Ihza ku-7

12 3 0
                                    

HAPPY READING

Ihza tersadar ketika melihat Marcellia yang sedang memperhatikannya juga
Ihza menjadi gelagapan dan membuang muka untuk menatap ke arah lain
lelaki itu memang mudah salting
Ihza sedikit tersenyum setelah melihat marcellia yang mendapati nya sedang memperhatikan Marcellia

"kak ihza ngeliatin gue?" batin Marcellia

ada sedikit rasa senang pada hatinya
siapapun akan salting ketika diperhatikan dengan pria tampan seperti ihza

tak bisa dibohongi bahwa Marcellia sudah merasa suka kepada Ihza sejak pertama kali mereka bertemu
kejadian ia menitipkan tas pada Ihza pun hal yang ia sengaja agar dapat berkomunikasi dengan lelaki tampan itu tetapi sifat pelupanya tetap saja mendarah daging dan tidak disengaja

"lo kok bengong aja sih cel, cepetan dong jalannya" ucap Aurera sembari menarik tangan Marcellia agar berjalan disampingnya

lelaki itu pergi kedepan kelas untuk mencari angin segar sambil memperhatikan Marcellia yang sedang lewat ditengah lapangan
lagi lagi lelaki itu memikirkan perasaan nya, ia merasa ragu dengan apa yang dirasakannya

"udah berapa kali ya gue cidukin lo lagi ngeliatin tu cewe, kalo kata gue sih cepet cepet sadar sama perasaan lo, gue takutnya aja tu cewe ada yang embat, dia cantik siapa yang ga mau sama dia, gue aja mau" ucap fauzi sambil menepuk pundak milik lelaki itu
walaupun sedang memberi nasehat Fauzi tetap saja menyelipkan kata kata yang membuat Ihza kesal padanya

Ihza hanya melirik kesal ke arah nya
"benar juga yang dibilang Fauzi, tapi ini terlalu cepat gue bahkan ngobrol sama dia di waktu yang tidak disengaja" batin Ihza

'KRING KRING KRING KRING'
bel pulang sudah berbunyi menandakan waktu sekolah sudah habis, seluruh siswa segera pergi dari kelas ada yang langsung pulang dan ada yang mengikuti ekstrakulikuler

"lo udah janji hari ini pulang bareng gue cel" ucap Aurera pada Marcellia yang tidak mendengar ucapannya
"cel" panggil Aurera yang tetap berjalan lurus
"CEL GUE LAGI NGOM-" ia berbalik arah dan mendapati Marcellia yang cukup jauh dibelakang nya
ucapan nya terpotong melihat Marcellia yang sedang memperhatikan ke arah lapangan basket

"IS CECEL GUE DARITADI NGOMONG SAMA LO TAU GA" ucap Aurera yang menyadarkan lamunan gadis itu

"e-eh ra sorry gue tadi lagi liat orang eskul" sahut Marcellia

"emm gue tau, lo lagi ngeliatin ketos kita kan cel, jujur sama gue lo, dia emang ganteng sih cel, cocok sama lo"
ucap nya dengan pd sambil melihat ke arah lapangan basket

"sok t-" ucapan nya terpotong oleh aurera yang melanjutkan ucapannya

"nama dia fatih saqiandra cel, ganteng banget yaa ketos kita" ucapnya sambil tersenyum senyum sendiri

"iya ra gue tau, lagian lo sok tau banget sih gue kan ga lagi liatin dia"
sahut nya sambil berjalan kearah gerbang meninggalkan aurera yang masih melihat ke arah lapangan basket

"IH CEL TUNGGU GUE" ia mengejar marcellia yang sudah jauh darinya
"OHH keanya gue tau deh lo liatin siapa cel" ucap aurera sambil menaik turun kan alisnya

"apasih ra lo sok tau banget deh" sahut Marcellia tanpa melihat kearah wanita yang masih menebak nebak itu

"kak Ihza kan? lo merhatiin dia kan? jujur sama gue lo suka sama kak ihza kan cell? tanya Aurera dengan excited

"pulang bu" ucap Marcellia yang memberikan salaman kepada ibu guru tanpa menjawab satu pertanyaan pun dari sahabatnya ini

"iss nyebelin lo cel" gerutunya

"tangkap za" ucap seseorang yang sedang mengoper bola ke arahnya
Ihza tidak fokus dan bola itu jadi terkena kepala nya
"yaelah za kan gue udah suruh lo tangkap" ucap salah satu tim basket

"sorry sorry gue ga fokus, kalian lanjut aja gue mau break dulu"
laki laki itu segera duduk di kursi panjang untuk beristirahat

"makanya lo kalo lagi latihan jangan mandangin Marcellia mulu, kena kan jadi nya HAHAHA" ucap Fauzi yang entah dari mana, ia memang suka datang tiba tiba

"pulang kek lo ji, dimana mana ada lo pusing gue" sinis nya kepada aji

"gue cuman ngasih tau lo oon, dipikirin makanya kata kata gue, jangan Marcellia mulu" ucapnya sambil duduk di samping Ihza

memang benar sedari tadi Ihza memperhatikan Marcellia, namun ia selalu mengelak pada hatinya sendiri

"ji gue mau nanya" suara lelaki itu membuat sang empu menoleh kearahnya

"silahkan bro, aa siap mendengar" ucapnya dengan pd

Ihza kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang