Part 55

983 94 0
                                    

Kini tidak hanya satu dua orang perempuan yang akan lio istimewakan dirumah itu. Setelah lia dan manda, kini ada dua buah hati nya yang selalu menunggu kepulangan lio kerumah.

Setelah tadi di bawah bertemu dengan mamanya, manda. Lio memberikan beberapa tangkai bunga yang sudah di satukan menjadi bucketan bunga. Kini giliran lio memberikan beberapa tangkai bunga itu kepada ketiga perempuan nya yang kini sudah menunggunya di kamar.

Perlahan lio membuka pintu kamar nya. Takut jika lia tengah meniduri kedu putri mereka.

"Assalamualaikum cantik cantiknya papiyo" ucap lio pelan.

Lia yang tengah duduk di antara kedua anaknya yang berbaring di atas kasur, menoleh ke arah pintu. Senyum lia merekah, begitu juga lio. Lia langsung beranjak dari ranjang, berlari menghampiri lio.

"Yeeeeyyy papiyo pulang" teriak lia kegirangan sambil memeluk lio.

"Liat papiyo bawa apa buat mamiya sama kokat dan tobeli"

Lia melepaskan pelukannya. Dan melihat apa yang ada di tangan lio. Satu bucket bunga dengan tiga jenis bunga di dalamnya digabung menjadi satu.

"Waaaahhh bunga... ini buat aku sama adik dan kakak papiyo?" Tanya lia sambil meraih bucket bunga itu dari tangan lio

"Tentu dong, buat cantik cantik nya papiyo. Berhubung karna adik sama kaka masih kecil, jadi bunga nya di satuin dulu sama mamiya yaa.. nanti kalau sudah besar dan sudah mengerti, baru papiyo pusah bucket bunga nya"

Lia sudah duduk kembali di tepi ranjang. Dengan lio berdiri di sampingnya. Tidak langsung menghampiri kokat dan tobeli, karna lio belum membersihkan dirinya.

"Papiyo cepet bersih bersih biar bisa main sama kokat dan tobeli" pinta lia yang masih sibuk. Menciumi bucket bunga dari lio.

"Iya sayang, sebentar yaa sayang sayangnya papiyo"

Selagi menunggu papiyonya bersih bersih, lia mengajak kedua anak nya berbicara membahas soal bunga. Ia berbicara sedikit jumawa, karena sebelum ada kokat dan tobeli, lia sudah lebih dulu diberikan banyak bucket bunga setiap lio pulanh dari sekolah ataupun kantor.

"Adik sama kaka baru ini kan di kasi bunga sama papiyo? Mamiya dong, udah sering... liat di dinding sana, banyak bunga keringnya, nah itu semua dari papiyo... mamiya jadiin pajangan. Karna adik sama kakak belum mengerti, jadi bucket yang besar ini buat mamiya aja yah.. hhmm wangi.. adik sama kaka mau coba bauin ga? Eitss gaboleh, karena hidung adik sama kaka masih sensitif... nanti ya kalau udah besar ya"

Banyak celotehan lainnya dari lia kepada kedua putrinya, yang sudah jelas kedua putrinya pun tidak mengerti.

Celotehan lia terhenti saat pintu kamar nya diketok dan dibuka dari luar oleh seseorang.

"Mamiya, adik sama kaka lagi bobo ga?" Tanya ayden,

"Kita mau main sama adik sama kaka boleh mamiya?" Tambah adrian, yang ternyata berdiri di belakang ayden.

Lia tergelak melihat ekspresi memelas kedua saudaranya, "adik kaka liat om iden sama om ian lucu sekali wajah nya mau izin main sama adik sama kaka"

"Sini abang sama ayden, kaka sama adik ga lagi bobo kok. Lia abis ngajakin kaka sama adik cerita nih"

Ayden dan adrian masuk kedalam kamar menghampiri lia dan kedua bayi yang sedang berbaring di atas ranjang.

"Halloo cantik cantik nya om ian, aduh aduh aduh makin cantik aja, abis mandi ya sayang?"

"Iya om ian" lia yang menjawab dengan nada anak kecil,

"Cantiknya sama kaya mamiya nih." Tambah ayden lagi,

Lia & Lio (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang