Napak Tilas 3

5 0 0
                                    


****

Berlian berkali-kali memasuki toilet, ia merasa sangat lemas hari ini. Kepala nya pusing dan terasa berat sekali. Berlian berpikir ia sedang tidak enak badan saat ini, saat ia menatap cermin di hadapannya, ia melihat kalender yang berada di belakangnya. Berlian merasa gemetar di seluruh tubunhnya, dia ingat sudah jalan bulan kedua, tapi, dia belum mendapatkan Haid.

Berlian keluar dari toilet dengan terburu-buru, ia mengambil kunci mobil di atas nakas. Menarik Hoodie secara asal dan menggunakan nya sambil berjalan menuruni anak tangga.

Baraga hanya menatap heran kepergian Berlian yang terburu-buru, ada urusan penting apa hingga sang adik pergi dengan begitu tergesa.

"Mau kemana dia?" Gumam Baraga pelan.

Berlian memasuki kamarnya, dia memutar kunci pada pintu kamar agar tidak ada yang memasuki.

Berlian bergetar saat menatap, dua garis merah pada benda kecil di tangannya. Gadis itu begitu lemas sampai terjatuh, bagaimana jika ayah nya tahu akan hal ini. Bisa di pastikan jika Berlian akan diasingkan dari keluarga Utama, dia harus memikirkan cara agar bisa mengatasi masalah ini, anak di perutnya memang tidak bersalah. Namun, ia tidak sanggup untuk menerima kenyataan ini.

"Ilham kurang ajar," lirih Berlian pelan, airmata terus membasahi kedua pipi gadis itu. Kini, hidupnya sudah hancur. Masa depannya hancur karena ulah Anindhya dan Ilham.

***

Berlian menyusuri lorong demi lorong, seluruh murid AHS memandang nya jijik dan tak suka. Saat ia berjalan semua akan menertawakan dirinya secara terang-terangan, Berlian menyerit heran apa ada yang salah dengan penampilan nya saat ini.

"Lihat, dia masih punya muka, untuk datang ke AHS."

"Perempuan murahan, mana punya malu." Sarkas gadis dengan kepang dua.

"Berapa harga Lo semalam?"

"Gratis, bisa gak?"

"Gue puasin deh Lo,"

"Ayo sama gue aja,"

Mereka saling sahut menyahut membicarakan Berlian, membuat gadis itu mengepalkan tangannya kuat. Apa yang ada di dalam ponsel itu, mereka melihat ponsel lalu akan menertawakan dan berbicara merendahkan Berlian.

Dengan kesal, Berlian mengambil ponsel gadis berambut kepang itu. Dia menekan tombol pause, setelah itu sebuah video syur miliknya terpampang di depan matanya. Berlian bergetar bahkan ponsel milik gadis berambut kepang itu terjatuh membentur lantai.

Berlian berlari dengan kencang, ia tidak perduli dengan gunjingan yang terdengar membicarakan dirinya. Ia mencoba menulikan telinga atas ucapan tak pantas yang mereka lontarkan untuk Berlian.

Berlian mendorong kasar pintu gudang AHS, disana sudah ada Anindhya dan Ilham tentunya.

Dia mencengkram kemeja sekolah Anindhya dengan kasar, membuat Anindhya yang kaget hampir saja terjatuh.

"Perempuan gila!!??" Teriak Berlian marah.

"Kalian gak pantas hidup di dunia!!!!" Tambahnya lagi.

"Bahkan hewan lebih mempunyai hati, dibandingkan kalian." Seru Berlian marah.

"Perkara gue menyukai Daren, Lo sampai hancurin hidup gue sampai seperti ini. Lo siapa, Nin. Bahkan lo bukan siapa-siapa Daren."

"Putri bungsu Mahatma," ucap Berlian terkekeh. Ilham pun menyerit mendengar ucapan Berlian, karena dunia tahu jika Mahatma hanya memiliki satu putri yaitu Anindhya.

The VillianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang