Part 42

919 100 8
                                    

Narendra, adrian, dan lio berjalan buru buru memasuki rumah mewah milik bramantio. Setelah mendapatkan telvon dari ayana kepada lia, dan lia langsung mengabari suaminya lio. Tanpa bertanya lagi ketiga bapak anak itu langsung menuju kediaman tio.

"Assalamualaikum" salam narendra memasuki rumah tio, yang sebelumnya kedatangan mereka sudah di sambut oleh ayana. Ayan menuntun ketiga laki laki itu untuk masuk kedalam rumahnya.

"Silahkan duduk pak naren" tio mempersilahkan narendra untuk duduk, begitu juga kepada adrian dan juga lio.

"Maaf pak tio, sebenarnya ada apa ini?" Tanya narendra to the poin, ia melirik putra bungsunya yang juga ada disana.

"Ayden saja yang menejelaskan kepada anda pak naren" ucap tio.

"Ayden, ada apa ini?" Tanya narendra kini menghadap ayden.

Ayden yang sedari tadi hany menunduk, sesekali memegang sudut bibir nya yang masih mengeluarkan cairan berwarn merah, kini mengangkat kepala nya perlahan.

"Astagfirullah"

"Ck ayden?"

Adrian dan lio langsung mengahampiri ayden dan duduk di samping kiri kanan ayden. Sekarang narendra tau apa yang sudah terjadi, melihat wajah tio yang sama dengan ayden tapi tak separah ayden. Anaknya dan ayah kandung nya lia seperti nya sudah berkelahi, tapi kenapa?

"Ayden jawab papa nak" pinta narendra lagi

"Maaf ayden pa, bang... ayden kelepasan waktu liat om tio tadi... apa yang udah dia lakuin ke kak lia, ayden masih belum terima.. ayden yang lebih dulu nyerang om tio pa.. maaf"

"Apa yang ayden lakukan pantas untuk saya dapatkan pak naren. Tapi maaf mungkin cara saya menghentikannya cukup keras jadinya sampai begini" tambah tio.

"Jadi masalah ini sudah selesai kan pak tio? Saya atas nama ayden meminta maaf dengan apa yang sudah anak saya lakukan"

"Seperti yang sudah saya katakan tadi pak naren, saya memang pantas mendapatkan itu bahkan lebih" ucap tio.

"Seharusnya memang seperti itu, andai saja om tio tidak menghilang alias kabur, harusnya sekarang om tio tengah mempertanggungjawabkan apa yang sudah om tio lakukan keoada istri saya. Om ingat kan, lia itu sekarang istri saya. Saya tidak akan pernah biarkan, sedikit pun om tio bisa sentuh istri saya lagi. Walaupun lia itu anak kandung om. Papa ayo bawa ayden pulang" lio dan adrian sudah lebih dulu keluar meninggalkan tio, narendra dan juga ayana yang sedari tadi hanya diam sambil menatap iba wajah ayden.

"Pak tio sudah liat bukan bagaimana cara ketiga anak laki laki saya melindungi lia? Apa yang akan mereka lakukan? Anak anak saya bukan lagi anak kecil pak tio, jadi saya minta untuk pak tio tidak lagi ada niatan buruk kepada anak saya. Maaf untuk kejadian ini, saya permisi" saat narendra melewati ayana yang tersenyum ramah kepada nya, narendra juga membalas senyum ramah itu.

Narendra mengusap kepala ayana lembut, sayang sekali nasib ayana tidak sebagus nasib lia. Narendra berdoa agar segala kebaikan selalu berpihak kepada anak perempuan satu ini.

***

"Ayana sehat?"

"Ayan kemana aja?" Bukan menjawab pertanyaan tio, ayana malah kembali bertanya.

"Ayah ada disini sekarang, ayana sehat nak?" Tanya tio lagi.

"Sehat, tapi hari ini baru aja sakit. Mangkanya ayden kesini jenguk ayana"

"Sini nak, ayah rindu anak ayah yang satu ini" tio merentangkan tangannya kepada ayana. Bagaimanapun buruk nya tio. Bagi ayana tio tetap ayahnya, hanya tio yang ayana punya.

"Ayah jangan jahat jahat lagi ke lia ya yah, ayana cuma punya ayah, ayana gamau ayah sampai pergi lagi kaya gini, bahkan sampai tinggalin ayana selamanya" pinta ayana di dalam pelukan tio.

Tio benar benar mengutuk dirinya sendiri, bagaimana bisa ia melakukan hal sekeji itu kepada anak anak nya sendiri, diam diam tio menangis sambil memeluk ayana, tapi secepat itu juga tio menghapus air mata nya.

"Ayah adalah ayah yang buruk, tapi ayana masih mau terima ayah. Terimakasi ya nak, sampaikan maaf ayah untuk lia dan keluarga yang disana. Tadi ayah ga sempet minta maaf waktu mereka disini" ucap tio

"Ayo ayah kita kerumah om naren, ayah bisa minta maaf secara langsung kepada lia dan keluarganya"

Tio tersenyum sambil menangkup wajah anak perempuannya itu. Tio menggeleng. "Maaf sayang, ayah gabisa. Ayah pulang hanya mau memastikan anak ayah ini baik baik saja dan sehat. Ayah bersyukur anak ayah ini baik baik saja, ayana tolong sampaikan saja ya nak. Smapaikan ke lia kalau ayah juga sama sayang nya pada lia, sama seperti narenda, bedanya ayah adalah ayah yang buruk"

Ayana menggeleng kuat. "Ayah tetap ayah nya ayana sama lia ayah, ayah jangan pergi lagi, disini aja sama ayana, ayana udah ga punya siapa siapa ayah" ayana mengatakan dengan suara yang bergetar. Tio seolah ingin meninggalkan nya kembali.

"Ayah janji akan pulang lagi, tapi ayah harus balik kerja sayang. Ayana baik baik dirumah, harus nurut sama pak de dan mbok ya sayang"

Ayana menggeleng lagi "engga ayah engga, ayana gamau, ayah bawa ayana aja, ayana gapapa kok kalau harus pindah sekolah lagi. Ayah jangan pergi lagi"

"Ayah tinggal sebentar aja nak, ayah harus kerja biar kita ada uang sayang.. ayah janji nanti weekend ayah pulang"

"Ayah janji?"

"Iya sayang ayah janji.. ayana baik baik ya nak, ayah sayang ayana. Maafin semua kesalahan ayah selama ini"

Pertemun singkat itu haru berakhir hari itu juga. Karna tio yang harus kembali entah kemana, dan meninggalkan ayana lagi. Ayana melepas kepergian mobil tio dengan derai air mata yang tak henti hentinya.

"Cepat pulang ayah" lirih ayana memandang mobil tio yang mulai menghilang.

*

"Jadi om tio udah lama ga pulang sayang?"

Lia mengangguk "ayana yang cerita ke aku li, kalau ayah udah ga balik kerumah semenjak kejadian waktu itu. Dan baru balik lagi sekarang"

Setelah lio menceritakan bagaimana tadi keadaan dirumah tio, begitu juga lia yang juga menceritakan kepada lio bahwa tio sudah lama tidak pulang kerumah. Ayana pun tidak tau kemana perginya tio.

"Mungkin om tio nyesel sayang sama apa yang udah di perbuat ke lia, yaudah lah ya yang penting masalah nya udah selesai om tio mengakui kok sama kesalahannya. Tapi ayden masih belum bisa terima apa yang udah om tio lakuin ke lia"

"Mmm lia udah boleh berteman sama ayana lagi lio?"

"Sayang, bukannya lio ngelarang, tapi lio gamau kejadian kaya gitu menimpa lia.. lio gasanggup. Apalagi sekarang ada dede tobeli"

"Tapi ayana ga jahat lio, ayana saja tidak tau kalau ayah lakuin itu.. boleh ya lio, lia berteman lagi sama ayana. Ayana kesepian dia gapunya siapa siapa lagi selain ayah, dan sekarang ayah juga pergi tinggalin ayana, sayang... papiyoo.. boleh yaaa" lia memohon memasang wajah gemas nya agar lio menyetujuinya.

Titik lemah nya lio berada disini. Ia lemah jika lia sudah memasang wajah gemasnya, tapi di balik itu juga lio tak tega mendengar cerita dari lia tentang ayana. Ia juga sedikit merasa bersalah karna sudah bersikap kasar kepada ayana waktu itu.

"Boleh sayang, mamiya boleh berteman sama ayana. Tapi inget, apapun kemanapun harus izin lio, karna apa?"

"Karna lio suami lia, karna seorang istri wajib mendapatkan izin dari suaminya" jawab lia senang.

"Terimakasi papiyoo, i love you

"Loveyou more mamiya" seperti biasa. Lia selalu ingin dipeluk lio ketika tidur, tapi sekarang harus berhati hati karna takut dede tobeli kegencet oleh lio.

Ga ada konflik hahaha, berantem dikit. Udah aha cerita ini adem adem aja, cerita berfkonflik cukup yang "berhenti" aja... gapapa ya guys!!!!!!

Lia & Lio (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang