Jangan lupa tekan bintang⭐
Happy reading 🌷🌷Matahari perlahan berjalan ke barat bersama sinarnya yang masih terang. Cahayanya mulai masuk melalui jendela, menciptakan bayangan panjang di lantai yang bersih.
Siswa-siswi nampak gelisah menatap jarum jam yang terus bergerak, menandakan waktu terus berjalan. Ada beberapa siswa saling berbisik menatap kesal guru yang masih sibuk menjelaskan materi, bel sudah berbunyi namun mereka masih di tahan di dalam kelas.
Dari balik jendela kelas terlihat siswa-siswi berlalu lalang di koridor kelas. Beberapa ada yang berbincang dengan teman-teman mereka, ada yang berlarian ingin segera pulang setelah seharian belajar.
"Bu, ini udah jam pulang loh." Akhirnya ada seorang siswi yang mengutarakan isi hati para murid.
"Sabar dikit lagi, ini juga materi buah ujian kalian nanti," jawab guru itu tanpa mengalihkan membalikkan badannya
Decitan spidol beradu dengan papan tulis di depan. Semua murid menghela nafas panjang, entah kapan semua ini berakhir.
"Oke Ibu rasa materinya sudah cukup, tolong di pelajari dengan baik agar saat ujian nanti kalian bisa menjawab. Sekian dari Ibu, hati-hati di jalan." Sang guru pun mengambil buku miliknya lantas kakinya pun melangkah keluar dari kelas.
Semua murid bernapas lega, setelah sekian menit mereka menantikan kebebasan untuk kembali kerumah.
Suasana kelas yang tadinya sunyi kini sudah dipenuhi dengan percakapan serta tawa. Mereka mulai sibuk mengemasi buku serta beberapa barang yang mereka bawa. Mereka berdesak-desakan menuju pintu keluar, dengan tas yang tergantung di bahu.
"Lo pulang bareng siapa Ra?" tanya Harsa menatap teman sebangkunya.
"Bareng Abin," jawabnya tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.
"Soal tadi, lo gapapa?" Aruna berucap dengan hati-hati.
"Gue kenapa? Perasaan gak ada apa-apa deh."
Rinai dengan gemas memukul pelan kepala Kara. "Gaya lo bilang gapapa, tadi aja liat mereka pelukan lo langsung pergi."
"Sakit anjing!" umpat Kara mengelus pelan bagian kepalanya.
"Gak usah gengsi buat bilang cemburu," goda Harsa membuat Rinai dan Aruna terkekeh.
"Ayo balik, perut gue udah laper banget," ajak Aruna, ketiga temannya pun mengangguk.
Mereka pun lantas keluar meninggalkan kelas yang masih berisi beberapa siswa. Dalam perjalanan di isi dengan obrolan ringan, koridor kelas tampak sepi karena memang jam pulang sudah lewat dari tadi.
"Gue duluan ya, Abin udah nungguin," pamit Kara ketika mereka sudah ingin sampai di gerbang sekolah.
Kara pun segera berlari menuju pintu gerbang, tidak jauh dari sana terlihat Abin yang tengah bersandar di mobil. Kara lantas menghampiri Abin.
"Tumben lama banget keluarnya?" tanya Abin kembali menegakkan badannya.
"Gurunya masih ngasih materi, jadi kitanya di tahan," ucap Kara dengan wajah cemberutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐔𝐏𝐄𝐊𝐒𝐇𝐀
Genç Kurgu⚠️𝟏𝟖+ 𝐂𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐢𝐧𝐢 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧𝐝𝐮𝐧𝐠 𝐤𝐚𝐭𝐚-𝐤𝐚𝐭𝐚 𝐤𝐚𝐬𝐚𝐫⚠️ 𝐀𝐭𝐦𝐚 𝐢𝐭𝐮 𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐚𝐤𝐬𝐚, 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐢𝐬𝐢𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐫𝐞𝐧𝐣𝐚𝐧𝐚 𝐲𝐠 𝐭𝐚𝐤 𝐤𝐮𝐧𝐣𝐮𝐧𝐠 𝐩𝐚𝐝𝐚𝐦 𝐝𝐚𝐧 𝐬𝐚𝐧𝐝𝐲𝐚𝐤𝐚𝐥𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐬𝐚𝐤𝐬𝐢 𝐛...