Daren yang berbeda

9 0 0
                                    

***

Setelah melalui serangkaian acara, untuk menyambut siswa-siswi baru AHS. Akhirnya Ansara dapat menghela napas, ternyata, kegiatan sekolah umum, cukup melelahkan ia yang gampang kecapean.

Bahkan Ansara dibuat terkejut, saat Daren dan ketiga sahabatnya itu memasuki Aula. Aura itu begitu tajam, Ansara tanpa sadar sampai merinding melihatnya. Daren yang ia kenal dari kecil, sangat berbeda dengan Daren yang ada disekolah ini.

Cowok itu tadi, bahkan berteriak keras, sampai membuat Ansara melotot kaget. Hanya karena tidak sengaja, ada siswa satu angkatan dengan Ansara. Menabrak Daren saat sedang berjalan.

Ya, di AHS, terdapat perbedaan lencana untuk setiap tingkatan. Bahkan lencana milik empat pilar berwarna emas, sama dengan lencana yang digunakan Ansara saat ini.

Gadis kecil itu berpikir, jika ia menggunakan lencana yang sama dengan empat pilar, pasti akan menimbulkan kericuhan. Bahkan sedari tadi banyak mata yang memandang Ansara, dari tatap memuji hingga tatapan tak suka. Maka dari itu, mungkin dia harus bernegosiasi dengan Daren, untuk mengganti warna lencana nya, sesuai dengan tingkatan Ansara saat ini.

Lencana Merah untuk kelas 3, Lencana Biru untuk kelas 2, Lencana Hijau untuk kelas 1 dan Lencana emas, khusus untuk empat pilar.

Gadis kecil berdiri dibelakang Kevin, ia melihat bagaimana Kevin menggunakan kartu akses, yang ia juga miliki sekarang.

"Adik, saat kau masuk, tinggal tempelkan kartunya saja dan, tara---- pintu terbuka. Abang mengantarmu sampai disini, ada keperluan mendesak, Daren sudah menunggumu didalam."

"Terimakasih Abang,"

Setelah melihat Ansara masuk, dan pintu secara otomatis kembali tertutup. Kevin berbalik melangkah menuju lift sambil bersiul kecil.

Ansara berdecak kagum, ruangan ini benar-benar di desain seperti ruangan bermain di Mansion nya. Bahkan tersedia kamar dan ruang Gym didalam ruangan ini, bagaimana tidak betah jika menempati ruangan dengan berbagai fasilitas memadai seperti ini.

"My Sara,,, sudah datang sayang."

Ansara menoleh ia tersenyum tipis, melihat Daren yang baru keluar dari sebuah ruangan, cowok itu membawa beberapa novel ditangannya.

"Apa disini juga terdapat perpustakaan, Kak?" Tanya Ansara, gadis itu berjalan menghampiri Daren.

"Ada baru selesai di renovasi, karena ada kau sekarang." Daren menarik Ansara kedalam dekapannya, menghirup dalam wangi strawberry dari Surai panjang nan indah itu.

"Kakak, sangat merindukanmu, My Sara." Ucap Daren, ia begitu tersiksa harus menjaga jarak dengan belahan jiwanya ini.

"Hanya disekolah, jika di Mansion, bukankah kita bisa berdekatan seperti saat ini kak." Gadis kecil itu mengusap pelan punggung tegap Daren.

"Ini sangat menyiksa, kakak." Keluh Daren.

"Tidak lama, bukankah sebentar lagi, ulang tahun kakak yang ke 18?"

"Ya, sekaligus, pertunangan kita secara resmi akan diumumkan."

"Kakak tidak sabar, menunggu hari itu sayang," cowok itu mengangkat tubuh kecil Ansara, menaruhnya diatas meja billiard.

"An juga, Kak."

"Bagaimana hari ini, menyenangkan bukan?" Tanya Daren, ia menggesekkan hidung mancungnya pada hidung kecil milik Ansara.

"Ya seru, kak, bisa tidak An sekelas dengan Jingga?" Pinta Ansara pada Daren.

"Kau menyukai gadis berkacamata itu?" Tanya Daren, gadis kecilnya ini begitu polos. Bagaimana bisa ia menyukai seseorang dan menganggapnya teman hanya dengan satu kali pertemuan.

The VillianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang