Part 12

1.4K 141 10
                                    

Acara jalan jalan keluarga kecil narendra harus berkahir cepat dari yang mereka rencanakan, karena apa lagi kalau bukan masalah lio dengan anak perempuan yang mengakui dirinya pacar lio. Manda dan narendra sudah mewanti wanti anak anak mereka untuk tidak berpacaran saat masih bersekolah, dan itu bukan berarti manda dan narendra melarang anak anak mereka untuk berteman dengan lawan jenis. Bagi manda dan narendra terikat dalam hubungan lawan jenis yang disebut pacaran di usia yang masih kecil ini hanya akan mengganggu pelajaran dan waktu masa muda anak anak mereka.

Jika rasa suka antara lawan jenis itu wajar saja, itu normal, manda dan narendra tidak mempersalahkan itu. Yang menjadi masalah oleh manda dan narendra adalah, status berpacarannya. Dilarang berpacaran di masa sekolah termasuk kedalam peraturan narendra dan disetujui oleh manda. Kedua orang tua ini sangat pantang aturan nya untuk di langgar, dan selama ini anak anak mereka selalu nurut dengan semua peraturan yang narendra buat. Kekecewaan manda dan narendra bertambah karena lio melanggar aturannya dan sudah merusak kepercayaan manda narendra.

Dalam perjalanan kembali kerumah, suasan hening tidak ada yang bersuara satu pun bahkan mobil yang selalu di penuhi suara riangnya ayden tak terdengar sama sekali, bahkan sekedar suara radio pun tidak ada, semuanya hening. Pun sesampainya dirumah semuanya masih tetap hening.

"Tidak ada yang masuk kedalam kamar, semuanya kumpul diruang keluarga" perintah dari narendra menghentikan langkah masing masing anggota keluarganya yang hendak menuju kamar masing masing. "Semuanya, termasuk mama" tambah narendra.

Semua anggota keluarga sudah berkumpul di salah satu ruangan khusus yang biasanya mereka gunakan untuk menghabiskan waktu bersama, ruang keluarga mereka menyebutnya. Masih hening belum ada yang membuja suara satupun, manda diam dengan kecewanya, nerendra menatap setiap anggota keluarganya, adrian ayden lia dan juga lio ikut menunduk tak berani menatap kedua orang tuanya.

Sejail jail nya lio, senakal nakal nya lio, ia akan tetap takut kepada kedua orang tuanya jika sudah berbuat salah. Tak ada sedikitpun niat lio untuk melawan bahkan menentang kedua orang tuanya. Begitulah cara didik narendra dan manda kepada anak anak mereka.

"Jelaskan lio" ucap narendra to the poin, menatap tajam ke arah lio, begitu juga manda. Sedangkan ketiga saudaranya hanya melirik sebentar ke arah lio lalu kembali menunduk.

"Maaf pa, ma. Lio akui lio salah, lio udah langgar aturan mama papa, lio akan putusin floren, dan siap menerima hukuman dari papa dan mama"

"Kamu tau apa hukumannya?" Tanya narendra

Lio mengangguk. Apapun bentuk kesalahan dan langgaran yang mereka lakukan hukuman tetap sama dan itu berlaku untuk semua anak anak mereka yang berbuat salah tanpa terkecuali. "Tidak ada uang jajan selama seminggu, tidak boleh keluar rumah dan fasilitas disita mama papa" ucap lio menyebutkan hukuman yang sudah di tetapkan narendra.

"Tidak hanya itu" ucap narendra membuat lio menatap sang papa dengan ragu "karna sekarang masih dalam dalam libur sekolah hukuman itu akan berlaku nanti setelah kamu masuk sekolah"

"Tapi pa..."

"Tidak ada penolakan lio, itu sudah hukumannya untuk anak yang sudah tau itu salah tapi masih dikerjakan" ucap narendra

"Baik papa" lio kembali menundukan kepalanya kebawah.

"Papa" panggil lia dengan suara yang pelan

"Kenapa lia? Ada yang mau disampaikan?"

"Tidak adil kalau hanya lio yang di hukum pa, lia juga melanggar aturan papa, yang mana ikut menyembunyikan kesalahan lio"

"Maksud lia apa?"

Lia menarik nafas nya perlahan, lalu menatap lio yang juga menatapnya. Lio menggelengkan kepalanya pelan agar lia tidak melanjutkan pengakuannya kepada narendra

Lia & Lio (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang