²⁷

43 6 0
                                    

gimana hari ini? hope you are always happy🧚🐳
Happy reading 🌷🌷

Matahari perlahan memunculkan sinarnya, burung-burung berkicauan menyambut pagi hari yang indah ini.

Semua orang kembali ke aktivitas masing-masing, ada yang kerja, sekolah, jadi ibu rumah tangga, bahkan pengangguran.

Tapi dari semua itu nikmatilah. Untuk mu yang pengangguran tetap semangat!! Mungkin ini cara Tuhan mengistirahatkan tubuh mu beberapa waktu karena mungkin saja kedepannya kamu akan di sibukkan oleh sesuatu.

Sama seperti Abin, pagi ini ia sudah di sibuk kan oleh beberapa hal di ruang osis, walaupun sudah berhenti menjadi osis namun ada beberapa hal yang masih jadi tanggung jawab Abin.

Mata indah itu tidak pernah melepaskan pandangannya pada layar laptop. Jemarinya dengan lihai menekan huruf-huruf yang tertera.

"Permisi," ucap seseorang.

"Masuk," jawab Abin tanpa mengalihkan pandangannya dari arah laptop.

Datang seorang siswi menggunakan almamater osis dengan tangan yang memegang segelas minuman.

"M-maaf kak ganggu waktunya, aku liat kakak sibuk banget, jadi aku beliin minuman mumpung tadi lewat ke kantin," ucap siswi itu setelah meletakkan minumannya.

"Makasi ya, lain kali ga usah, entar ngerepotin," jawab Abin masih tanpa mengalihkan andangannya.

"Enggak ngerepotin sama sekali kak, yaudah aku balik dulu ya."

"Iya, makasih sekali lagi."

Ketika sudah berbalik Abin baru mengangkat wajahnya guna melihat siapa perempuan yang memberikan ia minuman.

Namun nihil, hanya punggung serta almamater osis yang melekat di tubuh seseorang gadis itu saja yang Abin lihat. Tak ingin memusingkan hal itu ia pun lanjut mengerjakan tugasnya.

Sejujurnya Abin sudah lelah, ia ingin segera menyelesaikan tugas ini agar bisa segera pergi ke kelas. Maka dari itu ia tidak sempat mengalihkan pandangannya ke arah gadis itu karena terlalu fokus mengerjakan tugasnya.

"Huh! Akhirnya kelar juga." Abin meregangkan otot-otot tubuhnya yang terasa pegal.

Bayangkan saja hampir 2 jam ia duduk dan berkutat dengan benda elektronik ini. Tempat duduknya bahkan sudah terasa hangat, namun jika di bandingkan rasa capek Abin dengan rasa capek para murid mpls yang seharian hanya duduk saja jelas murid mpls lebih capek. Berjam-jam mereka duduk dengan aula yang penuh dengan ratusan manusia, bisa dibayangkan bagaimana gerah serta rasa sesak mereka?

Abin mengambil handphonenya di dalam tas. Ia ingin menghubungi kekasihnya apakah sudah berada di kelas atau belum.

"Aishh, pake lowbat segala," decaknya kesal, ia kembali memasuki handphone nya ke dalam tas.

Setelah selesai membereskan barang-barangnya, lantas Abin segera keluar dari ruang osis. Sepanjang perjalanan koridor kelas ini terasa sepi dikarenakan para siswa yang sedang belajar.

Dari pandangan yang jauh Abin melihat para sahabat dari kekasihnya. Namun yang anehnya kenapa tidak ada Kara. Langkahnya semakin cepat guna menghampiri mereka.

𝐔𝐏𝐄𝐊𝐒𝐇𝐀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang