Part 38

1.3K 115 31
                                    

"Ga bisa pah, perut lia akan semakin besar nanti. Mama gamau anak perempuan mama jadi bahan omongan orang di luar sana, apalagi bahan omongan yang gabaik"

"Jadi mama mau nya gimana?" Tanya narendra selembut mungkin. Pasalnya sedari tadi, istri kesayangannya ini tak bisa bicara santai. Mungkin masih ada rasa kesal.

Bukan karena tak menerima anak yang lia kandung. Hanya saja menyayangi, jika secepat ini.

"Mama mau ajaran tahun baru besok lia langsung home schooling aja"

"Terus lio?" Tanya narendra lagi.

"Lio tetep sekolah... pah bayangin kalau nanti ada yang tau anak kita hamil saat masih sekolah? Mama gamasalah kalau yang di kata katai itu mama, tapi mama ga akan mau dan tega liat anak mama di kata katain orang. Pokonya lia home schooling mulai ajaran tahun baru besok"

Narendra memijit kepala nya yang tak sakit. Ia mengerti perasaan manda. Tapi, apapun kemauan manda mereka harus menanyakan terlebih dahulu kepada lia. Mereka tidak bisa memutuskannya sendiri.

"Mamah, papah.." panggil lia sambil mendorong pelan pintu kamar narendra dan manda yang terbuka sedikit.

"Sayang?" Panggil manda. Manda langsung membawa lia kedalam kamar nya.

Tapi ternyata lia tak sendiri, lio ikut mengekor di belakang lia dengan wajah yang gak berani menatap manda dan juga narendra.

Sebelah tangan lia yang menganggur menggenggam tangan lio. Mengajak lio juga ikut masuk berjalan disamping nya.

"Duduk sayang" pinta manda.

Lia duduk di tepi ranjang milik manda, lio mengikut. Narendra mengambil satu kursi untuk manda, sedangkan narendra memilih untuk berdiri di samping istrinya.

"Ada apa sayang?" Tanya manda kepada lia.

Lia melirik lio sebentar, lalu kembali maenatap manda dan juga narendra. Lia tersenyum manis sambil mengusap kedua telapak tangan manda yang sedari tadi menggenggam tangan lia.

"Tadi mama marah marah kenapa?" Tanya lia

"Marah? Mama ga marah nak" jelas manda.

Lia lagi lagi melihat ke arah lio yang masih tak berani mengangkat kepalanya. Sebelah tangan lia menggenggam sebelah tangan lio. Mengisyaratkan untuk lio jangan takut.

"Mama masih marah sama lio?" Tanya lia lagi.

Manda melirik lio yang iapun sadari anak laki laki nya iti sedari tadi hanya menunduk saja.

"Lio angkat kepalanya. Papa ga pernah ajarin lio jadi anak penakut seperti ini. Angkat kepala nya nak" pinta narendra. Barulah lio memberanikan diri mengangkat kepalanya. Mata nya langsung bertemu dengan mata manda dan juga narendra.

"Mama sama papa marah sama anak lia dan lio?" Lagi lagi loa bertanya kepada manda dan kini juga pada narendra.

Manda sedikit kaget. Kenapa lia bertanya seperti itu. Dan bagaimana lia bisa tau? Padahal mereka sepakat untuk memberi tahu lia bersama sama nanti. Ini pasti ulah lio.

Manda melirik anak laki laki nya sebentar.

Memang lio yang sudah mengatakannya kepada lia. Lio sendiri tidak bisa tahan karena sedari kemarin lia terus terus saja mengode nya ingin memberikan 'hadiah'

Jadilah lio keceplosan, dan mengatakan jika lio tak bisa melakukan iti di saat kehamilan lia masih muda dan masih dalam trisimester pertama.

Lia tentu bukan main kaget mendengarnya. Lio juga sempat memukul mulut nya yang ember dan merutuki dirinya sendiri. Untuk kedua kalinya ia berbuat salah, dan nanti pasti manda akan semakin marah padany. Untuk madan biar nanti saja. Tapi yang sekarang, ia harus menghadapi kemarahan istri nya lia terlebih dahulu.

Lia & Lio (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang