Jung Yunho

182 14 0
                                    

Yunho tersenyum puas mendengar pertanyaan Wonwoo.

"Kami sedang merencanakan detailnya, tapi kami berharap bisa menikah secepatnya," jawab Yunho dengan nada penuh keyakinan.

Wonwoo mengangguk pelan, masih mencoba mencerna situasi ini. Sementara itu, Mingyu meremas tangan Yunho dengan lembut, memberikan dukungan yang ia butuhkan. "Wonwoo, aku tahu ini sulit untuk diterima," kata Mingyu dengan suara lembut, "Tapi aku benar-benar mencintai ayahmu. Dia adalah orang yang sangat berarti bagiku."

Wonwoo menghela napas panjang, merasa campur aduk antara kebingungan dan keinginan untuk mendukung ayah dan sahabatnya. "Aku hanya ingin kalian berdua bahagia," kata Wonwoo akhirnya, dengan suara yang lebih lembut. "Kalau kalian benar-benar yakin dengan keputusan ini, aku akan mendukung kalian."

Yunho menarik Mingyu lebih dekat, merasa lega dengan restu dari anaknya. "Terima kasih, Wonwoo. Dukunganmu sangat berarti bagi kami."

Wonwoo mengangguk lagi, lalu menatap Mingyu dengan mata penuh kekhawatiran. "Kim, jika ada sesuatu yang salah, atau jika kau merasa tidak nyaman, tolong katakan padaku. Aku di sini untukmu."

Mingyu tersenyum, merasakan dukungan dari Wonwoo. "Terima kasih, Wonwoo. Aku akan mengingat itu."

Setelah momen emosional itu, mereka kembali ke dalam rumah. Suasana menjadi lebih santai, meskipun ada sedikit ketegangan yang masih tersisa. Yunho dan Mingyu mulai berbicara tentang rencana pernikahan mereka, sementara Wonwoo mendengarkan dengan hati-hati, berusaha menerima kenyataan baru ini.

Malam itu, setelah makan malam bersama, Mingyu dan Yunho kembali ke kamar mereka di hotel. Mereka berdua duduk di tempat tidur, memandang keluar jendela yang menghadap ke kota yang berkilauan di malam hari.

"Mingyu," kata Yunho, meraih tangan kekasihnya, "Aku tahu ini tidak akan mudah, terutama dengan Wonwoo yang masih perlu waktu untuk menerima semua ini. Tapi aku ingin kau tahu bahwa aku mencintaimu dan aku akan selalu mendukungmu."

Mingyu menatap Yunho dengan mata penuh cinta. "Aku juga mencintaimu, Yunho. Dan aku percaya kita bisa melewati ini bersama-sama."

Yunho tersenyum, lalu mencium bibir Mingyu dengan lembut.

Hari-hari berlalu, dan persiapan pernikahan Yunho dan Mingyu berjalan dengan lancar. Wonwoo perlahan mulai menerima hubungan ayahnya dengan sahabatnya, meskipun masih ada kekhawatiran di hatinya.

Namun, melihat kebahagiaan di wajah Yunho dan Mingyu, ia mulai merasa bahwa mungkin ini adalah keputusan yang tepat.

Pada hari pernikahan, seluruh keluarga dan teman-teman berkumpul untuk merayakan cinta Yunho dan Mingyu. Wonwoo berdiri di samping ayahnya, merasa bangga dan bahagia melihat senyum di wajah Yunho.

Setelah upacara pernikahan yang penuh emosi, Yunho dan Mingyu mengadakan pesta kecil dengan orang-orang terdekat mereka. Wonwoo melihat bagaimana ayahnya dan Mingyu saling memandang dengan penuh cinta, dan ia merasa lega karena akhirnya mereka bisa menemukan kebahagiaan bersama.

Malam itu, setelah pesta berakhir, Yunho dan Mingyu duduk bersama di teras, menikmati malam yang tenang. Mereka saling berpegangan tangan, merasa bersyukur atas cinta dan dukungan yang mereka terima.

"Kita berhasil," bisik Yunho, memandang Mingyu.

"Ya, kita berhasil," balas Mingyu dengan senyum lebar.

Setelah pernikahan, Yunho dan Mingyu mulai menjalani kehidupan baru mereka sebagai pasangan suami istri. Mereka menikmati kebersamaan mereka dan merencanakan masa depan yang penuh dengan kebahagiaan. Salah satu topik yang sering muncul dalam diskusi mereka adalah keinginan Wonwoo untuk memiliki seorang adik bayi.

"Aku tahu ini bukan hal yang mudah," kata Yunho suatu malam saat mereka duduk di ruang tamu, "Tapi aku ingin kita mencoba. Wonwoo sangat ingin memiliki adik, dan aku juga ingin melihat kita memiliki keluarga yang lengkap."

Mingyu tersenyum dan mengangguk. "Aku juga ingin itu, Yunho. Aku siap untuk melakukan apa pun yang diperlukan untuk mewujudkannya."

Mereka pun mulai menjalani berbagai prosedur medis dan berkonsultasi dengan dokter spesialis kesuburan.

Setelah beberapa bulan, akhirnya mereka mendapatkan kabar gembira: Mingyu hamil. Kabar ini disambut dengan sukacita oleh seluruh keluarga, terutama Wonwoo, yang merasa sangat bahagia mendengar bahwa ia akan segera memiliki seorang adik.

Kehamilan Mingyu berjalan dengan lancar. Yunho selalu ada di sisinya, memastikan bahwa Mingyu mendapatkan perawatan terbaik dan merasa nyaman setiap saat. Wonwoo juga sangat perhatian, sering membantu Mingyu dan menyiapkan segala keperluan untuk adik bayi yang akan datang.

Sembilan bulan kemudian, Mingyu melahirkan seorang bayi perempuan yang sehat dan cantik. Mereka menamai bayi itu Jiho. Keluarga mereka kini lengkap, dengan kehadiran Jiho yang membawa kebahagiaan baru bagi semuanya.

Pada hari-hari awal setelah kelahiran Jiho, Yunho dan Mingyu bekerja sama merawat bayi mereka. Mereka berbagi tugas, saling mendukung, dan memastikan Jiho tumbuh dalam lingkungan yang penuh cinta.

Wonwoo, meskipun sibuk dengan studinya, selalu menyempatkan waktu untuk bermain dan membantu merawat Jiho. Ia merasa sangat gembira memiliki adik dan menikmati setiap momen bersama keluarga barunya.

Suatu malam, setelah Jiho tertidur, Yunho dan Mingyu duduk di ruang tamu, menikmati ketenangan. Yunho merangkul Mingyu dengan penuh kasih sayang. "Aku sangat bahagia kita bisa mewujudkan ini," kata Yunho lembut.

"Aku juga," balas Mingyu, menatap Yunho. "Jiho adalah anugerah terbesar bagi kita semua."

Kehidupan mereka kini penuh dengan tawa, cinta, dan kebahagiaan, menjadikan setiap hari sebagai petualangan baru yang indah.

B R A V E 💪🏿 bottom!Mingyu [⏯]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang