Part 47

1.1K 83 4
                                    

Bertambah satunya anggota keluarga mereka, bertambah juga perhatian narendra dan juga manda kepada anak anak nya, bukan malah berkurang sedikitpun. Apalagi kepada lia, karna anggota baru mereka kedudukannya sama dengan lia, sebagai anak perempuan dikeluarga itu.

Bedanya, Narendra dan manda tidak mengangkat ayana sebagai anak mereka. Mereka hanya mengajak dan mengizinkan ayana untuk tinggal bersama mereka, karena diumur yang masih kecil dan tinggak sebatang kara, membuat narendra dan manda tak sampai hati melihatnya.

Keadaan seperti ini juga menjadi keuntungan sendiri untuk lia dan juga ayden. Lia menjadi ada temannya, dan bisa bertemu ayana sebagai teman bahkan saudara nya setiap hari. Begitu juga dengan ayden, yang tak perlu repot repot mengantar jemput ayana kerumah dan kesekolah, karna kini ia akan berangkat bersama dan pulang bersama. Atau mungkin memudahkan ayden untuk semakin dekat dengan ayana mungkin?

Seperti pagi ini. Setelah selesai menyiapkan diri untuk berangkat kesekolah, dan seperti biasa. Ayden akan menghampiri kamar lia dan lio terlebih dahulu

"Kak lia bang lio, udah siap belum? Ayden tunggu di meja makan ya" walaupun kini lia dan lio sudah satu kamar, tidak menghilangkan rutinitas ayden setiap pagi memanggil kedua kaka nya itu.

Beberapa langkah beranjak dari depan kamar lio, kini ayden sudah berdiri di depan kamar lia. Kamar yang kini dihuni oleh keluarga baru mereka, dan ini akan menjadi tambahan rutinitas ayden di pagi hari setelag dari kamar lio dan lia.

Tok tok tok. Ayden mengetuk pintu kamar itu sebanyak tiga ketukan. "Selamat pagi ayana, ini ayden. Sudah siap belum? Ayo sarapan kebawah"

Pintu kamar lia langsung terbuka dari dalam. Ayden menyambut orangbyang ada di dalam kamar itu dengqn senyum manisnya. Ayana sudah berdiri di hadapan ayden, membalas dengan senyuman yang bisa dikatakan senyum terpaksa.

"Selamat pagi ayana" sapa ayden

"Pagi ayden"

"Tidur nya nyenyak?" Tanya ayden lagi, basa basi.

"Setidak nya ayana bisa tidur ayden, untuk nyenyak sendiri ayana rasa tidak" jawab ayana. Ayaden mengerti apa yang yang ayana rasakan sekarang

"ayo kebawah sama sama, papa mama sama abang udah tungguin di meja makan" tak ingin melanjutkan membahas hal yang akan membuat ayana bersedih. Ayden langsung mengajak ayana untuk turun kebawah.

"Lio dan lia?" Karena ayden tak menyebutkan lio dan lia, membuat ayana bertanya apakah lio dan lia tidak ikut sarapan bersama?

"Mereka menyusul. Biasa suami lia itu pasti lagi bikin istri nya riweuh, atau mungkin lia lagi manja sama papiyo" ucap ayden menjelaskan, keadaan setiap pagi lia lio setelah menikah

"Papiyo siapa?" Tanya ayana heran

Ayden tersenyum "papiyo itu lio ay, dan lia itu mamiya, itu panggilan untuk dede tobeli nanti, dan dede tobeli itu anak nya lia lio nanti kalau udah lahir" mendengat penjelasan, yang menurut ayana sangat lucu, tanpa disengaja ayden sudah membuat senyum ayana terulas, dan kini tidak lagi senyum yang di paksakan.

"Selamat pagi mama papa, abang" sapa ayden saat mereka sudah berada di meja makan, ya mereka. Ayden dan juga ayana.

"Pagi om.. mm papa.. pagi mama.. pagi bang adrian" ayan ikut menyapa ketiga anggota keluarga yang sudah lebih dulu berada di ruang makan.

"Pagi ayden, pagi ayana.. ayo duduk nak" ajak manda

"Pagi adik bungsu nya abang, pagi ayana" balas adrian setelahnya.

"Hmm abang tebak, papiyo sama mamiya pasti telat lagi turun nya kan. Ayo den kita taruhan, kali ini siapa yang memulai drama.. apakah papiyo? Atau mamiya? Apa jangan jangan dede tobeli?" Tambah adrian lagi

Lia & Lio (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang