Netra seindah galaksi itu terbuka ketika merasakan nyeri dibagian belakangnya. Jungkook menggeliat tak nyaman.
"Shh... Kenapa bumbum ku sakit sekali..." gumamnya.
Ia mendudukkan diri dengan gerakan pelan, namun rasa sakit itu seakan menjadi membuat mata bulatnya berkaca-kaca dengan bibir yang melengkung.
"HUWE HYUNGIE!!!"
Ia menangis kencang dengan memanggil sang kekasih yang entah dimana keberadaannya. Anak itu terus berteriak hingga membuat beberapa maid berlari dengan panik untuk menghampiri.
"Tuan muda, ada apa?" beberapa maid datang menghampiri Jungkook yang sedang menangis diatas ranjang.
"Hiks— mau hyungie.... Koo mau hyungie!"
"Tuan sedang berada diruang kerjanya, apa mau saya panggilkan atau saya antarkan tuan muda kesana?" tanya bibi maid lembut, ia menghapus airmata di pipi chubby si manis.
Jungkook menjawab dengan sesegukan, "Koo t-tidak bisa jalan... Panggilkan saja hyungie kemari bibi— hiks."
Bibi maid mengangguk, dirinya menyuruh seorang maid untuk memanggil sang tuan diruang kerjanya. Memang ruang kerja milik Taehyung kedap suara, jadi pria itu tidak dapat mendengar teriakan si manis padahal ruangan itu berada disebelah kamar tersebut.
"Baby kenapa?"
Taehyung datang dengan wajah khawatirnya, para maid memberikan ruang untuk mereka.
"Hiks hyungie..." si manis langsung memeluk tubuh besar itu dengan erat. Ia ingin marah-marah pada pria ini namun malu karena masih ada para maid disana.
"Iya hyungie disini sayang... Baby kenapa? Ada yang sakit?" namun anak itu malah diam membuat pria Kim mengernyitkan dahi bingung. "Apa yang terjadi pada kekasih saya?" tanyanya pada maid.
"Kami juga tidak tahu, tuan. Tadi kami mendengar teriakan tuan muda dan langsung berlari kesini."
Taehyung mengangguk, "Baiklah, sekarang kembalilah. Biar saya yang mengurusnya."
"Baik tuan, kami permisi."
Ketika para maid sudah keluar dari kamar itu, Jungkook akhirnya menggigit lengan berotot pria Kim cukup kuat hingga membuat sang empu meringis.
"Aww baby. Kenapa menggigit hyung?"
Si manis melepaskan pelukan dan melotot sok garang pada Taehyung.
"Karena ulah hyungie bumbum ku jadi sakit!"
"Bumbum?" beo Taehyung tidak mengerti.
"Huum, bumbum ku yang ini," ia menunjuk pantatnya sendiri membuat pria Kim mengerti dan menahan gemas. "Sakit sekali karena hyungie!"
Taehyung berdehem, sebenarnya ingin tertawa karena melihat ekspresi menggemaskan Jungkook. Tapi ia tahu itu akan membuat si manis lebih kesal lagi nanti.
"Oke maafkan hyung, hm? Apa mau hyung tiup-tiup saja biar hilang sakitnya?"
"Tidak mau, nanti hyungie malah keterusan lagi." balasnya dengan wajah cemberut lucu.
"Lalu?"
Si manis berpikir sejenak, "Apa tidak ada obat pereda nyeri?"
"Ohiya hyung lupa, ada salep untuk pereda nyerinya. Nanti hyung suruh bodyguard untuk membelikan."
***
Kini keduanya sedang sarapan bersama. Bumbum Jungkook juga sudah diberi salep untuk meredakan nyeri.
"Apa hyungie akan pergi bekerja?" tanya Jungkook.
"Tidak sayang, hyung akan menemanimu disini saja."
"Tapi aku ingin jalan-jalan... Tapi bumbum ku..." ia memasang wajah sedih.
"Kita bisa jalan-jalan di lain hari. Hari ini baby istirahat saja dirumah, hm?"
"Uhm baiklah hyungie."
Selesai sarapan, kini Taehyung tengah menemani sang kekasih yang sedang menonton kartun di tv. Anak itu begitu nyaman bersandar dibahunya. Namun, dering telepon seketika mengganggu fokusnya.
"Baby, hyung angkat telepon dulu ya?" izinnya pada Jungkook ketika melihat siapa yang menghubunginya.
"Iya hyungie."
Dengan itu pria tampan tersebut sedikit menjauh dari sana, itu panggilan dari salah satu bawahannya yang artinya ini cukup serius.
"Ada apa?"
Tuan, kami sudah menemukan Sowon. Dan sekarang dia sudah kami kurung di markas.
Seketika bibir tebal itu menyeringai.
"Good job. Besok aku akan kesana untuk menemuinya, hari ini aku ingin menjaga kekasihku yang sedang sakit."
Baik, tuan.
Setelah panggilan terputus, Taehyung lantas kembali lagi pada si manis yang masih anteng menonton serial kartun.
"Pantatmu masih sakit, sayang?"
"Ung sudah tidak terlalu sakit kok hyungie..."
Taehyung mengangguk, "Nanti juga baby terbiasa dengan rasa sakitnya."
Alis Jungkook berkerut bingung. "Maksudnya?"
"Jika sudah menikah nanti, hyung akan menggempurmu setiap hari." ucap pria Kim dengan bercanda.
"Huh— YAK! Mana bisa begitu hyungie, nanti bumbum ku mati rasa!"
Taehyung tertawa keras mendengar balasan si manis. Sebenarnya itu hanya akal-akalannya saja, mana mungkin ia tega menggempur lubang sempit itu terus-menerus?
Tapi jika itu kemauan Jungkook sendiri, ia pasti dengan senang hati akan melakukannya.
"Ih hyungie jangan tertawa!" marahnya dengan mencubit perut pria tampan tersebut.
"Ampun baby, hyung hanya bercanda."
"Menyebalkan!"
Anak itu membuang wajah karena merasa malu dan berpura-pura marah.
"Hey, jangan marah begitu. Hyung 'kan hanya bercanda sayang, mana mungkin hyung tega melakukan itu padamu hm?" bujuk Taehyung sembari menarik Jungkook untuk mendekat padanya.
"Tidak tahu."
"Gemasnya, mau ice cream?" tanya pria Kim.
Jungkook langsung menatap sang kekasih dengan berbinar, "Mau mau! Yang rasa cokelat ya, hyungie tampan."
"Langsung bahagia ketika ditawarkan ice cream ya?" Taehyung menggelitik pinggang kecil itu hingga si manis kegelian.
"Hahaha maaf hyungie, ampun!"
tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dápper • taekook [END]
Romance"I will make you mine." Banyak yang menggilainya, banyak yang terang-terangan menggodanya. Tapi, ia sama sekali tak tertarik pun melirik. Sebab, ia lebih tertarik pada pemuda cantik yang dengan terang-terangan menatapnya tak suka.