasil menghentikan niat Marshal.
"Gue nggak mau makan sebelum Lo bawa Kak Alusha kembali ke rumah ini."
"Kita nggak perlu peduli sama–"
"Perlu!" sela Bella yang kini sudah merubah posisinya menjadi duduk.
"Kita perlu peduli sama dia, sama kayak dia peduli sama kita Bang," sambungnya.
"Kenapa sekarang Lo jadi belain dia? Dikasih makan apa sih Lo sama dia selama kalian pergi tadi?" tanya Marshal. Pria itu masih saja mempertahankan buruk sangka nya terhadap Alusha.
"Lo kenapa sih Bang?" Bella mengerutkan kedua alisnya.
"Lo yang kenapa Bell? Seharusnya gue yang nanya itu sama Lo."
"Enggak, pertanyaan itu memang harusnya keluar dari sisi gue. Dua hari yang lalu bukannya Lo ya Bang, yang minta supaya Gue bersikap baik sama Kak Alusha?" tanpa disadari Bella kini sudah mulai memanggil Alusha dengan sebutan Kakak.
"Terus kenapa sekarang malah Abang yang jadi jahat sama Kak Alusha?" Bella mulai meninggikan suaranya.
"Asal Bang Marshal tau, kalau bukan karena Kak Alusha yang tadi datang tepat waktu buat nyelametin Gue dari alergi udara dingin. Mungkin sekarang belum tentu Lo bisa liat gue lagi di rumah ini."