24.

2.2K 193 6
                                    

Hari ini Kim bucin Taehyung tidak akan bertemu dengan Jungkook selama seharian penuh, sebab ia ingin mengurus salah satu bawahannya yang sudah berani berkhianat padanya.

Dirinya juga sudah memberitahu si manis bahwa hari ini ia akan sibuk untuk mengurus sesuatu. Dan bagusnya Jungkook hanya mengiyakan saja tanpa bertanya banyak.

Ia juga sudah menyuruh satu bawahannya yang dipercayainya untuk menjaga Jungkook disekolah.

***

Kaki jenjang itu melangkah dengan begitu angkuh ketika memasuki gedung tua yang mereka sebut dengan markas. Disana semua anak buahnya sudah berkumpul pada satu ruangan yang terdapat satu orang pria yang terikat dikursi.

Tubuh dan wajah pria itu sangat berantakan, sebelumnya ia sudah diberi cambukan dan pukulan pada tubuhnya akibat perintah dari sang tuan langsung.

Suara sepatu pantofel terdengar ditelinganya, ia dengan cepat mengangkat kepalanya dan mata sayu itu bertubrukan dengan sepasang hazel elang tajam yang memancarkan kemarahan.

"Apa kabar, Sowon?"

Pria pemilik nama Sowon tersebut tak dapat menjawab sapaan dari tuan besar yang sudah ia khianati. Dirinya hanya bisa menunduk karena tahu sebentar lagi kematiannya datang menjemput.

"Apa mulutmu sudah tidak berfungsi, hm?"

Taehyung mendekati mantan bawahannya itu, ia mengelilingi tubuh penuh luka tersebut dengan kedua tangan yang ia masukkan kedalam saku celana, dan bibir yang menyeringai.

Pria Kim kembali menjauh ketika tidak mendapat respon apapun dari orang itu, ia menyalakan satu batang rokok mahal dan menghisapnya sembari menatap tajam pada Sowon.

"Aku ingin kau membuka mulutmu, jika tidak... Keluargamu akan berhadapan denganku." ancam Taehyung yang akhirnya membuat pria itu membuka suara walau dengan susah payah.

"T-tolong jangan apa-apakan keluarga s-saya tuan..."

"Sekarang jujurlah, kau kemanakan senjataku?"

"Sa-saya sudah menjualnya tuan..."

Taehyung mengangguk santai, "Kau menjualnya pada siapa?"

"Pada... Pa-pada tuan Albern."

Seketika ekspresi Taehyung berubah, rahangnya mengeras dengan tangan yang terkepal hingga urat-uratnya menonjol.

"Kau menjualnya pada Albern?" ulangnya yang diangguki pelan oleh Sowon.

Pria Kim melempar rokoknya pada mantan anak buahnya tersebut, "Berani sekali kau berbuat sejauh itu. Apa kau lupa jika dia adalah musuhku?"

Sowon menggeleng dengan takut. "T-tidak tuan, saya ingat dia adalah musuh terbesar anda..."

"Lalu kenapa kau menjual senjataku padanya, sialan!"

Suara dalamnya menggema didalam gedung itu, para anak buahnya hanya bisa menunduk sebab mereka tahu sang tuan tengah marah besar saat ini.

"Maafkan saya tuan, maafkan saya yang sudah berkhianat ini. Tolong ampuni saya, saya akan mengganti senjata anda..." pria itu menangis keras dengan memohon pada Taehyung.

Seketika ia mengingat bagaimana dulu Taehyung yang membantunya ketika melawan preman-preman bertubuh besar yang ingin mengambil uangnya. Disitulah ia mengenal pria Kim yang baik hati dan saat itupun ia berjanji akan membalas kebaikan Taehyung.

Sampai dimana ketika Taehyung sedang mencari anak buah, Sowon datang dan menawarkan diri untuk menjadi salah satu bawahannya yang disetujui oleh sang empu. Akhirnya ia dilatih keras untuk menembak dan berkelahi agar bisa melindungi Taehyung nanti.

Ia begitu bahagia ketika sudah resmi menjadi bawahan Kim Taehyung, bahkan ia telah berjanji untuk selalu setia pada sang tuan. Sampai dimana ia bertemu dengan seorang misterius, seseorang yang telah membuatnya berkhianat seperti ini.

"Waktu itu saya sedang membeli minum di supermarket, l-lalu seseorang yang memakai pakaian begitu tertutup datang menemui saya dan mengatakan," Sowon menarik napas sebelum melanjutkan,

"Bahwa dia akan memberikan 5 miliar pada saya, asal saya dapat memberikan salah satu senjata mahal milik tuan padanya. Dan bodohnya saya malah mengiyakan tanpa memikirkan apa yang akan terjadi kedepannya ketika tuan tahu bahwa saya sudah mencuri senjata mahal milik anda,"

"Sa-saya mengajak salah satu bawahan tuan untuk ikut mencuri senjata itu, tetapi saya tidak mengatakan bahwa saya akan menjual senjata itu pada seseorang karena saya takut dia akan melaporkannya pada tuan. Maka dari itu saya berbohong dengan mengatakan akan membawa senjata itu untuk membunuh seseorang."

"Pada malam harinya saya melarikan diri ketempat yang jauh agar tidak tertangkap oleh tuan, dan saat itu juga saya bertemu kembali dengan orang misterius itu yang aslinya adalah tuan Albern. Saya begitu terkejut ketika mengetahui bahwa orang misterius itu adalah tuan Albern,"

"Sebenarnya saya ingin melarikan diri, tetapi para anak buahnya menahan saya dan langsung memukul saya saat itu juga, lalu mereka mengambil senjata yang saya curi dan memberikan uang sebanyak 5 miliar pada saya. Setelah itu mereka mengancam saya untuk tidak membongkar identitas orang misterius itu pada tuan."

"Sejak saat itu, sa-saya tidak berani untuk kembali kemarkas karena saya takut akan dibunuh oleh tuan. Maka dari itu saya melarikan diri kekampung halaman, tapi tetap saja para anak buah anda menemukan saya..."

pria itu menunduk setelah menceritakan semua kebenarannya, walaupun pria Kim sendiri tidak bertanya. Ia tidak ingin berbohong, ia tidak ingin mati dengan cepat. Karena dirinya ingin menebus semua kesalahannya.

Tapi apakah itu akan terjadi?

"Saya mohon tuan, ampuni sa-saya... Saya sangat menyesal telah mengkhianati anda."

Taehyung memandang tajam dengan tangan yang mengambil sesuatu dibalik jasnya.

"Sekali pengkhianat tetap pengkhianat."

Dan satu tembakan tembus pada kepala Sowon, sudah dibilang jika Taehyung tidak gampang kasihan dan pemberi maaf pada seseorang. Apalagi orang itu sudah mengkhianatinya.

Pria Kim melempar pistol itu pada anak buahnya, ia hanya memandang datar pada tubuh tak bernyawa mantan bawahannya tersebut.

"Antarkan dia pada keluarganya."

"Baik tuan."

Taehyung keluar dari gedung tersebut untuk kembali ke mansionnya. Namun sebelum memasuki mobil, ia mendapat telepon dari seseorang.

"Ada apa?"

Besok datanglah kesini, ada yang ingin daddy bicarakan.

"Apa ada masalah serius disana?"

Tidak juga, ini mengenai Albern.

Mendengar itu tangan Taehyung terkepal erat.

"Baiklah, besok pagi aku akan berangkat kesana."

tbc.

Dápper • taekook [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang