Jeon Wonwoo

105 14 8
                                    

Dedicated to JaeGyuie yg katanya nyari nyari au di twitter :D

.

.

.

.

Wonwoo duduk di atas sofa tua yang hampir copot salah satu kakinya.

Dia baru saja menyelesaikan misi menangkap seorang kriminal kelas teri, kerjaan yang bahkan nggak layak untuk disebut prestasi. Dia mengambil pekerjaan ini karena butuh uang buat bayar sewa apartemen. Tapi malam ini, dia malah nggak bisa berhenti mikir soal seseorang yang sama sekali nggak ada hubungannya sama misi itu.

Mingyu.

Cowok tinggi, kikuk, dengan senyum lebar yang bikin siapa pun merasa nyaman. Tapi di mata Wonwoo, Mingyu itu lebih dari sekadar cowok ramah yang sering nganter paket ke kantornya. Dia seperti hujan pertama setelah musim panas yang panjang—menyegarkan sekaligus bikin deg-degan.

Sialnya, Mingyu nggak tau siapa Wonwoo sebenarnya. Buat Mingyu, Wonwoo cuma pegawai biasa di sebuah perusahaan logistik, bukan bounty hunter yang sering berurusan dengan senjata, darah, dan adrenalin.

Hari itu, Wonwoo baru aja dapet informasi soal target berikutnya: seorang penipu ulung yang udah bikin banyak orang bangkrut. Namanya Kim Mingyu.

Awalnya Wonwoo pikir ini cuma kebetulan. Tapi begitu dia liat foto targetnya, jantungnya langsung berhenti berdetak.

"Ini... ini salah," gumam Wonwoo sambil ngelihatin layar ponselnya.

Di foto itu, jelas-jelas ada Mingyu. Cowok kikuk yang selalu tersenyum, sekarang dicari karena tuduhan penipuan. Wonwoo hampir aja nelpon bosnya buat bilang dia nggak bisa ambil tugas ini, tapi dia tau itu mustahil. Sebagai bounty hunter, menolak misi sama aja kayak mengundang kematian.

“Bodo amat,” akhirnya Wonwoo ngomong ke dirinya sendiri. “Gue bakal cari tau apa yang sebenernya terjadi.”

---

Mingyu berdiri di depan apartemen kecilnya, sibuk dengan kunci yang macet.

Dia baru aja pulang dari kerjaan part-time di sebuah kedai kopi. Begitu pintu akhirnya kebuka, dia masuk sambil ngedumel soal pintu tua itu.

Tapi dia nggak nyangka bakal nemuin Wonwoo duduk santai di sofa ruang tamunya.

“W-Wonwoo?” Mingyu kaget, hampir ngejatuhin tas yang dia bawa.

“Hey,” sapa Wonwoo dengan nada tenang, meskipun di dalam hatinya dia merasa seperti bom waktu yang hampir meledak.

“Apa lo ngikutin gue?” tanya Mingyu sambil mencoba tersenyum, tapi jelas dia gugup.

Wonwoo berdiri, tubuh jangkungnya terlihat lebih besar di ruangan sempit itu. “Kita perlu bicara. Lo tau gue siapa, kan?”

Mingyu menggeleng, wajahnya bingung. “Lo pegawai logistik, kan? Maksudnya... apa ini semacam prank?”

“Gue bounty hunter, Mingyu. Dan nama lo ada di daftar target gue.”

Mingyu tertawa kecil, jelas menganggap itu bercanda. Tapi begitu Wonwoo mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan foto serta informasi tentang tuduhan penipuan, tawa Mingyu langsung menghilang.

“Itu... itu nggak bener,” kata Mingyu dengan suara pelan. “Gue nggak pernah nipu siapa pun!”

Wonwoo memandangi Mingyu. Dia ingin percaya, tapi di pekerjaannya, dia tau bahwa penjahat paling berbahaya sering kali punya wajah yang paling nggak bersalah.

“Tunjukin buktinya,” kata Wonwoo akhirnya.

Mingyu mengangguk, berlari ke kamar dan kembali dengan tumpukan dokumen. Dia menjelaskan semuanya—gimana identitasnya dicuri oleh seseorang, gimana dia berusaha ngelapor ke polisi tapi nggak pernah ditanggapi serius.

Wonwoo akhirnya memutuskan untuk membantu Mingyu membersihkan namanya. Tapi itu bukan hal yang mudah. Mereka harus melacak pelaku sebenarnya, dan itu berarti Wonwoo harus ngelakuin sesuatu yang nggak pernah dia lakukan sebelumnya: bekerja sama dengan targetnya.

Hari-hari mereka jadi penuh drama. Mingyu, yang kikuk dan nggak punya pengalaman di dunia kriminal, sering kali bikin masalah. Seperti waktu dia secara nggak sengaja menjatuhkan ponselnya saat mereka sedang membuntuti seseorang.

“Serius, Gyu?” desah Wonwoo sambil menarik Mingyu ke balik tembok.

“Maaf! Gue gugup, oke?”

“Lo bikin kita hampir ketahuan!”

Tapi meskipun Wonwoo sering ngomel, dia nggak bisa bohong kalau dia menikmati kebersamaan mereka. Ada sesuatu tentang Mingyu yang bikin dunia Wonwoo yang biasanya gelap jadi lebih cerah.

Setelah berminggu-minggu penuh kejar-kejaran, akhirnya mereka berhasil menemukan pelaku sebenarnya: seorang pria kaya yang menggunakan identitas Mingyu untuk melarikan diri dari utang.

Setelah semuanya selesai, Mingyu dan Wonwoo duduk di atap sebuah gedung, menikmati pemandangan kota.

“Gue nggak tau gimana caranya ngucapin terima kasih,” kata Mingyu pelan.

Wonwoo tersenyum tipis. “Cukup jangan bikin masalah lagi.”

Mingyu tertawa kecil. “Gue janji. Tapi gue juga pengen bilang sesuatu...”

Wonwoo menoleh, menatap Mingyu dengan serius. “Apa?”

“Gue suka lo,” kata Mingyu cepat, sebelum dia sempat ngeraguin dirinya sendiri.

Wonwoo bengong, jelas nggak nyangka. Tapi setelah beberapa detik, dia balas tersenyum. “Lo tau, gue udah lama nunggu lo ngomong itu.”

Saat itu mereka akhirnya berbagi ciuman pertama mereka.

B R A V E 💪🏿 bottom!Mingyu [⏯]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang