⁰¹

531 158 54
                                    

Sorry kalo banyak typo ya gess •́⁠ ⁠ ⁠‿⁠ ⁠,⁠•̀
Happy reading🌷🌷

"Sudah berapa kali kamu telat hah! liat nama kamu udah merah terus di buku saya." Guru itu memperlihatkan buku yang berisi nama-nama siswa yang sering telat.

"Sekarang apa alasan kamu telat, bangun kesiangan? nabrak kucing lagi? bisa gak kamu itu sehari aja dateng tepat waktu? Saya cape harus kasih kamu hukuman lagi." Ia memijat kepalanya saking pusing mengurusi siswi satu ini.

"Iya buk maaf, jadi hukuman apa yang saya dapat?"

"Saya juga bingung Lengkara, semua hukuman udah kamu cobain kan?" sinis guru itu.

Lengkara Anindya Gemintang, siswi kelas 12 yang sebentar lagi akan lulu dan menjadi langganan guru bk.

Tak hanya sering telat datang ke sekolah saja, ia juga kedapatan sering membolos, absen dan masih banyak lagi.

Ibu Lestari, guru yang ada di hadapannya sedang sibuk menelpon seseorang, entah siapa itu Lengkara tidak tau.

Dia masih santai di ruangan bk menunggu hukuman apa yang akan dia dapat.

Tok

Tok

Tok

"Permisi buk."

Tak berselang lama pintu ruang bk di ketuk, Lengkara menatap orang itu dari atas sampai bawah. Pakaian yang rapi tidak acak-acakan seperti dirinya. Lengkara tebak pasti anak osis, Lengkara mana mau berpakaian serapi itu, memakai dasi pun kalo dia ingat.

"Permisi buk, ada yang bisa saya bantu?"

"Karna kamu sudah di sini bantu ibuk urusi anak ini ya, kasih hukuman apa aja deh, ibuk sudah cape ngurusin dia," ucap buk Lestari, lelaki itu pun mengangguk.

"Tunggu apa lagi, kamu ikutin dia." tunjuknya pada Lengkara.

"Baik buk kami permisi," ucap lelaki itu dengan sopan.

Dengan malas Lengkara bangkit dari tempat duduknya, ia mengikuti laki-laki itu dari belakang.

•••

Mereka tiba di taman, cowok itu menatap Lengkara intens, merasa di perhatikan Lengkara lantas berkata "Apa lo liat-liat? mau gue colok mata lo!"

"Sensi banget," gumam cowok itu.

"Karna lo telat dateng ke sekolah, sekarang lo bersihin taman ini, inget sampai bersih!" kata cowok itu.

Tanpa menjawab Lengkara segera mengambil sapu, dia sudah duga pasti tidak jauh-jauh membersihkan taman atau lapangan.

Dia sesekali berhenti menyapu, bayangkan saja taman lumayan luas, mana nyapu sendirian, apa tidak cape.

Abin Sabitah Nabastala, ketua osis dari  SMA Negri 2 Bhayangkara. Cowok tinggi yang prestasinya segudang, selain menjadi ketua osis dia juga sering mengikuti lomba membawa nama sekolah.

Abin memperhatikan Lengkara bagaimana cewek itu terus ngedumel, kadang menyeka keringat yang terus menetes.

"Karna taman nya udah bersih gue mau balik ke kelas dulu," ucap Lengkara di hadapan Abin.

𝐔𝐏𝐄𝐊𝐒𝐇𝐀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang