Part 8

1.4K 155 8
                                    

Karena kecelakaan itu membuat lio tidak bisa mengikuti ujian bersama siswa yang lain dan harus mengikuti ujian susulan setelah pulih nanti. Ujian yang dilaksanakan selama 1 minggu itunsudah berjalan selama 3 hari, dan selama 3 hari itu juga lio belum juga sadar dari tidur nya. Setiap selesai ujian, lia selalu izin kepada narendra dan manda untuk langsung kerumah sakit menajga lio. Awalnya lia juga meminta kepada narendra untuk tidak ikut ujian sekarang, ia akan ikut ujian nanti bersama lio saja agar lio tidak ujian sendirian, tetapi semuanpermintaan lia harus narendra tolak karena itu bukanlah jalan sebuah jalan keluar, dengan lembut narendra menasehati lia agar lia mau mengikuti ujian akhir sekolah tanpa lio, dengan mengatakan setelah lio sadar nanti lia bisa mengajari lio atau memberikan kisis kisi ujian kepada lio. Segala bujukan narendra akhirnya mampu meluluhkan lia dengan syarat sepulang ujian lia akan langsungbkerumah sakit unutk menjaga lio.

Dan hari ini hari ke empat lio masih belum sadar dari tidur nya, lia selalu setia menunggu lio sadar di samping brankar nya. "Lio masih sakit ya? Kok ga bangun bangun? Ayo bangun lio, mama papa sedih lio ga bangun bangun, abang sam ayden juga sedih. Kalau lia.... Lia boleh ikutan sedih ga? Lia juga sedih banget liat lio kaya gini" selama lio tidur, lia berani untuk menyentuh lion karna kalau begini lio tidak akan marah kepadanya, lia menggenggam tangan lio yang terinfus "kalau lio tau lia genggam tangan lio, lio pasti marah kan sama lia. Maaf ya lio kalau lia lancang" setelah itu lia melepaskan kembali genggaman nya dengan lio saat bersamaan dokter masuk kedalam ruangan lio

"Permisi mbak lia" sapa sangbdokter yang diikuti satu orangbsuster dibelakang nya

"Iya dokter silahkan masuk, mau periksa lio ya dok?" Tanya lia sambil beranjak dari tempat duduknya disamping brankar lio

"Iya mba lia, sebentar ya kita periksa dulu mas lio nya"

"Dokter, dokter bilang lio nya gapapa tapi kenapa sampe sekarang lio nyanga bangun bangun?" Tanya lia saat dokter muda yang bernama rio itu memeriksa lio.

Rio hanya terkekeh mendengar penuturan lia yang lembut seperti anak kecil "lio nya masih ngantuk mba lia, sebentar lagi mas lio nya bangun, mba lia harus sering sering ajak mas lio nya bicara ya biar cepat bangun"

"Tapi kan lio ga denger lia ngomong apa dokter, gimana lio bisa bangun kalau ga denger?" Tanya lia heran

Rio kembali terkekeh mendengar pertanyaan lia, walaupun lia sudah seperti anak remaja pada umumnya, tapi dari pandangan rio lia masih seperti gadis kecil dari penuturan nya dan pemikirannya. "Mba lia mau tau sesuatu ga?" Tanya rio kembali dengan suara yang sedikit berbisik

"Apa dokter?" Jawab lia juga dengan suara berbisik

"Mas lio bisa denger suara mba lia loh, kayanya mba lia jarang nih ajak mas lio nya ngobrol jadinya mas lio ga bangun bangun, karna obrolan nya pasti kurang asik buat mas lio"

Ucapan rio soal lio menjadi fikiran untuk lia. Setelah memeriksa lio tadi, rio langsung pamit kepada lia karna masih harus visit pasien lain. "Lia harus ngajak ngobrol lio apa ya biar lio bangun?" Ucap lia seorang diri menatap wajah lio yang masih tertidur "aduh lia gatau, kan lia gapernah ngobrol apa apa sama lio selama ini" lia merasa putus asa karna tak tau harus membahas apa "lioo bangun dong" ucap lia putus asa menenggelamkan kepalanya di atas brankar lio

"Terus kalau aku bangun kamu mau apa?"

Sekilat kepala lia langsung berdiri. Lia kaget saat mendengar kalimat tibatiba dari suara berat milik lio. "Li-lio kamu udah sadar? Se-sebentar lia panggil dokter dulu ya" lia yang hendak bangkit ditahan tangannya oleh lio

"Gaperlu, dirumah sakit ini ga cuma aku pasien nya, dan ga cuma periksa aku doang kerjaan dokter muda itu" ucap lio yang masih menahan tangan lia.

Jika selama 4 hari ini lia bisa dengan berani menatap wajah lio bahakn menggenggam tangan lio, tiba tiba keberanian itu hilang lenyap begitu saja setelah lio sadar. Lia menundukan kepalanya dalam dalam agar tak melihat wajah sangar lio seperti biasanya

"Aku haus mau minum" uacap lio, lia langsung mengambil air minum yang ada di nakas lalu memberikannya kepada lio "ya kamu pikir aku bisa minum sendiri gitu? Bantuin lah" masih dalam keadaan menunduk lia membantu lio untuk minum. Setelah menaruh kembali gelas di atas nakas, lia yang berniat untuk duduk di sofa lagi lagi dihentikan oleh cekalan tangan lio

"Mau kemana?"

"Li-lia mau duduk di sofa lio"

"Siapa yang izinin kamu duduk disana?" Apa sih yang lia harapkan dari sadar nya lio, lio akan tetap bersikap kasar kepada lia. "Duduk" perintah lio lagi

"Lia duduk dimana lio? Kan gaboleh duduk di sofa" ucap lia dengan suara takutnya

"Duduk disini, ditempat kamu duduk beberapa hari ini" lio menunjuk kursi yang berada di samping brankarnya. Tempat dimana lia duduk menunggu lio sadar.

"L-lia duduk di sofa aja lio"

"Aku bilang duduk disini, ngerti ga sih" walaupun dengan suara yang pelan tapi terkesan keras oleh lia. Dengan langkah yang sangat pelan lia berjalan mendekati brankar lio dan kembali duduk di samping lio.

Lia masih saja tidak mengangkat kepalanya, takut untuk menatap lio. Sedangkan lio tengah tersenyum tipis melihat wajah takut lia.

Lama mereka saling diam, hingga lio memulai dulu membuka suara "Ujiannya udah selesai?" Tanya lio kepada lia yang masih menunduk, untuk pertama kalinya lio mengubah nada bicaranya kepada lia menjadi lembut, lia menjawab dengan gelengan.

"Ujian nya dapet ga?" Tanya lio lagi dan lia hanya menjawab dengan anggukan. "Kenapa   ga langsung pulang kerumah  abis ujian?" Tanya lio lagi, dan lia lagi lagi hanya menjawab dengan gelengan.

"Kalau aku sadar bikin kamu bisu ga bisa ngomong gini mending aku tidur lagi aja bisa denger suara kamu, bisa denger kamu cerita cerita random saat perjalanan kerumah sakit, sampe kamu cerita kesel sama orang yang dijalanan karna jahatin kucing di jalan" ucap lio membuat lia memberanikan diri mengangkat kepalanya menatap lio

Lia bingung, apa ini benar benar lio saudaranya? Tapi kenapa lio berubah dengan tiba tiba seperti ini. Tidak, ini bukan lio yang lia kenal. Pasti ada yang salah pada lio yang sekarang.

Lia langsung berdiri dari duduk nya setelah menatap lio dengan tatapan heran. Saat ingin melangkahkan kaki dari tempat duduknya, tangan lia kembali ditahan oleh lio.

"Kamu mau kemanasih? Dari tadi kabur kaburan mulu"

"Lia mau panggil dokter dulu buat periksa kamu, kayany ada yang salah dari kamu. Apa lia yang salah masuk kamar ya?" Ucapan lia di akhiri dengan kebingungan pada dirinya sendiri

"Gaperlu lia, dokter udah periksa aku tadi dan aku baik baik aja, kamu duduk lagi sini"

Dengn penuh keheranan lia kembali duduk di samping lio "lio tau dari mana dokter udah periksa lio? Lio kan tidur?" Tanya lia dengan polosnya

"Kamu ga denger tadi dokter itu bilang apa? Kalau aku bisa denger kamu ngomong" benarkah? Jadi apa yang dikatakan oleh dokter rio tadi tidak bohong.

"Ja-jadi lio denger semua yang lia bilang? Lio lia minta maaf kalau udah lancang bicara yang aneh aneh ke lio" entahlah kenapa lia jadi minta maaf kepada lio

"Lia kenapa minta maaf?" Tanya lio dengan lembut, sedangkan lia menatap lio dengan heran. Kenala lio bisa berubah seperti ini

"Lio kepala nya sakit ya?" Bukan menjawab lia malah bertanya balik,

"Engga, kenapa emangnya?"

"Kayanya kepalanya kebentur kuat deh, lio ga ngerasain apa apa gitu? Kayanya ada yang salah deh dari lio, biar diperiksa dokter dulu lio takutnya lio hilang ingatan kaya di film film yang selalu mama tonton dirumah" untuk kesekian kalinya, lia ingin beranjak dari tempat duduknya hendak memanggil dokter, dan untuk kesekian kalinya lio menahan tangan lia

"Lia bisa duduk ga? Kenapa sih dari tadi. Lio udah bilang, lio gapapa. Sebenernya lio udah sadar dari hari pertama, tapi lio sengaja bilang ke dokter dan mama papa untuk gakasi tau kamu. Jadi lio udah gapapa, lia duduk disini lagi" ucap lio, lia kembali duduk. Kini wajah nya berubah menjadi kesal, jadi selama ini ia dibohongi oleh lio.

"Kenapa lio bohong sama lia? Harusnya lio jujur dari awal jadinya lia gabakal kesini dan gabakal lama satu ruangan sama lia. Lio gasuka ada lia di deket lio kan, lia pami...."

"Lia, maafin lio" lio memotong kalimat lia.

Lia & Lio (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang