Kim Jungwoo

169 8 0
                                    

Mingyu dan Jungwoo duduk di sofa dengan selimut menutupi kaki mereka, wajah mereka tampak sedikit pucat dengan tatapan penuh tipu muslihat. 

Jungwoo memegang ponselnya dengan satu tangan sementara tangan lainnya menggenggam cangkir teh hangat. Di sebelahnya, Mingyu berusaha menahan tawa, menutup mulutnya dengan tangan.

“Jungwoo, seriusan kau yakin ini bakal berhasil?” bisik Mingyu sambil menahan tawa.

Jungwoo mengangguk dengan yakin, wajahnya penuh dengan keseriusan yang nyaris komikal. “Percayalah padaku, Mingyu. Aku sudah sering melakukannya. Tinggal bilang saja kita berdua kena flu berat. Nggak akan ada yang curiga.”

Mingyu mengangguk, masih sedikit ragu tapi semangatnya sudah terbakar oleh rencana licik ini. “Baiklah, kalau begitu, ayo kita mulai.”

Jungwoo menekan nomor kantornya dan menyalakan loudspeaker. Setelah beberapa dering, suara lembut resepsionis mengisi ruangan.

“Halo, ini dengan kantor Moonbeam Publishing, ada yang bisa saya bantu?”

Jungwoo memasang suara seraknya, terdengar lemah dan tersendat. “Halo, ini Jungwoo. Saya rasa saya tidak bisa masuk hari ini. Saya kena flu parah dan tidak bisa bangun dari tempat tidur.”

Resepsionis terdengar khawatir. “Oh tidak, Jungwoo! Kau harus banyak istirahat dan minum air. Semoga lekas sembuh, ya.”

Jungwoo tersenyum licik sambil menjawab dengan suara pelan, “Terima kasih. Saya akan lakukan itu.”

Begitu panggilan berakhir, Mingyu dengan cepat melakukan hal yang sama, menghubungi kantornya dan mengulangi alasan yang sama. Setelah beberapa menit, mereka berdua menutup telepon dan tertawa lepas, merasa seperti anak kecil yang baru saja lolos dari hukuman.

“Baiklah, kita resmi bolos hari ini,” seru Mingyu sambil mengangkat tangannya ke udara.

Jungwoo ikut bersorak, “Ayo, kita pergi ke kebun binatang! Aku sudah lama ingin melihat panda dan penguin. Pasti seru!”

Mereka segera bergegas ke mobil Jungwoo, rasa bersemangat membuat mereka hampir lupa memakai jaket. Sepanjang perjalanan menuju kebun binatang, mereka berbicara tentang hewan apa saja yang ingin mereka lihat, sambil mendengarkan musik favorit mereka. Saat mereka sampai di sana, suasana kebun binatang yang ramai dengan keluarga dan anak-anak membuat mereka semakin antusias.

Jungwoo dan Mingyu memulai petualangan mereka di kebun binatang dengan berjalan-jalan di sekitar area reptil. Mereka tertawa dan saling menggoda saat melihat ular besar yang tampak malas di bawah sinar matahari.

“Kau tahu, Mingyu,” kata Jungwoo dengan serius, “Kalau aku harus memilih, aku lebih suka jadi kura-kura daripada ular. Setidaknya kura-kura punya rumah sendiri.”

Mingyu tertawa. “Dan kau pasti akan menjadi kura-kura yang sangat lambat, selalu terlambat untuk makan malam.”

Mereka kemudian bergerak menuju kandang panda. Di sana, seekor panda besar sedang duduk dengan malas, memegang bambu dan memakannya perlahan-lahan. Wajah Jungwoo langsung berubah cerah.

“Lihatlah, Mingyu! Mereka sangat menggemaskan!” serunya dengan gembira. “Aku berharap bisa memelihara satu di rumah.”

Mingyu tersenyum melihat Jungwoo yang begitu bersemangat. “Aku juga, tapi aku pikir panda lebih suka tinggal di sini daripada di apartemen kita.”

Hari itu dihabiskan dengan penuh tawa, candaan, dan kenangan manis. Mereka mengunjungi setiap bagian dari kebun binatang, dari kandang singa yang berwibawa hingga akuarium penuh warna. Mereka membeli es krim dan duduk di bangku sambil mengamati orang-orang yang lewat.

B R A V E 💪🏿 bottom!Mingyu [⏯]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang