Part 44

1K 90 1
                                    

Setelah mengantarkan lia kerumah sepulang sekolah, mulai sekarang lio akan menyempatkan diri setidak nya berada di kantor selama 1-2 jam. Karna menimbang lio masih masa sekolah. Narendra tidak mengharuskan lio untuk datang ke kantor, lio bisa saja mempelajari dirumah. Tetapi, lio ingin cepat paham dan mengerti, juga gampang untuk bertanya kalau di kantor.

Tadinya lia ingin ikut ke kantor bersama lio, lio mau mau saja mengizinkan karna sekarang ia sudah menggunakan mobil. Tapi saat perjalanan menuju kantor, tiba tiba saja lia kembali merasakan mual, rasanya semua makanan yang ia makan tadi siang ingin lia keluarkan saat itu juga.

Lio sampai menepikan mobilnya ingin membantu lia untuk mengeluarkan semua isi perutnya, tapi tak bada satupun yang keluar dari mulut lia. Melihat konidis lia seperti ini, membuat lio juga tak tega membawa lia lama lama keluar. Mungkim untuk pertama kalinya dede tobeli ikit beraktifitas yang banyak, membuat dede jadi rewel di dalam sana.

"Lio janji hanya sebentar, ambil beberapa buku papa sama dokumen yang harus lio pelajari setelah itu lio bakalan pulang. Kalau ada apa apa telvom lio ya sayang, kalau mau apapun juga kabarin lio, nanti pasti lio bawa pulang" ucap lio setelah membantu membaringkan tubuh lia dinatas ranjang, tentunya setelah membantu lia bersih bersih terlebih dahulu

"Dede tobeli, anak papiyo yang paling pinter. Papi kan mau ke kantor dulu biar ada uang nya, uang buat beli semua yang dede mau. Jadi dede harus bantu papiyo untuk ga nakal ya sayang, kasian mamiya sendirian kalau dede rewel sampe bikin mamiya muntah muntah. Apapun yang dede tobeli mau bilang ke mami ya, nanti papi bawakan" diakhiti dengan kecupan beberapa kali di perut lia.

Lalu berpindah, lio mencium, kening, pipi, dagu, hidung, kedua mata, dan terakhir bibir lia. Lia yang merasa tubuhnya sudah lemas hingga tak bisa terlalu merespon lio "bobo ya sayang, lio ke kantor dulu. I love you mamiya, dede tobeli. Papiyo sayang kalian" dilihatnya lia yang sudah menutup matanya, dengan berjalan mundur dan perlahan lio keluar dari kamar meninggalkan lia yangbseperti nya sudah tertidur.

Setip lio akan ke kantor, lio selalu meminta ayden untuk menemani lia dirumah hingga lio kembali, tapi untuk kali ini lio juga meminta ayden sekalian membawa ayana. "Sudah semuanya ayden?" Tanya lio kepada ayden yang baru saja memasuki rumah

"Udah lio, semua beres. Paling nanti ada satu dua barang abang yang bawain" ucap ayden

"Yasudah kalau gitu, lio mau ke kantor sebentar. Ayden sama ayana tolong jagain lia sebentar ya. lio janji bakal cepat pulang, kalau lia mau apa apa langsung bilang lio ya den" ucap lio kepada ayde, dibalas dengan anggukan dan acungan jempol oleh ayden.

Semenjak lio ke sekolah menggunakan mobil karna lia tengah mengandung. Ayden memutuskan untuk tetap membawa motornya, entah sejak kapan ayden kini menjadikan berangkat sekolah bersama ayana sebagai rutinitasnya, apalagi sekarang hubungan ayden dan keluarganya dengan ayana mulai membaik.

"Gue sama aya ke atas dulu ya li" ucap ayden, menggandeng tangan ayana untuk naik ke atas.

"Ayden, jangan diganggu lia nya ya, lia baru tidur soalnya"teriak lio kepada ayden yang sudah menaiki anak tangga. Ayden mengacungkan jempol sebagai jawabannya.

"Terus aku kemana? Lia nya kan tidur. Ayana tunggu dibawah saja ayden" ucap ayana melepas gandengan ayden di tangannya.

"Tunggu di kamar lia aja ay, atau mau ikut aku ke kamar?"

Pertanyaan ayden mampu membuat ayana terdiam, menatap ayden tanpa ekspresi. Entah mungkim perkataan nya salah, ayden menyadari perubahan raut wajah ayana. "Eh aku becanda ay, gapap kok tunggu di kamar lia aja ya. Lia ga akan bangun kalau ga berisik. Aku ke kamar dulu ganti baju nanti aku nyusul" ucap ayden.

Stelah memastikan ayana masuk kedalam kamar lia, ayden langsung menuju kamar nya untuk bersih bersih dan ganti baju.

*
Lia menggeliat, badan nya terasa pegal, perut nya juga masih terasa keram.

Lia & Lio (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang