Part 19

1.4K 125 34
                                    

Beberapa hari ini adrian dibuat tidak tenang dengan fakta yang baru saja ia dapatkan. Setelah memastikan adik adiknya sudah masuk ke dalam kamar, adrian langsung turun berencana akan menemui narendra dan manda.

*tok tok*
"Papa...mama... ini adrian, abang boleh masuk?" Cukup sekali panggilan pintu kamar itu terbuka dari dalam. Manda yang membukanya.

"Abang? Ada apa nak? Kok belum tidur?" Tanya manda sambil melirik jam yang sudah menunjukan pukul 11 malam.

"Mama papa udah mau tidur? Abang ganggu ga?"

"Engga sayang, abang mau apa?" Manda menarik adrian, membawa nya masuk kedalam kamar

Di dalam kamar adrian melihat narendra yang masih setia duduk di meja kerjanya. "Abang boleh ngobrol sama mama papa?" Tanya adrian, lalu mengambil posisi duduk disalah satu sofa yang ada disana

"Pah, abang mau ngobrol sebentar pah" ucap manda kepada narendra yang masih sibuk dengan laptop nya.

Narendra langsung bangkit meninggalkan pekerjaannya, lalu ikut bergabung dengan manda dan anak sulungnya. Sebelum membuka suara, narendra melirik jam tangannya, sudah pukul 11 malam, lewat bahkan. Tumben sekali anak sulung nya ini mengajak ngobrol jam segini "tumben abang mau ngobrol jam segini nak, gabisa besok aja?" Tanya narendra

Adrian menggeleng. Ia sudah coba menahan tapi tetap merasa tak tenang, terus kefirikan

"Apa? Abang mau obrolin apa sama mama papa?" Tanya narendra lagi

Adrian menatap manda dan narendra secara bergantian "soal adek ma,pa"

"Adek? Adek abang ada tiga loh, adek yang mana?" Tanya manda kini

"Adek perempuan abang satu satunya ma"

Perasaan heran narendra dan manda kini bertambah, tidak hanya mengajak ngobrol dijam 11 malam, kini ditambah pembahasan yang sepertinya cukup serius "lia? Ada apa sama lia bang? Lia kenapa?" tanya narendra memajukan sedikit posisi duduknya

"Maaf ma, pa kalau abang lancang. Abang..... abang ga sengaja denger papa cerita ke mama soal papa nya lia. Abang, lio, sama ayden, dari kecil udah dikasih tau kalau lia bukan adek kandung abang. Tapi, walaupun begitu abang udah sayang sama adek dari adek baru lahir mah. Abang... abang gamau kalau adek sampe pergi ninggalin abang ninggalin kita"

Benar, seseorang yang mendengar percakapan narendra dan manda beberapa hari yang lalu saat di meja makan itu adalah adrian, anak tertua dirumah itu.

Manda menggenggam sebelah tangan narendra, jika soal lia narendra bisa jadi sangat lemah, ditambah sekarang adrian anak sulung nya juga sudah mengetahui dan memiliki perasaan takut akan kehilangan lia.

"Abang... denger papa... sampai kapanpun lia adalah adik abang, lia adalah saudara nya lio, lia adalah kakanya ayden, dan pastinya lia akan tetap menjadi anak perempuan satu satunya dirumah ini. Ga akan ada siapapun yang bisa ambil lia"

"Abang kefikiran pa.. abang takut.. abang terlalu sayang sam adek adek terlebih lia" adrian menunduk sudah tak sanggup membendung air matanya, membayangkan jika lia benar benar akan pergi meninggalkan mereka. Adrian menangis. Tetapi tak ingin dilihatboleh manda dan narendra.

Manda peka pada adrian yan menunduk, anaknya menangis. Manda berdiri dan menarik adrian untuk pindah posisi duduk menjadi di tengah, di antara manda dn narendra

"Abang kalau mau nangis jangan di tahan nak, nangis di depn mama sama papa, abang boleh kok sedih, abang boleh kok nangis" manda mengusap punggung anaknya itu. Diusap oleh manda membuat tangisan adrian pecah.

"Kalau papa lia benar benar mau ambil lia gimana ma? Abang ga ada adek perempuan lagi, lio juga pasti sedih ma, apalagi ayden" ucap adrian di sela sela tangisannya

"Abang, abang denger kan apa yang papa bilang tadi? Sampai kapanpun lia tidak akan meninggalkan kita sayang"

"Papa janji sama abang kan pa? Papa ga akan biarin lia dibawa papanya?" Kini adrian menghadap kepada narendra yang duduk disampingnya

Narendra langsung memeluk tubuh anak sulungnya itu. Sifat melow seperti ini memang turunan dari narendra kepada ketiga anak laki laki nya.

"Abang mau bantuin papa?" Tanya narendra setelah melepas pelukannya dengan adrian

"Apa pah?"

"Buat lia jadi bagian dari keluarga ini seutuhnya"

***

"Pah maksud papa apa ngomong kaya tadi ke abang? Bikin lia jadi keluarga seutuhnya? Pah, lia udah jadi keluarga kita pah, proses pengangkatan lia sebagai anak kita juga sudah kita lakukan secara sah dimata hukum. Dan mama rasa itu cukup untuk kita memeprtahankan lia disini"

"Tapi tio tetap orang tua kandung lia mah, dia bisa kapan saja membawa lia pergi dari kita, dan kemungkinan buruknya tidak akan mengembalikan lia kepada kita. Sebelum itu terjadi, papa akan membuat lia jadi bagian dari kita seutuhnya"

"Maksud papa apa? Mama masih ga ngerti pa"

"Dengan cara menikahkan anak kita dengan lia"

Sedikit dulu aja untuk part ini, karena hanya sebagai pengantar untuk part yang mungkin akan panjang setelah ini, part 20. Siapkan recehan kalian karna part 20 yang akan aku up besok sifatnya berbayar.

Tidak perlu marah marah dan protes, karna aku juga tidak memaksa teman teman untuk membeli ☺️

Aku juga mau mencurahkan isi hati aku perihal part part berbayar ini, karna melihat kasus beberapa penulis kesayangan aku dirugikan dengan oknum oknum yang memperjual belikan karya mereka, sampe penulis dibuat mogok nulis dll, jujur aku ikutan sedih sih.

Guys,.. yang kaya gini tolong banget untuk tidak di tiru ya, tolong banget hargai kerja keras penulis penulis yang sudah berusaha membuat cerita sebagus mungkin untuk temen temen, karena memang tidak segampang itu ternyata. Banyak orang yang memiliki ide tapi tidak bisa menuangkan dalam bentuk tulisan, dan banyak penulis yang mengalami writer blok karna berfikir terlalu keras, termasuk aku. Kadang sampe sakit kepala sendiri, mikirin alur, plot twist dll. Ga gampang sayang, jadi tolong untuk pembaca pembaca ku yang cerdas dan bijak, tolong banget untuk kita saling menghargai ya. Jangan ada yang memperjual belikan lagi ya.

Dan yang ga bisa beli, atau alasan lain, jangan marah marah. Bagi aku tidak ada salahnya jika penulis menukar kerja keras dalam berkarya mereka dengan nominal uang. Setidaknya kalian bisa anggap itu apresiasi untuk mereka. Bagi aku juga, itu salah satu bentuk cara penulis menjaga karya asli milik mereka.

So, aku berterimakasi banget untukmtemen temen yang udah bijak dan cerdas untuk tidak melakukan hal hal negative seperti itu. Dan aku juga tidak akan pelit apresiasi untuk temen temen yang jujur. Mungkin dengan cara adain give away atau bahkan kasi pdf gratis cuma cuma hanya karna hal kecil yang bikin aku tersentuh, beberapa pembaca ku pasti sudah merasakannya. Semoga untuk yang belum dapet, bisa dapet di kesempatan kesempatan berikutnya ya 🩵🩵🩵🩵 sekali lagi terimakasi. SEE YOU BESOK SAYANG

Lia & Lio (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang