Ihza ku-43

3 1 0
                                    

HAPPY READING



Pagi itu, marcellia menceritakan semua nya kepada ke 4 temannya
teman temannya pun tak menyangka apa yang di terima oleh gadis itu
benar benar gadis yang malang
marcellia terus menangis sehingga kehilangan tenaga nya

"CELL" teriak temannya bersamaan

"cell bangun cell" ucap cintia

"ayo kita bawa ke uks aja" ucap sabila

mereka ber4 segera membawa gadis itu ke uks

"cell bangun cell" ucap nadine

"kayanya dia bener bener kehabisan energi, mukanya aja sampe pucat begitu" sahut ratu

"bener, gue gatau kalo marcellia bisa selemah ini hanya karna cowo" ujar sabila

"dia lemah dengan semua hal, tapi dia memang pintar menutupi luka" sahut cintia

kini mereka ber4 terus menemani marcellia agar tidak merasa sendiri
gadis itu masih tak sadarkan diri
ia terbaring lemas di ranjang uks

"kita beliin dia makan aja ga si" ucap nadine

"ayo kita beliin dia din" sahut sabila

mereka berdua pergi ke kantin untuk membelikan gadis itu makanan, tidak mungkin ia akan membiarkan temannya terus terusan terbaring lemas seperti itu

tangan gadis itu mulai bergerak
membuka matanya perlahan
menatap sekeliling dengan pandangan yang buram

"cell lo udah sadar" ucap cintia

"nih cell minum dulu" ratu memberikan segelas air kepadanya
gadis itu hanya meminum satu tegukan

"kenapa kita disini?" ucap marcellia

"lo pingsan cell" sahut ratu

gadis itu menunduk, ia kembali tersadar akan lukanya
air mata nya kembali mengalir deras

melihat temannya mulai menangis cintia segera memeluknya dari samping
begitu pun ratu, mereka sangat sedih melihat keadaan temannya sekarang
sangat jauh berbeda

"cell, jangan nangis mulu, gue ikut sedih ngeliat lo begini, lo masih punya kita cell, kita bakal selalu ada disamping lo" ucap cintia

"iya cell, jangan pernah nutupin masalah lo sendiri lagi, lo harus bagi itu semua sama kita, kita temen cell, gue gamau ngeliat lo begini lagi" ucap ratu

mendengar perkataan teman temannya, air mata marcellia semakin mengalir deras, ia senang, teman temannya sangat peduli kepadanya

"cell lo udah sadar" teriak nadine yang baru saja datang

"cell, lo masih pusing?" tanya sabila
marcellia hanya menggelengkan kepalanya lemas

"lo harus makan ya cell, gue tau lo belum makan, abis ini lo harus minum obat" ucap nadine

"gue ga laper" sahutnya dengan nada lemas

"cell, hati lo udah sakit, jangan sampe fisik lo juga ikut sakit" ucap cintia

"sakit, semuanya sakit" sahut nya kembali meneteskan air matanya, gadis itu menggenggam erat baju di dadanya

"cell, lo harus bisa semangat lagi" ucap ratu

"udah cell, kita semua sedih liat lo begini" ucap nadine

"biarin aja dia ngeluapin ini didepan kita, mungkin dia cape nutupin semua beban nya" ucap sabila menahan temannya untuk menyuruh marcellia berhenti menangis

kini gadis itu menatap langit langit ruang uks, masih terasa sangat hancur, sulit untuk diterima olehnya
"mama" ucapnya disela sela tangisannya

melihat temannya yang tak berdaya, ke 4 temannya langsung membekap tubuh nya yang bergetar hebat

"kayanya kita harus ngasih tau ihza" ucap cintia

"tapi dia bakal makin sedih yak" sahut nadine

"gapapa, seengganya Ihza harus tau apa yang sudah dia lakukan" ucap cintia

"gue setuju" sahut sabila dan ratu berbarengan

"gue sama ratu yang bakal cari dia" ucap sabila

kini mereka keluar dari ruangan itu, melihat kesana kemari dan mengelilingi sekolahan untuk mencari Ihza

"bil, itu dia" ucap ratu sembari menunjuk lelaki yang sedang terduduk bersama wanita di gazebo

"anjing tu orang, abis mutusin marcellia bisa bisanya malah berduaan sama cewe lain" ucap sabila kesal

"ikut gue" sabila segera menarik lengan lelaki itu

"apa apaan sih" ucap ihza sembari melepaskan tangan nya dari genggaman wanita itu

"lo harus tau keadaan marcellia sekarang" ucap ratu

"marcellia? dia kenapa?" sahutnya dengan raut wajah panik

"cih, panik lo" ucap sabila dengan membuang muka ke arah lain

"dia di uks" ucap ratu

"hah? kenapa dia bisa masuk uks" sahutnya semakin panik

"makanya lo ikut kita anjing, bacot banget sih lo" ucap sabila, ia benar benar marah pada ihza

kini mereka sudah sampai didepan pintu uks
ketika ihza berdiri didepan pintu, ia melihat seorang gadis yang terbaring lemah di ranjang, dengan baju yang basah akibat tangisannya yang begitu deras
ia berjalan mendekati gadis yang sedang terbaring itu
langkah demi langkah ia semakin melihat jelas wajah milik gadis itu

THANKS FOR READING
JANGAN LUPA VOTENYA!!

Ihza kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang