Part 17

1.3K 130 11
                                    

Semenjak kedatangan laki laki bernama tio waktu itu, menjadi suatu kecemasan bagi narendra dan manda. Apalagi hampir setiap harinya tio selalu mendatangi narendra ke kantornya, dan hampir setiap hari itu narendra menolak dengan berbagai macam alasan jika tio meminta bertemu dengannya.

Jika di hari pertama sekolah narendra hanya mengantarkan ke tiga anak nya sekolah dan menyuruh pulang dengan angkutan umum, kini narendra memutuskan untuk mengantar dan menjemput ketiga anaknya kesekolah. Karena takut jika tio nekad menghampiri anaknya.

Dan hari ini hari terakhir lia, lio dan ayden menjalani hukuman dari narendra. Seperti yang sudah narendra katakan kepada ketiga anak nya saat mengantarkan kesekolah tadi pagi, untuk dapat menunggu narendra di dalam gerbang sekolah sampai narendra tiba.

Tapi, sudah setengah jam lio, lia, dan ayden menunggu belum ada tanda tanda narendra menjemput mereka. Sebelumnya narendra tidak pernah telat sedikitpun bahkan terkadang sebelum waktunya pulang narendra sudah menunggu di luar gerbang. Ingin menghubungi pun tak bisa karena handphone masing masing mereka masih di sita.

"Papa mana ya, kenapa belum sampe jam segini" keluh ayden sambil menyenderkan badan nya pada tubuh lio sebelah kanan, sedangkan lio merangkul tubuh lia di sisi kirinya

"Tunggu bentar lagi aja siapa tau macet" ucap lio

"Tapi papa udah telat banget ini" keluh ayden lagi "gue cape banget abis kelas olahraga, laper juga" keluh ayden. Walaupun sering berantem dan berselisih, tetapi lio tak tega melihat adik laki laki nya yang tampak lesu, apalagi ayden tipe yang jarang kelelahan dan jarang mengeluh. Jika sudah begitu itu tandanya ayden benar benar kecapean.

"Mau ke kantin dulu ga? Kita cari makan dulu ke kantin yuk, siapa tau masih ada"

"Ga bakal ada lio, udah jam segini sekolahan aja udah sepi" ucp ayden, kini ikut merangkul lengan lio dan merebahkan kepalanya di pundak lio, karena merasa benar benar lelah

"Lia? Lia pasti cape juga kan? Laper?" Tanya lio kepada lia yang sedari tadi hanya diam karena nyaman di rangkulan lio menunggu narendra yang tak kunjung datang

"Cape dan lapar juga tapi lia masih bisa tahan kok, lio bawa ayden ke kantin aja, ayden kayanya kecapean banget lio"

"Kita ke kantin dulu ya den, cari makan buat lo dulu" ajak lio kepada ayden, karena sangkin lemas nya ayden hanya mengangguk sebagai jawabannya

"Engga kita lio, lio bawa ayden aja, lia bakal tunggu disini" sanggah lia saat lio hendak membawa kedua adiknya untuk kembali masuk kedalam sekolah

"Engga lia, lio ga akan ninggalin lia sendirian disini, ayo kita kedalem dulu sama sama" paksa lio, kembali membawa kedua rangkulan itu tetapi lia tetap menolak

"Kalau kita masuk kedalem terus papa dateng dan ga liat kita disini yang ada papa khawatir lio, lio bawa ayden aja lia tunggu disini.
Ia janjinga akan kenapa kenapa... please lioo... kasian ayden udah lemes gitu" lia memohon untuk lio menuruti kemauaannya.

Karena tak tega dengan keadaan ayden, terpaksa lio mengikuti permintaan lia daripada terus berdebat dengan lia dan ayden semakin kelelahan. Lio meninggalkan lia di tempat mereka berdiri, dan membawa ayden masuk kembali ke dalam sekolah, lebih tepatnya ke kantin sekolah.

Sejujurnya lia tidak begitu berani ditinggalkan oleh lio dan ayden disini sendirian, karena keadaan sekolah yang sepi dan tidak ada satpam yang berjagabdi depan karena tengah patroli ke dalam sekolah, membuat hanya ada lia berdiri seorang diri tepat di belakang pagar sekolah yang tertutup setengah.

Lia & Lio (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang