Gril's Time

15 1 0
                                        


Dimanapun dan kapanpun, selalu harus ada Daren.

****

Ansara menyilang kedua kaki diatas sofa, tak lupa tangan mungilnya pun ikut menyilang di bagian dada. Gadis kecil itu sedang merajuk, meminta izin pada Daren untuk pergi keluar bersama teman-temannya.

Daren mengangkat alisnya, ia akan melihat sampai berapa lama gadisnya ini akan merajuk.

"Bagaimana jika, kakak yang temani juga?" Ansara mengeleng.

"Atau bersama James?" Gadis itu kembali mengeleng.

Daren ikut menyilangkan kedua tangan kekarnya, "baiklah, bagaimana dengan Ares?"

Ansara menyatukan kedua tangannya, "Please,,, sekali aja. An, mau main keluar sama temen. Janji gak lama, Kak." Bujuk gadis itu kembali.

Daren menghembuskan napas pasrah, "baiklah, hanya dua jam, An. Setelah itu kembali ke Mansion atau kakak yang akan membawamu pulang." Mendengar ucapan Daren, Ansara melompat senang, memeluk cowok itu dengan seluruh tenaga yang ia miliki.

"Aku mencintaimu, Kak." Daren tersenyum malu, mendengar ucapan Ansara.

Ansara menghela napas kesal, Daren masih terus memeluknya dari belakang. Seolah mengulur waktu agar Ansara membatalkan niat untuk pergi.

"Kak, An, udah rapih. Jangan di peluk terus." Gerutu Ansara.

"Tidak bisa lepas, bagaimana," ucap Daren meledek.

Daren melepaskan dekapannya, mengeluarkan kartu dengan warna hitam dari dompetnya.

"Bersenanglah sayang, gunakan kartu ini semau-mu. Ingat, jangan melihat laki-laki lain. Aku tidak suka!" Kata Daren memperingati Ansara.

Ansara senyum, "siap, Kapten. Perintah dilaksanakan,"

"Jika terjadi apapun, segera hubungi kakak. GPS, jangan pernah di matikan." Titah Daren, Ansara lagi-lagi mengangkat tangan memberi hormat.

Saat ini ke-empat gadis itu, sedang berjalan sambil bercanda ria menceritakan hal apapun yang menyenangkan tentunya. Beberapa toko dengan brand ternama mereka masuki, hanya Bianca yang berbelanja begitu banyak. Gadis itu memanfaatkan kesempatan yang ada saat Ansara bilang, jika gadis kecil itu akan mentraktir apapun yang ingin dibeli oleh teman-temannya itu. Kartu yang diberikan Daren jenis kartu Unlimited tidak ada batasan dalam penggunaannya. Sedangkan, Ansara gadis itu tidak tertarik akan barang apapun, menurutnya yang ia miliki saat ini, lebih baik dari segi kualitas. Gadis itu hanya ingin menikmati suasana berbeda dari biasanya. Dan, setelah Ansara sadari saat ini ia dan ketiga temannya. Berada di salah satu properti yaitu Mall ternama, milik keluarga Aldrich.

"Cape banget gue," keluh Jingga, gadis berkacamata itu sudah mulai mengeluh kelelahan.

"Gimana kalau kita makan?" Usul Rania. Jujur perut nya sudah meronta minta diisi, Ansara mengangguk setuju, gadis itu memang merasa sedikit lapar saat ini. Karena saat pergi tadi, dia melewatkan makan siang dan hanya minum susu Vanilla. Jika Daren mengetahui hal ini, cowok itu pasti akan langsung menyusul Ansara saat ini.

Setelah berdebat yang lumayan panjang, mereka menjatuhkan pilihannya pada salah satu restaurant Jepang.

"Gue jamin, lo pasti suka, An." Ujar Rania senang. Karena ini adalah rekomendasi darinya.

Ansara mengangguk, "Iya, Ran."

Saat mereka sedang menunggu pesanan, Ansara melihat sedari tadi, jika ada salah satu pelayan yang sengaja menyenggol pelayan lainnya. Sehingga beberapa gelas dan piring yang ia bawa jatuh pecah dan berserakan.

The VillianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang