Selesai sesi perkenalan tadi, kini dua orang berbeda usia itu sudah berada diatas ranjang Jungkook. Sedang menonton netflix sembari cuddle.
Jungkook sangat amat bahagia hari ini, sebab Ayah dan Ibunya berkata bahwa mereka akan menetap disini karena perusahaan miliknya yang tengah berada diluar negeri sudah dipercayakan pada sepupu tuan Jeon.
Anak itu sedari tadi tidak berhenti tersenyum, si tampan yang melihat jadi bingung sendiri.
"Baby, kenapa kau tersenyum seperti itu dari tadi hm?"
Jungkook sedikit mendongak menatap Taehyung yang tengah merangkul tubuhnya. Ia memberikan senyum kelincinya sebelum menjawab;
"Aku terlalu bahagia, hyungie. Mama dan papa akan menemaniku disini selamanya, jadi aku tidak sendirian lagi!"
Taehyung ikut tersenyum mendengarnya, dirinya memberi kecupan singkat di dahi si manis.
"Baby kesepian sendirian disini, hm?"
"Huum, meskipun aku ditemani oleh para maid dan bodyguardnya papa. Tapi aku lebih membutuhkan kehadiran mama dan papa, bukan orang lain."
"Sekarang mama dan papamu sudah disini, sayang. Dan lagi, ada hyung juga yang akan selalu menemanimu."
Jungkook mengangguk, jari mungilnya bermain didada bidang Taehyung yang hanya terlapisi kaos hitam.
"Hyungie tahu? Aku tidak pernah menyangka akan bertemu dengan pria aneh namun tampan sepertimu. Ini pertama kalinya aku menjalani hubungan dengan pria matang sepertimu,"
Alis si tampan terangkat satu, "Benarkah? Berarti sebelumnya kau sudah pernah menjalin hubungan dengan pemuda lain?"
"Iya, dulu saat aku masih kelas satu SMA. Aku pernah berhubungan dengan pemuda tampan yang bernama Hanjin, dia kakak kelasku." Jungkook melirik sang kekasih yang hanya diam sembari memandang dalam dirinya.
"Kami sangat mesra, dan dijuluki sebagai couple goals disekolah. Hanjin hyung begitu menyayangiku begitupun aku. Tapi sayangnya hubungan kami tidak bertahan lama, sebab masa lalunya datang kembali." lanjutnya.
"Dia kembali bersama masa lalunya?" tebak Taehyung yang diberi anggukan oleh Jungkook.
"Katanya mereka akan dijodohkan, sebab itulah aku memutuskan Hanjin hyung meski dia terus memintaku untuk bertahan. Aku tidak ingin egois, jika ibunya sudah memilih orang lain, maka dia lah yang terbaik untuk Hanjin hyung."
Jungkook menenggelamkan wajahnya pada dada bidang si tampan, mengingat masa lalu mampu membuat dadanya sesak.
Sedikitnya Taehyung merasa marah, sebab bukan ia yang menjadi cinta pertama Jungkook. Namun, ia lebih bersyukur karena sekarang si manis Jeon ini hanya miliknya seorang.
Tangan kekar itu mengelus punggung sempit sang kekasih memberi ketenangan.
"Baby masih mencintainya?" tanya si tampan asal.
Seketika Jungkook menegakkan tubuh dan memandang pria Kim itu dengan kesal.
Masih mencintai katanya? Yang benar saja?!
Ia memukul dada bidang itu pelan, "Ish siapa bilang aku masih mencintainya? Aku bahkan tidak ingin mengingatnya lagi, hyungie." katanya dengan bibir yang mengerucut lucu.
"Lagi pula aku 'kan sudah punya hyungie, jadi hanya hyungie yang aku cintai!"
Pemuda manis itu langsung masuk kedalam selimut setelah mengatakan kalimat tersebut, sementara Taehyung masih blank, dirinya masih mencerna ucapan Jungkook barusan.
"Baby? Kau bilang apa tadi?"
"Aku mencintai hyungie!"
Sontak senyum pria Kim itu melebar bersamaan dengan dirinya yang masuk kedalam selimut untuk menangkap kelinci manisnya.
"Yak hyungie!!!"
Jungkook terkejut ketika si tampan sudah berada dalam selimut, dan kini tubuhnya sudah dipeluk erat oleh pria tan tersebut.
"Coba katakan i love you agar hyung merasa lebih puas." pinta Taehyung menatap dalam netra bulat itu.
"I love you... Kim Taehyung." si manis berujar malu-malu dengan wajah yang sudah merona.
Taehyung luar biasa bahagia dan juga gemas dibuatnya. Maka si pria Kim langsung meraup bibir mungil itu untuk ia cium lembut.
Awalnya Jungkook terkejut, tapi setelahnya ia mulai membalas ciuman itu dengan memejamkan mata.
Ciuman berlangsung 5 menit, kemudian diputuskan oleh Jungkook yang membutuhkan oksigen. Taehyung menyentuh bibir merah merekah itu dengan lembut.
"Terimakasih baby, terimakasih sudah membalas cintaku. Hyung merasa sangat bahagia dan juga beruntung bisa memilikimu, dan hyung berjanji tidak akan pernah menyakitimu seujung kuku pun."
Ucapan tulus dari Taehyung mampu membuat hati si manis menghangat, pria tampan itu begitu mencintai dan menjaganya setulus hati. Maka tak ada alasan untuk Jungkook tidak membalas cinta dari pria tersebut.
Si manis memeluk Taehyung erat. "Terimakasih juga sudah sabar menungguku untuk membalas perasaanmu, hyungie. Terimakasih sudah mencintai dan menjagaku, aku mencintaimu."
"Hyung lebih mencintaimu, baby." ia memeluk tubuh sintal itu tak kalah erat.
"Hyungie?"
"Hm?"
"Apa hyungie juga punya mantan kekasih?"
Taehyung melepas pelukan keduanya. Sebelum menjawab, dirinya membuka selimut yang menutupi tubuh mereka berdua.
"Tidak, kau cinta pertama dan terakhir hyung."
Mulut si manis terbuka kecil, matanya sontak melebar. Ia tidak percaya.
"Benarkah?"
Pria Kim mengangguk, "Ya, hyung tidak pernah tertarik pada orang lain. Bahkan ketika mereka dengan terang-terangan menggodaku, aku sama sekali tidak tertarik."
"Mengapa begitu? Diluar sana pasti banyak wanita cantik dan pria manis 'kan?"
"Ya, tetapi mereka tidak secantik dan semanis dirimu baby."
Jungkook sontak merona mendengarnya, "A-apasih!"
Taehyung tertawa, dirinya menangkup kedua sisi wajah Jungkook dan menatap lembut.
"Hanya kau yang mampu membuat dada hyung berdesir, sayang. Hanya kau yang mampu membuat seorang Kim Taehyung tersenyum seperti orang gila hanya karena mengetahui namamu."
"Kau orang pertama yang masuk kedalam hati hyung, dan orang pertama juga yang mampu membuat sifatku berubah. Kau adalah cinta pertama dan terakhirku." Taehyung mencium kening itu lama, sarat akan ketulusan dan cinta yang besar.
Jungkook tidak dapat menahan tangis harunya. Apa ia pantas mendapatkan cinta dari pria tulus seperti Taehyung?
tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dápper • taekook [END]
Romance"I will make you mine." Banyak yang menggilainya, banyak yang terang-terangan menggodanya. Tapi, ia sama sekali tak tertarik pun melirik. Sebab, ia lebih tertarik pada pemuda cantik yang dengan terang-terangan menatapnya tak suka.