Kim Jongin

242 16 0
                                    

Mingyu tidak bisa tidur malam itu.

Ia merenungkan kejadian yang baru saja terjadi, hatinya diliputi perasaan campur aduk antara kemarahan, kebingungan, dan kesedihan. Ia tidak bisa memahami bagaimana kakaknya, yang selama ini ia hormati dan cintai, bisa memiliki perasaan seperti itu padanya.

Pagi harinya, suasana di rumah mereka masih sama canggungnya. Mingyu berusaha menghindari Kai sebanyak mungkin, meskipun ia tahu bahwa pada akhirnya mereka harus berbicara dan menyelesaikan masalah ini.

Namun, Mingyu merasa belum siap untuk menghadapi kenyataan yang begitu mengerikan baginya.

Kai, di sisi lain, merasakan tekanan yang semakin besar. Ia tahu bahwa ia telah melakukan kesalahan besar, namun cintanya pada Mingyu terlalu kuat untuk diabaikan begitu saja. Ia tidak bisa mengembalikan waktu dan menghapus apa yang telah terjadi, tapi ia juga tidak ingin kehilangan adiknya.

Malam itu, setelah ibu mereka sudah tidur, Kai mengetuk pintu kamar Mingyu. "Mingyu, bisakah kita bicara sebentar?" suaranya lembut, penuh penyesalan.

Mingyu yang tengah duduk di atas ranjang, menundukkan kepalanya. "Apa lagi yang ingin kau bicarakan? Bukankah semuanya sudah jelas?" balasnya dengan suara bergetar.

Kai memasuki kamar Mingyu dan menutup pintu dengan perlahan. "Aku tahu aku sudah melakukan kesalahan besar. Aku tidak seharusnya menyatakan perasaanku dengan cara seperti itu. Aku hanya... Aku hanya tidak tahu bagaimana cara mengatasinya."

Mingyu mendongak, menatap Kai dengan mata berkaca-kaca. "Kau adalah kakakku. Satu-satunya orang yang selalu aku percaya. Kenapa kau harus merusak semua itu?"

Kai berjalan mendekat dan duduk di tepi ranjang, menjaga jarak yang cukup. "Mingyu, aku benar-benar menyesal. Aku tahu ini tidak mudah bagimu, tapi aku ingin kita bisa menemukan cara untuk melanjutkan hidup tanpa rasa canggung ini."

Mingyu menghela napas panjang. "Aku butuh waktu. Aku butuh waktu untuk menerima semua ini. Aku tidak bisa begitu saja melupakan apa yang telah kau lakukan."

Kai mengangguk mengerti. "Aku akan memberimu waktu sebanyak yang kau butuhkan. Tapi tolong, jangan benci aku. Aku hanya ingin kita bisa kembali seperti dulu."

Mingyu tidak memberikan jawaban langsung. Ia masih bingung dan terluka, tapi ia tahu bahwa meskipun sulit, ia harus menemukan cara untuk memaafkan kakaknya. Mungkin tidak sekarang, tapi suatu hari nanti.

Hari-hari berikutnya berjalan dengan perlahan. Kai berusaha menjaga jarak dan memberi ruang bagi Mingyu untuk berpikir. Ia tahu bahwa proses ini tidak akan mudah, tapi ia juga tidak ingin kehilangan adiknya.

Waktu berlalu, dan perlahan-lahan, luka di hati Mingyu mulai sembuh. Meskipun rasa sakit itu masih ada, ia mulai bisa menerima kenyataan dan berusaha memaafkan Kai. Hubungan mereka tidak akan pernah sama seperti dulu, tapi mereka berdua tahu bahwa mereka harus berusaha untuk melanjutkan hidup dan mencari cara baru untuk saling mendukung sebagai saudara.

Di bawah bayangan masa lalu yang kelam, mereka berdua berusaha membangun masa depan yang lebih cerah, penuh dengan harapan dan pemahaman yang baru.

Meski perjalanan itu panjang dan berliku, mereka yakin bahwa mereka bisa melaluinya bersama-sama, sebagai keluarga.

B R A V E 💪🏿 bottom!Mingyu [⏯]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang