³²

26 5 2
                                    

jangan lupa tekan bintang ⭐
Happy reading 🌷🌷

Jam istirahat masih berlangsung, lorong kelas tampak lebih ramai dan hidup. Suara tawa serta obrolan terdengar di sepanjang lorong. Siswa-siswi berlomba-lomba untuk pergi ke kantin mengisi perut mereka.

Seorang laki-laki tengah berjalan santai di kerumunan koridor kelas, wajahnya tenang setenang matahari di pagi hari. Kakinya terus melangkah melewati kelas-kelas, pandangannya fokus ke ke depan dengan tangan berada di saku celana.

Kakinya terus melangkah, melewati kantin yang tampak ramai. Teriakan demi teriakan keluar dari mulut orang-orang yang tengah kelaparan.

Badannya berbelok ke arah taman sekolah, taman sekolah di jam istirahat tampak sepi, kebanyakan murid-murid akan menghabiskan waktu mereka di kantin atau atau berdiam diri di kelas.

Taman sekolah terbilang cukup luas, banyak pohon-pohon rindang memberikan keteduhan yang nyaman. Dedaunan bergoyang kesana kemari mengikuti arus angin, kicauan burung menjadi penghantar yang menenangkan. Rerumputan terlihat menghijau, pertanda taman ini memang benar-benar di rawat.

Di setiap sisi taman terdapat beberapa pot yang berisi macam-macam bunga. Terdapat sebuah bangku panjang yang digunakan oleh siswa-siswi untuk mengistirahatkan tubuh mereka ketika pembelajaran telah usai. Tak jauh dari sana terdapat sebuah pohon besar beserta buah rambutan yang menggantung, pohon itu selalu menjadi incaran para murid di sini.

Lelaki itu celingak-celinguk mencari keberadaan seseorang, ia merogoh saku celananya guna mengambil handphone.

Tubuhnya ia bawa ke bangku taman, lalu pandangannya sibuk menatap ponsel pintar itu. Semilir angin berdesir membuat suasana semakin adem.

"Haii!" Seorang gadis dengan kuncir kuda berjalan menuju ke arah lelaki itu. Senyumannya tak pernah pudar seiring kakinya melangkah.

"Udah lama?"

"Enggak, baru aja sampai." Lelaki itu pun bangkit dari duduknya.

Gadis itu mengangguk, lalu ia menatap ke arah tangannya yang sedang membawa kotak makan. "Oh iya, mama aku bikin sarapan buat kak. Gak mewah sih cuma nasi goreng doang."

Lelaki itu mengambil kotak makan berwarna abu-abu, sebagai bentuk menghargai. "Bilangin sama mama lo, makasih buat sarapannya."

"Kemarin katanya ada yang mau di omongin," lanjutnya.

Hal itu sontak membuat sang gadis dilanda rasa gugup. Matanya berkeliaran ke sana kemari, mencoba mencari jawaban atas pertanyaan dari sang lelaki.

Tangannya yang terpaut terasa dingin, buliran keringat mulai turun dari pelipis kiri. Ia menutup sebentar matanya, napasnya ia tarik dalam-dalam guna menenangkan hatinya. Perlahan mata itu terbuka, dengan senyuman simpul menghiasi wajahnya.

"Selama aku jadi anggota osis, kenal sama kakak bahkan sampai jabatan kakak habis. Aku selalu ngerasa nyaman tiap dekat sama kakak. Aku enggak tau entah kapan perasaan ini mulai muncul," jedanya menatap manik coklat dari si lelaki.

Sedangkan lelaki itu masih senantiasa mendengarkan ucapan dari gadis di depannya.

"Rasa suka ini kian hari kian menjadi, aku udah coba menghapus perasaan ini kak. Aku mulai menyibukkan diri, aku berusaha untuk menghindar setiap kita papasan. Tapi semuanya nihil, aku kalah dengan perasaan ku sendiri." gadis itu menundukkan kepalanya setelah mengungkapkan isi hatinya.

Lelaki itu mengusap pelan bahu sang gadis. "Tapi lo tau kan status gue udah beda?"

"Aku tau kak, bahkan sangat tau." Kepalanya mendongak menatap yang lebih tinggi.

𝐔𝐏𝐄𝐊𝐒𝐇𝐀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang