Chapter 17 : Void Century

187 32 3
                                    

Feni membuka mata indahnya pada tengah malam. Tepat Saat bola mata itu terbuka sepenuhnya, Dirinya melihat Shani yang tengah tertidur lelap di sampingnya. Sedikit senyum simpul tergariskan dalam wajah perempuan itu. Dia akui Shani sangat Cantik. Rambut panjang bergelombang dengan bulu mata yang lentik, serta kulit putih Kemerahan dan Alami. Bahkan Feni akan berfikir kalau suara hembusan nafas Shani sangat Lembut ketika tidur.

Puas memandangi wajah sang bidadari, Feni beranjak dengan pelan agar tidak membangunkan Si maha sempurna yang tengah terlelap. Setelah itu, Feni menoleh sedikit ke arah tempat tidur Shani saat dirinya hendak keluar kamar. Dia harus memastikan kalau Shani benar-benar terlelap. Setelah yakin kalau Shani terlelap dengan sempurna, Feni menutup kembali pintu kamar dengan hati-hati, lalu menemui seseorang yang sudah menunggu di ruang tamu.

"Kau membawa Obyeknya?" Tanya Feni. Pandangannya tajam menusuk dengan bola mata sedingin es.

"Saya sudah membawanya." Eye Lost mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna Hitam dan memberikannya kepada Feni.

Feni membuka kotak misterius tersebut dan Memastikan, Kalau apa yang ada di dalamnya sesuai dengan yang dia inginkan. Setelah isi di dalamnya benar, Feni menutup kembali kotak hitam tersebut.

"Nona, Bukankah anda tidak boleh ikut Campur dalam garis sang holders? Mengingat, Anda Sudah mencapai tingkat yang lebih Tinggi." Ucap Eye Lost.

"Kau mengaturku?" Ucap Feni tajam.

"Tidak, Saya tidak berani."

Feni memalingkan wajahnya ke arah lain, Serta melangkahkan kakinya pada jendela dan menatap langit malam yang berbintang.

"Aku punya rencanaku sendiri. Mereka berdua mungkin adalah kunci untuk membuka misteri tentang 'Void Century'."

"Nona, Jika saya Boleh tau-Void Century (Abad Kekosongan) itu, seperti apa?" Tanya Eye Lost."

"Void century, merupakan suatu kejanggalan yang ada dalam sejarah alam semesta. dimana ada suatu masa yang tidak tercatat dalam sejarah dan abad tersebut dianggap telah hilang dari sejarah Semesta. Hingga saat ini abad tersebut benar-benar dilupakan dan dianggap tidak pernah ada. Bahkan tidak ada sedikitpun catatan sejarah mengenai masa 100 tahun tersebut." Jelas Feni.

"Lalu apa Hubungannya dengan para Holders dan Obyek Yang Hilang itu?" Tanya Eye Lost.

"Hanya aku yang tau, Sebenarnya Ketika Semua Obyek itu di satukan, akan membentuk sebuah kunci Yang di sebut 'Poneglyph' Kunci tersebut adalah sebuah permintaan bagi yang di takdirkan Tapi mereka yang memiliki dua Takdir yang berjalan beriringan, kemungkinan akan bisa membuka Portal menuju kebenaran tentang Void Century." Jelas Feni.

"Lalu menurut anda, Shani Dan Freya adalah dua Holders yang memiliki garis Takdir yang beriringan?"

"Mungkin saja, Selama ini aku selalu memperhatikan mereka berdua. Keduanya memiliki sebuah ikatan dalam benang merah." Ucap Feni.

"Saya mengerti.." ucap Eye Lost.

"Apa yang kau temukan mengenai perpustakaan Alexandria?" Tanya Feni.

"Tempat itu adalah—"

"Fen, Kamu di mana?" Ucapan Eye Lost terpotong, Kala suara Shani berseru dan terdengar mendekat pada mereka. Detik itu juga, Eye Lost menghilang dan Feni menyembunyikan Kotak Hitam yang di berikan Eye Lost sebelumnya.

"Fen? Kamu lagi ngapain?" Tanya Shani.

"Minum, Aku haus.." Feni meletakan kembali Gelas Berisi air bening yang dia dapatkan dari dalam kulkas.

"Aku kira kamu kemana, Soalnya waktu aku bangun kamu nggak ada." Ucap Shani menghampiri Feni dan menuangkan segelas Air Bening kedalam gelas.

"Cie nyariin." Ucap Feni mencolek dagu Shani.

"Takut aja kamu iseng Ngintip tetangga sebelah.." Canda Shani.

"Dikira aku Kucing.." balas Feni.

Shani meletakan kembali Gelas Yang sudah kosong tersebut dan ekspresi wajahnya berubah murung secara tiba-tiba. Hal tersebut memancing rasa penasaran Feni.

"Kenapa Ci?"

Shani menggeleng, "pesawat Yang hilang itu sudah di temukan." Ucap Shani.

"Hah, Yang bener?"

"Iya, Pesawat itu di temukan di Antartika. Semua Penumpangnya meninggal dan membeku." Ucap Shani.

"Aku ngerti Ci, Aku juga sedih atas kepergian Freya. Cici harus bisa mengikhlaskan Dia.."

"Tidak Fen, Dari semua Jasad yang di temukan, Tidak ada jasad Freya di sana.."

"Mungkin saja jasad Freya Juga ikut membeku tapi mereka belum menemukannya."

"Fen, Kenapa aku selalu merasa kalau kamu Selalu berharap yang terburuk pada Freya." Ucap Shani.

"Bukan maksud aku begitu, Tapi kenyataan Memang seperti itu Ci. Cici harus Bisa mengikhlaskan Freya.."

"Kalau ternyata dia belum meninggal bagaimana?"

"Itu tidak mungkin Ci, Pesawat itu jatuh dan hancur dari atas langit. Tidak mungkin ada orang yang selamat."

"Kamu berfikir begitu karena kamu tidak tau yang sebenarnya!" Shani terlihat kesal, lalu dia berlalu sendiri ke kamarnya.

Setelah kepergian Shani, Ekspresi Feni menjadi lebih serius. "Kalian yang tidak tau apapun." Ucapnya.

***

Pintu kamar Shani berdirit, Tidak lama Feni masuk kedalam kamar, Dan mendapati Shani yang tidur membelakanginya.

"Ci? Udah tidur ya. Iya aku salah, Aku minta maaf. Aku harusnya tidak berfikiran buruk seperti itu. Bukan hanya Cici Yang sayang pada Freya, Aku dan yang lain juga menyayanginya. Ci..Ci Shani.." Feni Terus menggoyang-goyangkan badan Shani.

"Ci Shani, Ci.. ambekan ih. Udah tua juga.." ucap Feni sambil manyun.

"Ciii.."

"Apa sih Fen, Udah malam. Tidur Ah." Balas Shani.

"Maafin aku.."

"Iya aku udah maafin.." ucap Shani.

"Balik sini dulu, Jangan kayak gitu."

Shani akhirnya menyerah dan membalik badannya menghadap Feni.

"Iya apa?"

"Maafin aku.." Ucap Feni berkaca-kaca.

"Aku udah maafin kok. Aku ngerti kenapa kamu berbicara seperti itu. Aku yang terlalu menyayangi Freya sampai aku belum ikhlas Untuk kepergiannya." Ucap Shani.

"Baikan ya.." Feni Menautkan Jari kelingkingnya.

"Iya, Yaudah Tidur yuk.." Ajak Shani.

"Peyuk.." Feni merentangkan tangannya, Layaknya anak balita.

"Dasar bayi gede." Ucap Shani lalu Merengkuh Feni kedalam dekapannya.

Maaf, Aku tidak bisa memberitahu kebenarannya Fen. Aku Takut kamu terlibat dalam hal yang berbahaya. Hanya aku yang tau kalau Freya masih Hidup. Dan aku tidak tau, Kapan aku dan Freya akan berpisah dengan kalian. Jika waktu itu telah tiba, Tolong jadi Kakak yang baik Untuk Gracia. Aku dan Freya akan selalu mengawasi kalian dari dunia yang lain.

Tanpa sadar air mata Shani jatuh dari pelupuk matanya, Hingga dia terlelap, Air Mata itu masih tak kunjung berhenti. Feni yang melihat Shani sudah terlelap, mengusap bekas air mata Di pipinya. Menatap wajah indah namun penuh kesedihan dari Seorang Shani Indira.

Tenang saja, aku akan menjadi kakak yang baik untuk Gracia. Ikuti Saja takdir kalian berdua. Sampai akhirnya, Kalian akan tau kisah dari sebuah kebenaran yang tersembunyi. Abad Yang Hilang menunggu kalian Untuk mengungkap misterinya.

SHANI : Holders New Generation ( BOOK 2 ) ( TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang