Biasanya, bangun tidur di pagi hari merupakan kegiatan yang paling Mingyu benci. Karena bangun kesiangan adalah sesuatu yang harus Mingyu hindari.
Ia harus pergi sekolah dan menjalani rutinitas monoton nyaris setiap hari. Mood baik untuk satu hari penuh akan hancur begitu saja jika ia bangun kesiangan meskipun hanya sekali.
Berbeda jika waktu yang kau bicarakan adalah Minggu pagi. Ia bisa bisa tidur sepuasnya, sampai siang nanti melanjutkan petualangan di alam mimpi.
Tapi ada sesuatu yang berbeda di Minggu pagi ini.
Ia yang biasanya berguling-guling lincah di atas tempat tidurnya setiap kali ia ingin, gagal ia lakukan kali ini.
Kenapa?
Karena seseorang sedang mendekap erat pinggangnya, seorang laki-laki.
Ia yang langsung menyadari kejanggalan itu segera membuka mata dan membulatkan mata itu tatkala melihat apa yang ia dapati.
Bangkit dan terduduk, secara spontan satu kakinya menendang kuat tubuh pria itu hingga terguling, menggulung bersama selimut tebalnya, terjatuh di atas keras dan dinginnya permukaan lantai putih hingga Mingyu bisa mendengar sebuah debuman yang dihasilkan kejadian itu.
Meringis, pria itu mengusapi pantatnya yang bernasib teramat miris. Tenaga Mingyu masih saja kuatnya bukan main. Masih seperti dulu. Masih seperti ketika mereka bersama-sama dulu.
"Kau! Apa yang kau lakukan di kamarku?!" Mingyu masih dengan mata bengkak dan rambut tak beraturan khas bangun tidurnya berteriak lantang. Memastikan keselamatan diri, ia sangat bersyukur bahwa kaos putih polos dan boxer biru muda sepaha-nya masih melekat utuh membalut tubuhnya.
"Tenanglah sayang... ini masih pagi..."
"Siapa yang mengijinkanmu untuk masuk ke dalam rumahku dan tidur di ranjangku?! Siapa?!"
"Ibumu."
Mingyu sempat menampilkan wajah datar sejenak sebelum meneriakkan suaranya lebih kencang.
"EOMMAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!"
Turun ke lantai, bermaksud untuk menuruni tangga menuju lantai bawah dan melayangkan berbagai protesan pada sang ibu yang begitu saja membiarkan pria bernama Johnny itu memasuki teritorialnya yang paling pribadi. Jika begini rasanya ia jadi tidak punya privasi.
Tapi bahkan sebelum semua itu terjadi, sebelum pintu berhasil ia capai, sebuah pelukan lainnya berhasil membuat langkahnya terhenti.
Entah bagaimana sentuhan yang satu ini tidak mampu untuk ia hindari.
Ia memaku. Membiarkan Johnny memeluk pinggangnya dari belakang, mengecupi mesra lehernya yang panjang, meskipun ia tidak mau.
Kenapa Mingyu merasa seperti ia tidak bisa berbuat apapun? Sistem kerja otak dan tubuhnya tidak bekerjasama dengan baik, itu yang paling ia sesali.
Tapi tak bisa dipungkiri, ia sendiri merindukan sentuhan ini. Sentuhan yang rasanya sudah seribu tahun ia tidak merasakan, tapi tidak bisa benar-benar ia nikmati akibat lebarnya sayatan luka di hati. Mantan kekasihnya ini, sudah terlanjur menyakiti. Pria ini, sudah terlampau mencacatkan hati.
"Aku merindukanmu."
"Bukankah kau sudah hidup bahagia bersama pria Thailand itu?"
"Jangan membicarakannya. Kami sudah putus." Johnny masih kukuh dengan posisinya yang mendekap Mingyu mesra, mendaratkan berulang-ulang bibirnya di permukaan kulit leher Mingyu dengan penuh kerinduan. Ditariknya sedikit bagian leher kaos putih itu, ciumannya melanjutkan perjalanan hingga ke bagian bahu. "Kembalilah padaku."
Mingyu membisu. Bukan sedang menikmati afeksi yang disalurkan melalui sentuhan lembut itu. Bukan sedang menghayati perasaan melalui kecupan-kecupan itu. Ia hanya tertegun. Tidak habis pikir dengan Johnny yang bisa memperlakukan para pria sesuka hatinya dengan semudah itu.
Mingyu menggeleng cepat.
Tidak!
Tidak semudah itu Seo Youngho!
Mingyu melepas paksa segala bentuk sentuhan yang Johnny berikan, melangkah keluar ruangan. Berlalu, berniat akan benar-benar memprotes pada sang ibu.
Biasanya, di Minggu pagi ia bisa tidur sepuasnya, sampai siang nanti melanjutkan petualangan di alam mimpi.
Tapi Minggu pagi ini berbeda.
Ia lebih memilih untuk bangun cepat, ketimbang harus terlelap bersama satu persona yang paling ia benci, di atas kasurnya.
.
.
.
Bersambung
.
.
.
Baca komenan kalian di pertanyaanku kemaren pen nangis aja rasanya :')
Kenapa?
Karena banyak dari kalian yg salah paham dan ga ngerti maksud dari pertanyaanku.
Kalo Mingyu dikasih adegan smut, kalian lebih suka yang mana?
Wahai para pembaca budiman, melalui kalimat itu, aku cuma nanya preferensi kalian. Kepo aja sama jenis smut mana yg paling kalian sukai. Bukan nanya: kalian mau aku nulis/bikin yg mana?
Bukan juga lagi ngadain voting tentang mana adegan ranjang yg harus aku tulis, karena aku emang ga berniat buat melakukannya :') seriusan, cuma pen tau aja apakah setiap fujo itu seleranya sama?Buku ini bersih. Buku ini tak bernoda. Buku ini bebas dari adegan seks #hoeks
Masalah ide cerita, tema, dan plot, semuanya tetep ada di tangan aku. Tapi yg jelas aku merinding bgt kalo nulis scene nananina/?
Yah pokonya gitu lah
Gemes jadinya :')
Tapi makasiloh udah mau nanggepin. Chap maren deres bgt komennya, cuma dalam waktu bbrp jam aja dapet 60 komen bersih. Membahagiakan penulis yg haus akan feedback ini :')
Next: S.Coups, kalo ga salah
Semoga ide ceritanya atraktif dan bakal kalian sukai
KAMU SEDANG MEMBACA
B R A V E 💪🏿 bottom!Mingyu [⏯]
Fiksi PenggemarKim Mingyu. Manly. Cool. Tangguh. Perkasa. Gagah. Kuat. Tampan. Dominan. Tidak akan ada seorangpun yang mengira peran apa yang ia lakoni di dalam sebuah permainan panas. ©2019, ichinisan1-3