Part 57

710 80 5
                                    

Setelah lulus sekolah hanya lio yang memutuskan lanjut ke perguruan tinggi sedangkan lia tidak. Lip tidak melarang lia jika lia ingin melanjutkan pendidikannya, tetapi lia sendiri yang izin kepada lio untuk tidak lanjut. Bukan karena malas harus menempuh pendidikan lagi. Tapi karena kedua buah hati mereka. Kakak kokat dan adik tobeli.

Lio juga tidak memaksakan lia. Jika itu keinginan lia, lio akan suport. Toh juga lio merasa sedikit lega. Selain takut lia akan kecapekan setelah pulanh kuliah lalu juga mengurus dirinya dan kedua anakanya, yang paling lio takutkan adalah ketika lia nanti di kampus akan bertemu banyak laki laki yang mungkin lebih tampan darinya. Walaupun menurut lio tidak akan ada laki laki yang lebih tampan lagi darinya, apasalah nya memiliki rasa takut seperti itu.

Lio berterus terang akan ketakutannya itu. Lia memberikan respon dengan tertawa tak henti hentinya. Bagi lia itu hal yang lucu, disekolahnya dulu bahkan banyak yang lebih tampan dan lebih kaya dari lio, tapi lia sama sekali tidak tertarik. Karna memang yang lia inginkan hanya lio satu satunya.

Tapi setelah itu, malah lia yang merasakan ketakutan itu. Tadinya lia tak memikirkan hal itu, setelah lio yang berterus terang. Kini jadi lia yang takut jika lio akan bertemu banyak perempuan ccantik di kampusnya, dan jatuh cinta dengan salah satunya. Tapi semua dipatahkan oleh lio, karena lio mengambil kelas umum dan itu hanya dilakukan secara online, hanya sesekali lio mendatangi kampusnya.

Semua jadwal nya lio berikan ke pada lia agar lia tau kapan saja suaminya ini ada kelas dan kapan saja suaminya bekerja di kantor, hingga meeting keluar. Ya lio berkuliah sambil bekerja. Sama seperti saat ia di SMA dulu setelah menikah dengan lia.

Lio membutikan kepada lia jika ketakutan lia itu tidak akan terjadi. Dan terbukti sampai saat ini, lio tetap setia kepadanya. Tapi tetap saja, rasa takut itu setidak nya sedikot saja masih ada di dalam fikiran lia.

"Lio" panggil lia yang baru saja selesai mengeringkan rambut lio,

Lio berbalik menghadap lia, memeluk pinggang lia. "Kenapa mamiya?"

"Ada yang mau lia obrolin boleh?"

"Boleh dong sayang, mamiya mau tanya apa?" Lio mendudukan lia kini di atas pangkuannya.

"Soal pekerjaan lio di kantor" ucap lia.

"Kenapa sayang? Lio terlalu sibuk ya? Sayang merasa waktu lio mulai berkurang untuk mamiya untuk kakak sama adik?" Lio menghujani lia dengan banyak pertanyaan, khawatir jika memang yang ia sebutkan tadi benar terjadi.

Lia menggeleng. Kedua tangan lia kini sudah melingkar di leher lio. Kepalanya ia senderkan di ceruk leher lio. "Terus kenapa sayang?" Tanya lio lembut sambil mengusap punggung lia.

"Tadi lia ga sengaja denger papa sama abang ngobrol di ruang tamu. Katanya ada penerimaan sekretaris baru di kantor, papa nyebutin semua namanya. Dan semua namanya itu perempuan."

Sekarang lio tau. Istri nya ini sedang gelisah, takut, dan kepikiran jika lio memiliki sekretaris perempuan dikantor, dirinya akan banyak interaksi dengan perempuan lain. Dulu lia juga pernah berterus terang cemburu saat lio tak sengaja berdekatan dengan bunga. Dan sekarang terulang lagi.

Secantik apapun perempuan diluar sana, se sempurna apapun dia. Lio tidak akan pernah tertarik karna yang lio inginkan yang lio cintai hanya lia satu satunya. Andaikan mengatakannya segampang itu dan lia akan langsung bisa memahami, mungkin akan lio lakukan. Tapi lip jug mengerti, tidak akan segampang itu perempuan, khususnya lia untuk menerima kata kata manis seperti itu. Yang lia inginkan bukan kata kata tetapi sebuah tindakan.

"Akan lio tolak semua yang akan berhubungan dengan perempuan lain sayang. Tidak akan ada sekretaris perempuan, karna sekarang lio sudah memiliki sekretaris dan itu laki laki. Lagian papa ga akan kasi itu buat lio sayang, mana mungkin papa tega biarin anak perempuan kesayangannya ini sampai sedih dan galau setiap hari karna mikirin suaminya punya sekretaris perempuan. Lia percaya kan sama lio? Percayakan sama papa?"

"Lia cuma takut lio, banyak sekarang atasan sama sekretarisnya seling..."

Belum selesai lia mengusapkan kalimatnya. Bibirnya sudah lebih dulu dibungkam oleh bibir lio. Lio hanya menempelkannya saja tanpa melakukam pergerakan disana.

"Tidak baik berkata yang buruk buruk seperti itu mamiya, papiyo ga suka. Sampai kapanpun, tidak akan pernah ada kata , dekat dengan perempuan lain, bahkan sampai selingkuh di hidup lio. Jadi jangan katakan hal yang bikin kamu kefikiran lagi. Berhenti atau malam ini aku ga akan kasi kamu ampun" ucap lio setelah melepaskan bibirnya dari bibir lia.

Tidak menanggapi kesalnya lio, tapi lia ikutan kesal karna lio melepaskan bibirnya saat lia ingin melakukan pergerakan.

"Lagi lio" pinta lia,

"Lagi apa hm? Aku lagi marah ini, kamu ngomong kasar"

"Ih lagi ciumannya, kenapa di lepas" kesal lia.

Mata lio membulat. Ia lupa jika istrinya ini lebih nafsuan dari pada dirinya sendiri, walaupun lio juga begitu tetapi lia lebih terang terangan daripada lio.

Malas menunggu lio. Lia langsung menarik leher lio. Lia langsung menyatukan bibir mereka dan melahapnya. Apa boleh buat, lio membalas apa yang lia lakukan pada dirinya saat ini. Hinga...

"MIYA... PIYO"

*

Tidak ada hal lain yang bisa membuat lia kesal selain diganggu saat sedang menikmati surga dunianya. Kegiatannya dengan lio harus terhenti saat kedua anak kembarnya yang masuk secara tiba tiba kedalam kamarnya. Untuk saja posisi mereka membelakangi pintu kamar. Kemungkinan anak anak mereka melihat kegiatan itu sangat kecil.

Tapi tetap saja, itu membuat lia kesal. Ditambah lagi kini posisi nya tersingkirkan oleh kedua anaknya yang ingin di pangku juga oleh lio seperti mana lia duduk di pangkuan lio tadi.

"Piyo ayo kis adik seperti piyo kis miya" pinta arini.

"Kaka juga mau di kiss, hari ini piyo belum kiss kita" tambah arumi.

Lio tertyawa apalagi melihat wajah cemberut lia yang duduk di tepi ranjang melihat kedua anaknya yang merebut suaminya itu. Lio langsung membanjiri pipi kedua anak kembarnya dengan ciuman tak henti hentinya. Tawa arumi dan arini terdengar riang, seolah mengecek lia yang tidak mendapatkan kesenangan itu.

"Kaka adik sudah malam. Kembali ke kamar, piyo harus istirahat besok masih weekday dan kalian harus sekolah piyo juga harus bekerja" tak kuasa menahan panas dan irinya. Lia langsung menurunkan kedua anak kembar nya itu dari pangkuan lio.

"Miya kaka sama adik mau bobo disini boleh? Kaka rindu miya sama piyo" ucap arumi setelah lia menurunkan dirinya dari pangkuan lio.

"Boleh kakak. Tapi tidak sekarang ya. Nanti saat weekend. Kaka sama adik boleh tidur di sini sama piyo dan miya. Kalau weekday tidak boleh, karna kalau weeekday kaka sama adik tidur disini yang ada kalian ga akan tidur piyo juga. Malah main sampai larut malam. Dan itu tidak baik karena besok kaka sama adik harus sekolah. Jadi sekarang kaka sama adik tau kan harus apa?"

"Kembali ke kamar miya" ucap arumi dan arini serentak.

"Anak miya pinter. Sini peluk dan kiss dulu" arumi dan arini langsung memeluk dan mencium pipi kanan kiri lia secara bergantian. Setelah itu berganti pada lio juga.

"Goodnight miya piyo. Kaka love miya piyo"

"Goodnight miya piyo, adik love miya piyo juga"

"Sleep tight sayang, love you more cantin cantik nya miya" jawab lia.

"Love you more more and more princess princess papiyo" lio mengantarkan kedua anaknya sampai masuk kedalam kamar mereka. Saat ini arumi dan arini masih tidur di satu kamar yang sama.

Lio kembali ke kamar nya. Baru saja lio mengunci pintu, tangannya sudah ditarik paksa oleh lia ke atas ranjang. "Ayo sayang, lia mau malam ini" ucap lia yang langsung menindih tubuh lio. Lio sudah biasa dengan hal seperti ini. Lia hanya akan begini di awalnya saja, tapi akan mulai melemah dipertengahan permainan bahkan sampai menyerah duluan. Ujung ujungnya lio lah yang harus mengalah dan menuntaskan sendiri hasratnya setelah beberapa kali permainan. Dasar anak kecil yang sudah dewasa ini.

Satu, dua patah kata untuk mamiya dong!!!!!!

Lia & Lio (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang