¹⁵

97 52 29
                                    

Bentar lgi libur nih, btw selamat hari raya Galungan&Kuningan ciso    
Happy reading 🌷🌷

Seorang laki-laki tengah duduk di balkon kamarnya sembari menunggu balasan chat dari seseorang. Ada 7 pesan yang ia kirim, namun sampai sekarang belum juga di balas.

"Apa dia marah sampai-sampai pesan gue gak dibalas," gumam laki-laki itu, masih senantiasa memandangi handphonenya.

Yang duduk di balkon itu Abin, setelah kejadian salah paham kemarin, gadis itu susah sekali di hubungi. Abin sudah menelpon namun tidak pernah di angkat. Bahkan ketika di sekolah pun ia tidak melihat Kara, kata temannya sih bolos.

"ABIN TURUN, MAKAN MALAM DULU." teriak Vania dari bawah.

"IYA BUN." Abin segera turun kebawah untuk makan.

Di meja makan sudah tertata rapi berbagai lauk kesukaan Abin. Ia pun lantas duduk di sebelah Naya yang sedang asik bermain ponsel.

"Naya taruh ponselnya." perintah Bagas, Naya yang mendengarnya lantas menaruh ponselnya.

Mereka pun berganti mengambil makanan. Setelah berdoa makan malam pun di mulai. Naya dan kedua orangtuanya dengan lahap makan, namun berbeda dengan Abin.

Ia hanya mengaduk-aduk makanan tersebut, Naya yang melihatnya langsung bertanya."Masih galauin cewek yang di gramedia itu?"

"Apasih! Siapa juga yang galau," ucap Abin menatap kesal Naya.

"Cewek siapa kak?" tanya Vania kepada Naya.

"Itu loh bun kemarin kita ketemu pacar Abin di toko buku, terus dia gak sengaja ngeliat kita berdua pegangan tangan. Terus dia langsung pergi, mungkin cemburu kali ya." jelas Naya membuat kedua orangtuanya Abin mengerutkan dahinya bingung.

"Cemburu?" batin Abin berbicara.

"Sejak kapan kamu punya pacar Bin? Kenapa gak pernah kenalin ke kita?" tanya Bagas menatap anak bungsunya.

"Bukan pacar Abin ayah, dia teman Abin."

"Mana ada teman sampai ngejar-ngejar kayak gitu, bunda tau gak dia sampai ninggalin Naya di toko buku," adu Naya kepada bundanya.

"Ninggalin gimana, orang gue nungguin lo di luar," jawab Abin, padahal jelas-jelas ia menunggu Naya di luar gramedia.

"Lagian lo langsung pergi gitu aja, mana udah di panggil tapi gak nyaut-nyaut."

"Gue kan panik, makannya langsung pergi keluar ngejar dia."

"Sampai segitunya? Katanya teman. Gini Abin ku sayang, kalo emang lo suka sama dia terus terang aja. Lo cowok kodrat lo mengejar, jadi kalo ngungkapin perasaan duluan bukan hal aneh bagi orang-orang. Beda sama kita para cewek, yang harus nunggu dulu buat di sukai balik baru bisa ngungkapin perasaan yang sebenarnya. Gengsinya singkirin dulu nanti keburu di ambil orang."

•••

Sekitar pukul 8 Abin tiba di sekolah, setelah memarkirkan mobilnya ia lantas pergi ke kelas. Namun baru setengah jalan ia langsung di hampiri oleh kedua temannya.

"Rekor terbaru, Abin datang jam 8," ucap Lino merangkul pundak Abin. Posisinya Abin di tengah, di kanan ada Lino dan di kiri ada Baska.

"Biasanya paling teladan, datang jam setengah 7." ucap Baska membuat Abin memutar matanya malas.

"Itu kan dulu, sekarang gue bebas mau jam berapa pun datang gak ada ada yang marahin dengan embel-embel 'ketua osis' " mereka mengangguk membenarkan ucapan Abin

𝐔𝐏𝐄𝐊𝐒𝐇𝐀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang