Sempat terlintas di benak Shani, Tentang Tempat-tempat yang selalu di kunjungi oleh Freya sebelum ini. Freya selalu mengunjungi tempat angker, Kosong, Dan menyeramkan. Shani sekarang mengerti hal tersebut dapat menjadi pemicu untuk terbukanya sebuah portal. Tapi Shani juga sempat memikirkan tentang Codex Gigas, sebuah Buku setan yang di tulis oleh seorang biarawati hanya pada satu malam.
Sebelumnya Sang Supir Taxi yang dia Naiki sebelum kecelakaan tidak sempat menjawab pertanyaan terakhirnya, Jadi Shani tidak tau, Ada di mana Codex Gigas Berada. Dia tidak akan bisa mendapatkan informasi apapun dari internet karena semua situs yang berkaitan dengan hal tersebut telah di Blokir.
Satu-satunya hal yang bisa Shani lakukan sekarang, Adalah Mencari tempat-tempat angker yang bisa menjadi pemicu terbukanya gerbang. Sama seperti yang di lakukan Freya di masa lalu. Dan Shani berharap, Salah satu dari tempat-tempat itu, Akan dapat mengarahkannya pada tempat dimana Freya Berada.
***
Tidak pernah terpikirkan selama hidupnya, Shani Akan merasakan berpetualang ketempat-tempat yang jarang di lalui oleh orang lain. Tempat-tempat yang di anggap tabu bagi sebagian orang, Dan tempat-tempat angker yang menjadi destinasi bagi para Pemburu hantu. Kini, Shani tengah berada di depan sebuah kediaman megah yang sudah lapuk termakan usia.
Blickling Hall, Norfolk Kediaman megah di Blickling Estate ini dikatakan sebagai rumah hantu salah satu tokoh sejarah Inggris yang paling terkenal, yaitu Anne Boleyn. Istri kedua Henry VIII diyakini lahir di sana dan di sana juga kepalanya dipenggal oleh raja. Sekarang dikatakan bahwa hantu tanpa kepalanya kembali setiap tahun pada 19 Mei, peringatan eksekusinya. Saat malam tiba, hantunya naik ke rumah, tetapi begitu penjaganya tiba di pintu depan, hantu itu menghilang. Ayahnya, Sir Thomas, juga dikatakan menghantui tempat itu, dikutuk karena tidak mencoba menghentikan eksekusi putrinya.
Shani Melihat kalender pada handphone-nya. Tepat tanggal 19 dengan bulan yang sama. Itu artinya hantu dari mitos yang beredar di sini akan muncul malam ini. Shani bahkan pernah merasakan hal yang lebih menakutkan dari sekedar bertemu dengan hantu. Saking terbiasanya Shani masuk kedalam Dimensi Obyek yang hilang, Shani bahkan tidak merasa merinding sedikitpun ketika bertemu dengan hantu di dunia nyata. Padahal nyatanya, Dahulu dia adalah sosok gadis penakut.
Berbekal harapan Demi menemukan Portal yang tepat, Shani tidak tau apa yang akan dia temui di tempat suram ini. Denting pada jam dinding kuno menunjukan Waktu hampir tengah malam. Energi yang terpancar antara dunia luar dan di dalam rumah, Sangat Kontras berbeda. Shani belum menemukan tujuannya Untuk berada di sini. Bagaimana dia menemukan portal itu? Apa yang biasanya Freya lakukan ketika memasuki tempat-tempat seperti ini?
Ketika Shani baru saja sampai di lantai kedua, terdengar Deritan pintu serta suara langkah kaki berat yang berasal dari lantai pertama. Dari balik Pembatas, Shani melihat sebuah bayangan hitam tanpa kepala, dengan lekukan tubuh seperti seorang perempuan.
Jadi itu, Hantu Anne Boleyn?
Hantu tersebut berjalan pelan dengan langkah yang berat. Menaiki tangga menuju lantai kedua. Shani segera mencari tempat tersembunyi yang bisa memastikannya tidak akan ketahuan oleh hantu Tersebut. Shani bersembunyi bukan karena takut, Tapi Shani ingin mencari tau apa yang akan di lakukan hantu tersebut di rumah ini. Dari balik sudut yang teramat gelap, Shani berharap hantu tersebut tidak akan dapat merasakan Energinya ketika Dia lewat. Dan benar saja, Jaraknya dengan hantu Anne Boleyn hanya sekitar satu langkah, Tapi hantu tersebut terus melangkah menuju kesebuah ruangan.
Shani bisa melihat apa yang di pegang oleh hantu tersebut di tangannya. Itu adalah kepalanya sendiri. Sosok Anne Boleyn masuk kesebuah ruangan pengap dengan suasana temaram. Dari balik pintu yang tertutup, Shani melihat hantu tersebut menyalakan sebuah lilin merah yang di letakan di dekat sebuah piano usang dan berdebu. Entah sudah berapa lama piano tersebut ada di situ, Dan dari suasana temaram yang terlihat, ruangan ini bisa di katakan sebagai ruangan tempat seorang bangsawan bersantai sambil bermain musik.
Anne Boleyn meletakan kepalanya sendiri di atas piano dan membuka penutupnya. Sebuah irama pelan kian terdengar, Kala hantu tersebut bermain dengan penuh penghayatan. Awal yang bagus, namun berakhir dengan kekacauan. Nada yang awalnya sangat indah, seketika menjadi kacau saat Hantu tersebut menggebrak Piano itu. Dia menjadi kacau dengan melemparkan seluruh barang yang ada di sana tanpa menyentuhnya. Tidak lama terdengar suara lirih, sebuah tangisan pilu yang menyayat.
Hantu itu bersimpuh di lantai, Suara tangisan tersebut berasal dari kepalanya yang masih berada di atas Piano. Kepala tersebut kemudian berputar searah jarum jam, berbalik menghadap tepat ke arah pintu, Dimana di balik pintu tersebut, Shani tengah mengintip. Kepala Hantu tersebut kemudian berucap lirih meminta pertolongan, bersamaan dengan tubuhnya yang menengadah.
Shani sempat ragu, Tapi dorongan hatinya membuat gadis itu membuka pintu lebar-lebar menampakan dirinya. Hantu tersebut masih berucap lirih meminta pertolongan, beserta tubuhnya yang terseret mendekati kaki Shani. Gadis asal Jogja itu tidak bergeming, Tidak takut, Tapi bingung. Bingung dengan apa yang harus dia lakukan. Membantu seorang hantu, Adalah awal yang aneh menurutnya.
Tubuh Anne Boleyn memeluk kaki Shani dengan erat, Dengan kepala yang masih merintih meminta pertolongan. Shani kemudian berjongkok di depan tubuh hantu tersebut. Bisa dia lihat tulang lehernya yang terpotong rapi oleh sebuah benda tajam. Dan darah itu masih bisa di lihat oleh Shani. Menggenang Dan terkadang menetas serta mengalir kebagian bawah tubuhnya. Shani tidak merasakan Jijik Sama sekali. Dia pernah menemukan mahluk yang lebih menjijikkan dari pada ini. Siapa lagi kalau bukan Sang penjaga Obyek.
"Apa yang bisa aku bantu untukmu?" Tanya Shani Lembut.
Tubuh hantu tersebut berbalik menunjuk Piano yang sebelumnya dia mainkan. Suara dari kepala hantu tersebut kembali berucap lirih.
"Tolong, Tolong mainkan satu lagu untukku. Aku sangat tersiksa. Sangat sepi di sini. Tolong aku.."
Shani bangun ketika hantu tersebut kembali menyeret tubuhnya sendiri di dekat piano. Shani duduk di kursi yang sebelumnya di duduki oleh hantu tersebut. Lilin merah di samping kanannya berpendar-pendar. Dan mungkin sebentar lagi akan habis. Masih menjadi sebuah pertanyaan yang sulit untuk terjawab. Kata hatinya mengarahkan Shani Untuk memenuhi permintaan Dari hantu tersebut, Tapi jari jemarinya seakan enggan, meksipun hanya menekan Satu tuts Saja. Seandainya Freya berada di posisi dirinya, Apa yang akan dia lakukan? Seandainya ada sebuah jawaban kecil yang bisa menjadi pertimbangan Shani barang setitik Saja. Dalam satu hembusan nafas, Dia bertanya kepada dirinya sendiri.
Apa yang harus aku nyanyikan?
KAMU SEDANG MEMBACA
SHANI : Holders New Generation ( BOOK 2 ) ( TERBIT )
Mystery / ThrillerTELAH TERBIT DALAM BENTUK E-BOOK PENERBIT VALENASHEBOOKSTORE WARNING!!! Beberapa Bab Telah di hapus, Untuk membaca secara Lengkap, Dapat membeli Versi EBook-nya. --||-- BUKU KE-2 DARI SERI HOLDERS!!! Shani, Seorang Kapten Dari sebuah Idol Group ter...