"kekasih?" Tanya Shani.
"Itu adalah masa lalu yang indah sekaligus menyakitkan. Aku tidak ingin mengungkitnya lagi." Ucap Jane.
"Maaf." Shani sangat penasaran dengan kisah dari masa lalu Jane. Tapi perempuan itu nampaknya tidak ingin mengulik masa lalu yang Shani kira sangat kelam menurutnya.
Jane menyentuh jam buatan Perancis yang ditaruh di dekat tungku perapian. Ia pandangi patung perunggu seorang lelaki gagah yang bergaya di dekat cakram. Kini ia menyambutnya sebagai seorang kawan lama. Ketika masih kecil ia begitu menyukainya. Ketika beranjak dewasa, ia menganggapnya sebagai contoh seniman yang buruk. Kini tak ada lagi yang bisa memisahkannya dengan jam tua Perancis dan manusia perunggu kecilnya.
"Kemarilah.." pinta Jane. Ia duduk di samping ranjang sambil menepuk pahanya. Shani mungkin paham bahwasanya Jane ingin dirinya tidur di sana. Shani tidak tau apa yang membuatnya mengikuti kata hatinya untuk menidurkan kepalanya di paha Jane. Terasa sangat nyaman, layaknya pangkuan seorang ibu. Jane tidak segan-segan Untuk mengusap-usap kepala sampai rambut Shani bak seorang ibu yang tengah membuat putri kecilnya terlelap.
"Apa yang kau cari dalam perjalananmu ini, Anakku?" Tanya Jane.
"Seorang teman." Ucap Shani. Dia memasrahkan dirinya tenggelam dalam kenyamanan itu.
"Teman seperti apa? Sehingga membuatmu Berjuang untuk mencarinya?" Kembali Jane bertanya.
"Teman yang berharga, Seorang gadis kecil yang sudah ku anggap adik. Seorang gadis yang berjalan menelusuri takdirnya. Dan seorang gadis Yang melindungi orang yang dia sayangi dengan mengorbankan dirinya sendiri." Ucap Shani.
"Tidak ada yang tau akan menjadi seperti apa hubungan kalian di masa depan. Hati manusia tidak akan bisa di tebak. Mereka yang baik, belum tentu baik. Dan mereka yang jahat, belum tentu jahat."
"Lalu, Apakah aku termasuk orang jahat?" Tanya Shani.
"Jahat atau baik, Tidak bisa di tentukan dari apa yang bisa di lihat sekilas. Tapi dari apa yang menjadi tekadnya. Yang bisa tau jahat atau tidaknya, Hanya dirimu sendiri." Ucap Jane.
"Entahlah, Terkadang aku merasa seperti seorang iblis yang kejam." Ucap Shani sambil menutup matanya.
"Tidak semua iblis adalah kejahatan, Dan tidak semua malaikat adalah kebaikan. Yang bisa menentukannya hanya hatimu."
Tidak ada lagi balasan dari Shani, ketika Jane melihatnya lagi, Gadis itu sudah tertidur pulas di pangkuannya.
"Gadis yang malang. Di usia semuda ini, Dia harus menerima takdir yang berat. Dia pasti ke-lelahan." Ucap Jane.
Sembari mengelus kepala Shani, Jane mulai bersenandung memenuhi Setiap Sudut kamarnya.
Bunga-bunga yang indah menghiasi langit malam
Cahaya pun menyelimuti suara kota ini dengan eratnya
Kata-kata yang terdengar di dunia tanpa suara bagi kita berdua adalah
"Aku mencintaimu"Masa depan yang kulihat di dalam mimpi adalah
Dua bayangan yang berdampingan di malam musim panas bersamamu
Ketika kembang api yang menyala di langit itu menghilang
Maka itulah pertandanyaPada pagi hari yang biasanya
Dengan sosokmu yang seperti biasanya
Tanpa kusadari aku tiba-tiba memalingkan wajahku
Bagaimana ini? Aku tak dapat melupakan kata-katamu
Bahkan hingga sekarang masih menggema
KAMU SEDANG MEMBACA
SHANI : Holders New Generation ( BOOK 2 ) ( TERBIT )
Mystery / ThrillerTELAH TERBIT DALAM BENTUK E-BOOK PENERBIT VALENASHEBOOKSTORE WARNING!!! Beberapa Bab Telah di hapus, Untuk membaca secara Lengkap, Dapat membeli Versi EBook-nya. --||-- BUKU KE-2 DARI SERI HOLDERS!!! Shani, Seorang Kapten Dari sebuah Idol Group ter...