Ihza ku-41

5 1 0
                                    

HAPPY READING



••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Saat hari sudah mulai gelap, gadis itu segera pulang dari danau
ia kembali berjalan ditemani oleh rasa sesak pada hatinya

saat ia memasuki rumah nya ternyata diruang tamunya sudah ada papanya yang menunggunya

"dari mana kamu" ucap papanya
gadis itu berhenti dan tetap diam, ia benar benar tidak ada tenaga untuk menjawab papanya

"JAWAB" papanya membentaknya lagi kali ini
gadis itu meninggalkan papanya dan langsung masuk ke dalam kamar nya
ia mengunci pintu kamar nya rapat rapat dan
gadis itu terduduk meringkuk dibalik pintu kamarnya

"ANAK GATAU DIRI KAMU INI"
"ORANG TUA SEDANG BERBICARA MALAH PERGI"
"KELAKUAN MU MEMANG SAMA SEPERTI MAMAMU, SUSAH DIATUR"
"PERGI SAJA KAMU DARI RUMAH INI JIKA MASIH TIDAK BISA DIATUR"
"SAYA JUGA TIDAK BUTUH ANAK PEMBANGKANG SEPERTI KAMU"
suara teriakan papanya itu terdengar jelas ditelinganya
gadis itu sendirian, ia benar benar sendirian kali ini
tidak ada siapapun yang bisa membekap tubuh nya yang bergetar hebat
gadis itu kembali mengingat segala rasa sakit yang ia terima sejak kecil
"mau kamu tinggal sama siapa saja tidak akan ada yang tahan dengan sikap mu itu, marcellia"
ia mengingat ucapan mamanya ketika ia masih tinggal bersama
"mama benar, tidak akan ada yang bisa bertahan lama dengan ku, itu sebabnya semua orang pasti akan meninggalkan ku" batinnya kembali menyalahkan dirinya sendiri

rasa sesak nya semakin mendalam hingga membuat kepala gadis itu terasa sangat pusing
apa yang harus ia lakukan
ia benar benar kehilangan arah
gadis itu melangkah sempoyongan dan membuka laci miliknya
ia kembali menoreh kan benda tajam pada lengannya
gadis itu memang selalu menyakiti dirinya ketika ia merasa sedang hilang arah
tidak ada yang mengarahkan hal baik kepadanya
gadis itu mencoba menenangkan dirinya dengan menorehkan benda tajam pada lengan nya, namun hingga tangan nya penuh darah pun gadis itu tak kunjung tenang
ia menangis sejadi jadinya didalam kamar nya
seluruh tubuhnya terasa sakit, jiwa nya terasa hilang dan raga nya yang benar benar hancur
gadis itu memang sangat lemah soal ditinggalkan
ia selalu ditinggalkan orang orang yang ia sayang sejak kecil
hal itu masih tidak bisa ia terima sampai sekarang

setelah dirinya cukup tenang gadis itu segera membuka ponselnya

setelah dirinya cukup tenang gadis itu segera membuka ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ihza kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang