Part 37

1.3K 105 22
                                    

Lia bersama adrian dan juga ayden kini dalam perjalanan menuju lokasi tournamen basket yang lio dan tim sekolahnya ikuti.

Adrian melirik lia dari kaca spion depan. Dari mula masuk kedalam mobil, hingga sudah setengah perjalanan. Lia hanya diam saja melihat jalanan.

"Adek oke?" Tanya adrian kepada lia yang duduk di kursi penumpang bagian belakang.

"Ha.. apa bang?"

"Adek kenapa? Baik baik aja kan?" Tanya adrian lagi. Ayden pun ikut menoleh kebelakang.

"Lia sakit?" Ayden juga menyadari perubahan lia.

"Engga kok lia baik baik aja.. kenapa bang? Ayden lia kenapa memangnya?"

"Lia keliatan lesu sama sedikit pucet, lia udah makan kan tadi?" Tanya ayden

Lia menyengir melihatkan deretan giginya "lia lupa.. biasanya lio selalu jemput lia ke kelas.. tadi juga lia gasempet keluar kelas karna buru buru mau kumpulin tugas kelas den, bang"

"Abang kita berenti dulu cari tempat makan bang" pinta ayden langsung kepada adrian. Adrian menyetujui.

"Ee gausah ayden abang, kita beli makanan di sana aja pasti banyak yang jualan. Lia gamai telat liat lio tournamennya"

"Lia.. adek harus makan dulu, disana lia pasti bakal suport lio kan, dan butuh tenaga juga. Sedangkan lia belum makan" jelas adrian.

Yang dikatakan adrian ada benarnya. Tapi lia tak ingin terlewatnya semenit pun pertandingan lio.

"Abang pleaseee kita langsung kesana aja ya bang, ayden please ya ya ya. Lia gamau ketinggalan semenit pun pertandingan lio"

Akhirnya adrian dan ayden pasrah mengikuti kemauan lia. Biar nanti mereka saja yang mencari makanan disana untuk lia. Lia benar benar tak ingin terlambat menyaksikan lio ternyata.

*
Sesampainya disana. Benar saja, lia mengeluarkan semua energinya untuk mendukung lio. Untung saja sebelum masuk adrian sudah membelikan beberapa makanan untuk mengganjal perut lia.

"Lia jangan diforsir energi nya dek, lio tau ada adek kok disini. Adek belum makan banyak loh" ucap adrian memperingat lia, pasalnya lia dan ayden tak hentihentinya berteriak mendukung lio.

"tapi lia geregetan abang. Tu tu tu sedikit lagi poin nya, lio bakalan menang, sekolah kita bakalan menang abang" ucap lia dengan antusias

"Ayden jangan di ajak lia teriak terus dong dek.. duduk sebentar buat jaga kumpulim energinya lagi" kali ini adrian memperingati ayden. Tentu yang mengajak lia seheboh ini adalah ayden.

Terdengar tiupan pluit dari wasit saat waktu pertandingan sudah berakhir bersamaan dengan teriakan pendukung sekolah lia dan lio, karena pertandingan ini dimenangkan oleh sekolah mereka. Tetapi tidak dengan lia, ayden dan jiga adrian.

Tepat saat pluit itu dibunyikan. Lia langsung ambruk begitu saja, setelah teriakan terakhirnya.

"LIOOOO, LIA PINGSAN" teriak ayden

***

Tak ada satupun yang mampu dan ingin mengeluarkan suara saat narendra mengumpulkan semua anghota keluarganya di tempat ruangan khusus mereka berkumpul, kecuali lia. Lia langsung dibawa kedalam kamar lio,setelah kembali dari rumah sakit.

Acara diam diaman ini lebih tepatnya diberikan kepada lio. Bagaimana tidak, mendengar hasil yang dokter berikan kepada mereka tadi mmebuat manda dan juga narendra, tak di pungkiri adrian dan juga ayden mendadak geram kepada lio.

Lio sudah mengingkari janjinya. Jika sudah seperti ini, bagaimana lagi? Nasi sudah menjadi bubur.

"Mama kecewa sama lio. Sudah berapa kali mama ingatkan kepada lio? Tapi kenapa bisa seperti ini kejadiannya" manda kembali mengeluarkan airmatanya yang sempat terjeda saat diperjalanan pulang dari rumah sakit tadi.

Lia & Lio (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang