Pukul milikku sekali, akan ku balas berkali-kali***
Daren duduk dengan kaki tersilang, dia menatap ponsel sambil tersenyum manis. Cowok itu sedang melihat beberapa potret Ansara yang dia ambil secara candid atau gadisnya berfoto secara selfie.
Lihatlah, betapa cantiknya. Bukan, sangat--- cantik, selalu cantik, dan paling tercantik. Bagi Daren, di Bumi hanya Ansara yang sangat indah."Sayang, lekas membaik."
Daren mengalihkan atensinya, setelah mendengar suara ketukan pintu.
"Masuk, James." Perintahnya, tak lama pria bertubuh besar itu memasuki ruangan Daren. Menunduk memberi hormat pada Tuan Muda-nya.
"Wira Utama, datang. Beliau ingin bertemu anda, Tuan." Beritahu James pada Tuan-nya.
"Aku sedang sibuk, menatap wajah kekasihku jauh lebih baik. Bukan begitu James?" Ujar Daren, cowok itu kembali pada kegiatan awalnya melihat foto-foto Ansara di ponsel.
"Baik Tuan muda, saya akan sampaikan." Daren menggerakan jarinya, menyuruh James untuk keluar dari ruangan tersebut.
Daren mengelus pelan, layar ponselnya. Seolah ia sedang mengelus wajah Ansara.
"Sayang, kau lihat. Dia datang, untuk mengemis padaku. Tapi, aku tidak akan berbelas kasihan kali ini. Gadis sialan itu harus mencium kakimu, atau, kau ingin hal lain sayang?" Daren berbicara seolah Ansara ada di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Villian
RomansaHugo Darendra Aldrich, hanya tahu, Dunia itu indah, jika ada Ansara Mahatma.